Mataku terbuka saat mendapati cahaya silau dari sinar lampu.
Aku memperhatikan kesekeliling dan mendapati Titan sedang duduk dikursi disampingku, dengan kepala yang ditelungkupkan. Tertidur pulas.
Tangan kanannya memegang tangan kananku yang terbalut infus.
Mataku membelalak. Lho?
Ini bukan UKS, pikirku.
Ini rumah sakit.
Tidak lama kemudian, Kedua orangtuaku masuk keruangan tempatku dirawat.
"eh, udah sadar, sayang? apa yang kamu rasain? masih pusing?" Mama bertanya penuh ke khawatiran.
Aku menggeleng.
"kalau aja tadi kamu nurut, nggak bakal kayak gini, sayang..." Papa menimpali.
"ini jam berapa?" tanyaku lemas.
"jam 7 malam, sayang"
Aku terkejut. Selama itukah aku tidak sadarkan diri?
Lalu Titan? Ia masih memakai seragam sekolah. Apa jangan-jangan, ia menungguiku sejak tadi?
"tadi pihak sekolah nganterin kamu kesini, Titan marah-marah, ngotot minta kamu dibawa ke rumah sakit"
"akhirnya mama dikabarin sama pihak sekolah, terus mama langsung kabarin papa. Langsung kesini"
"untung kamu dibawa kesini,nay. Kamu sakit demam berdarah. Kalo telat dibawa kerumah sakit, nggak tau lagi deh mama harus gimana" Mama tersenyum, mengusap kepalaku penuh sayang.
Titan masih tertidur pulas. Tidak merasa terganggu dengan percakapanku dan mama.
Kelihatannya dia lelah sekali.
"kamu harus berterima kasih sama Titan, nay. Dia perhatian banget sama kamu. Sampe bela-belain jagain kamu disini" Mama menghela napas.
"mama yakin dia suka sama kamu, nay" lanjutnya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
struggle for nothing
RomansaAku mulai menggoreskan tinta hitam diatas kertas yang putih. Sesekali menyeka air mata dipipiku. Berfikir. Mencoba menuliskan cerita tentang kita. Tapi, pena hitamku tiba-tiba berhenti seiring berhentinya pergerakan tanganku. Bingung. Apa yang aka...