Bel pulang sekolah nyaring terdengar. Aku dan teman-temanku langsung merapikan buku tanpa peduli bapak guru yang belum menutup pelajaran.
10 menit kemudian, kami keluar dari kelas.
Titan sudah menungguku didepan kelas. Berdiri dengan punggung menyender kepada tembok. Seperti badboy pada umumnya.
Aku tersenyum melihatnya. Ia tampan sekali.
Jantungku berdetak lebih kencang.
Untuk apa ia menungguku? hari ini ia tidak punya janji apapun denganku. Kalau ingin mengantarku pulang, ia selalu bilang padaku terlebih dahulu.
Ia menarik tanganku yang sedang lewat di hadapannya. Aku tersenyum.
Tadi aku berpura-pura tidak tahu. Ya siapa sangka ia akan bertemu dengan temanku yang lain?
Ia mengisyaratkan kalau ia ingin membisikiku sesuatu.
Aku mendekatkan telingaku kepadanya.
"hati-hati pulangnya"
"nanti kalo lo kenapa-napa, gue sayangnya sama siapa dong?"
Dan untuk yang kesekian kalinya, aku tidak dapat menahan senyumku.
KAMU SEDANG MEMBACA
struggle for nothing
Roman d'amourAku mulai menggoreskan tinta hitam diatas kertas yang putih. Sesekali menyeka air mata dipipiku. Berfikir. Mencoba menuliskan cerita tentang kita. Tapi, pena hitamku tiba-tiba berhenti seiring berhentinya pergerakan tanganku. Bingung. Apa yang aka...