"poni lo berantakan" Ucapnya singkat seraya merapikan poni depanku yang berantakan tertiup angin tadi.
Jangan tanya bagaimana perasaanku. Dan apa responku.
Aku hanya diam, dengan muka polos.
Dan ia menanggapinya dengan, "masuk gih kedalem. Udah mau hujan. Nanti lo sakit"
Yang aku lakukan hanyalah balik kanan, masuk kedalam rumahku tanpa berkata apapun.
Setelah menutup pintu rumah, aku mengintip diantara celah jendela dengan gorden hijau. Ia melambaikan tangan seraya tersenyum kepadaku.
Aku berteriak heboh. Histeris. Tidak tahan akan ketampanannya. Tidak tahan akan kalimat manis yang tadi diucapkannya.
Setelah semua hal yang ia lakukan seperti menyapaku setiap pagi, mengucapkan hati- hati saat aku ingin pulang, dan mengantarku seperti tadi, aku sedikit percaya diri bahwa ia juga menyukaiku.
Bukankah benar begitu?
Aku tertawa memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
struggle for nothing
RomanceAku mulai menggoreskan tinta hitam diatas kertas yang putih. Sesekali menyeka air mata dipipiku. Berfikir. Mencoba menuliskan cerita tentang kita. Tapi, pena hitamku tiba-tiba berhenti seiring berhentinya pergerakan tanganku. Bingung. Apa yang aka...