~*~
"Selamat sore, semuanya."
Semua pasang mata yang ada di ruang tamu tertuju lelaki berkacamata hitam dengan gaya sok cool ini. Ya, siapa lagi kalau bukan Julio?
"Loh? Mas kok nyelonong masuk sih? Saya kan sudah minta mas tunggu dulu di depan?" Ucap Mba Nah bingung, "Maaf Tuan, tadi saya sudah suruh tunggu dulu di depan, tapi masnya~~"
Wulan tiba-tiba langsung berdiri dan menghampiri lelaki tersebut, "Lan? Mau kemana?" Tanya Andhika.
"Sebentar, Pah," sanggah WuLan lalu menghampiri lelaki tersebut.
"Ada tujuan apa Lo kesini?"
"Gue cuma mau ngajak Lo jalan? Lo mau nggak?" Tanya Julio membuat semua orang yang ada di ruang tamu terheran termasuk Bapak dan Mamak Roman.
Wulan sempat melihat ekspresi wajah Bapak Roman yang sudah tidak enak. Wulan khawatir jika Bapak Roman akan mengira bahwa Julio adalah teman dekat Wulan selama Roman di Den Haag.
"Ikut gue!" Ucap Wulan sembari menarik tangan Julio agar mengikutinya sampai halaman depan.
"Roman?" Panggil Mamak bingung dengan kejadian ini. "Siapa cowok itu?" Sambungnya.
"Bapak sama Mamak tenang, dia Julio.. Teman class anchor-ku di Den Haag, dulu dia juga sempat kuliah di kampus A bareng Wulan," jelas Roman memberi penjelasan.
"Roman, lebih baik kamu ikuti mereka!" Suruh Om Andhika lalu dibalas anggukan dengan Roman.
~*~
"Lan, gue salah ya mau ngajak Lo jalan?" Tanya Julio pada Wulan saat mereka sampai di depan halaman rumah Wulan.
Wulan pun menghempaskan tangan Julio dari genggamannya, "Jelas salah lah!! Lo nggak liat tadi baru ada tamu? Hah?" Tanya Wulan frustasi.
"Cuma Roman kan? Lagian gue cuma mau ngajak Lo pergi sebentar? Hendra aja boleh kapan aja main ke rumah Lo, masa' gue nggak? Daripada Lo gabut di rumah, ya kan?" Wulan mulai geram.
"Denger ya Julio, gue baru kenal Lo nggak se-lama gue kenal sama Hendra! Dan di dalem nggak cuma ada Roman, ada orang tuanya juga!"
"Emang Roman tuh siapa Lo sih? Hah? Sampe orang tuanya juga dateng ke sini? Hah?" Tanya Julio balik membuat Wulan menghela nafas panjang.
"Gue calon tunangannya!"
Ke dua pasang mata yang tengah adu mulut kini menatap orang yang baru saja muncul dari ambang pintu. Ya, Roman. Dia adalah calon tunangan Wulan saat ini. Wulan yang masih susah mengatur emosi, kini hanya menatap Roman penuh harap.
Pandangan keduanya bertemu, Roman mendekat ke arah Julio dan Wulan.
Roman meraih tangan Wulan lalu menggenggamnya, "Wulan calon tunangan gue mulai malam ini, kita akan tunangan Minggu depan," jelas Roman pada Julio yang kini mengernyitkan dahi tak percaya.