⚜️⚜️⚜️
"Nanti pulang dari kampus gue jemput ya, Lan?" Ucap Devon sembari menyetir mobil.
"Nggak usah, Von.. Gue bisa kok order ojek," tolak Wulan dengan cepat.
"Cuacanya lagi nggak bagus lho, Lan? Kalo tiba-tiba hujan gimana?" Tanya Devon mencari alasan agar Wulan tak menolaknya.
"Ya nanti gue bisa telpon taksi, ribet amat sih?" Ucap Wulan geram.
"Lan, Gue di sini mau jagain Lo selama Roman nggak ada, lagian dia juga udah setuju kalo Gue ambil alih waktu dia buat Lo selama dia di Belanda."
"Von, Gue udah gede! Roman aja nggak setiap hari ngekor sama gue? Gue nggak nyaman kalo Lo terus ngikutin gue kaya gini!"
"Ya, maaf, Lan.. Biar gimana pun juga, Bokap Lo juga udah percayai gue buat jagain Lo," jawab Devon dengan santai. Sebal mendengar ocehan Devon yang berlebihan, Wulan meminta Devon untuk menghentikan mobilnya.
"Lan, Kita belum sampe kampus kamu?"
"Berhenti sekarang!"Devon mendengus kesal, ia pun menghentikan mobilnya tepat di samping halte yang cukup ramai. Wulan bergegas turun dan berjalan mencari taksi.
***
Amsterdam Centraal
Sebuah kereta api berhenti tepat di depan Samuel, sudah 1 jam ia menunggu seorang yang kemarin ia minta bertemu di tempat ini. Amsterdam sedang turun salju, kereta pun sempat tertunda karena beberapa rel yang terhalang salju.
Saat sebuah pintu kereta terbuka, orang yang Samuel kenali melangkah keluar kereta sembari mengantungi kedua tangannya di masing-masing saku jaket tebalnya. Setelah lima langkah dari kereta, orang itu terkejut bukan main saat kelopak matanya melihat Samuel sejak tadi mengamati dirinya dari kejauhan. "Aishh! Elo? Temen Lo mana?" Tanya lelaki itu sembari mengangkat dagunya beberapa kali.
"Ikut gue!" Ucap Sam tanpa basa-basi menarik lelaki itu menjauh dari bisingnya stasiun.
"Heh! Gue lagi ngomong! Temen Lo mana?" Ucapnya penuh penekanan sebelum Sam menariknya.
"Kemaren gue yang chatt Lo!" Tanpa basa-basi lagi Sam menarik tangan Julio menjauh dari keramaian stasiun.
"Ada apa sih, Bro? Lo kaya mau nyulik gue tau nggak?" Ocehan Julio saat mereka sampai di tempat sepi. "Banyak bacot deh!!" Semprot Sam yang membuat Julio tak lagi mengelak.
Sam pun mulai menjelaskan apa yang ia ingin sampaikan kepada Julio. Sam datang meminta bantuan bukan berarti ia datang dengan tangan hampa. Julio pun akhirnya setuju meski harus berkorban tenaga dan waktu, demi mendapatkan apa yang ia inginkan selama ini.
"Oke, gampang lah!"⚜️⚜️⚜️
"Lo kapan balik ke Amrik?"
"Kok Lo tanya kaya gitu, Lan? Lo pengen gue cepet-cepet balik ke Amrik?"Wulan membuang muka, "Gue cuma nanya kali? Baperan banget sih, Lo?"
"Gue memang lagi libur semester Lan, Jadi masih lama mungkin, 2 Minggu lagi?"
Wulan menghembuskan nafas panjang, pertanda ia harus lama untuk bersabar. Bersabar untuk tahan beberapa Minggu lagi bersama Devon saat ini. Entah kenapa semenjak Wulan bertunangan dengan Roman, ia lebih sensitif dan tidak mau berurusan lagi dengan orang-orang yang menurutnya tidak perlu ikut campur dalam hubungannya dan Roman.
"Man, aku capek diikutin Devon terus!" Rengek Wulan saat menatap foto Roman di layar handphone-nya.
Sayangnya, Roman sedang tidak bisa dihubungi. Kata Sam, handphone-nya rusak saat menginap di rumah temannya, jadi, selama seminggu ini Wulan belum bisa menghubunginya sebelum tugas mereka rampung dan Roman kembali ke apartemen Sam.