~*~
Kaki Sam terus melangkah melewati terotoar khusus pejalan kaki berlalu-lalang. Sesekali bola matanya memandang beberapa bangunan yang ada di sekelilingnya. Ia tidak sedang buru-buru untuk pergi ke kampus sekarang, maka dari itu ia gunakan untuk beristirahat dari mata pelajaran dan mengurus perusahaan.
Seharusnya hari ini ia menepati janjinya untuk pulang ke Indonesia. Namun, entah kenapa Shahab mengatakan bahwa pertemuan itu di tunda. Sebenarnya teman Ayahnya yang mana yang mau bertemu dengan Sam?
"Sam!!"
Seseorang memanggilnya dari seberang jalan raya. Sontak pandangan Sam menerka siapa yang memanggilnya, "Roman?"
Tak lama, Roman menyebrangi jalanan ramai tersebut. "Hei, Bro!! Ikut gue sebentar!" Ucap Roman yang datang langsung menyambar bahu Sam dan di tuntunnya ke suatu tempat.
"Kita mau kemana?"
"Udah, ikut aja!" Mereka pun menikmati jalan yang ramai ini dengan beriringan, sesekali Sam terlihat melepaskan rangkulan Roman. Namun, Roman kembali merangkulnya kembali. Semoga tidak ada apa-apa di antara mereka.
-Jakarta, Juni 2018
Malam sudah berganti pagi, sekarang pukul 6 dan masih cukup pagi untuk bersiap pergi ke kampus.
Namun, bagi Wulandari ini kesiangan. Harusnya ia bersiap-siap sejak pukul 5 tadi, karena semua barangnya harus tak ada yang tertinggal satu pun. Hari ini event kampus hari terakhir. Sebagai panitia, Wulan ingin berlaku adil terhadap kawan-kawannya. Tapi melihat keadaan teman-temannya yang tidak meyakinkan untuk melakukan tugas itu, akhirnya 80% Wulan sendiri yang mengerjakan tugas tersebut.
Handphone Wulan berbunyi di atas nakas dekat tempat tidurnya, dari Hendra. "Halo, Ndra?"
"Hai Wulan!"
"Tumben Lo pagi-pagi telpon? Gue lagi buru-buru nih!"
"Liat dulu ke luar jendela! Gue di depan rumah Lo!"
"Hah? Sepagi ini?" Tanya Wulan tak percaya sembari melirik ke bawah jendela. Benar! Hendra udah di bawah.
"Iya, kan Lo sendiri yang bilang jam 6 udah harus berangkat ke kampus? Kurang 10 menit lagi jam 6 nih? Lo nggak mau telat kan?"
"Iya, iya, ini juga mau turun!"
"Oke, take care!"
Lalu telepon terputus, "Mah, Wulan berangkat dulu ya!"
"Loh, Sayang? Pagi-pagi sekali? Papa anter ya?" Ucap Andhika.