Tampan, badboy, nakal tapi juga pintar, terkenal.
Siapa yang tidak suka?
Siapa yang tidak menjerit kala cowok itu menyapa? mengucapkan kata singkat seperti, "hai"
Sama sepertiku. Tadi ia menyapaku. Tidak hanya menyapa. Ia juga menawarkan diri untuk mengantarkanku pulang.
"nggak usah, Tan" aku menolaknya pelan, tersenyum kecil.
Walau sebetulnya, hatiku berkebalikan dengan apa yang kujawab.
Tapi cowok tampan itu sepertinya mengetahui isi hatiku.
Yang dia lakukan adalah menarik tanganku yang kala itu berdiri didepan lapangan, dan terus berjalan sampai keparkiran.
"naik, nay" Ucapnya setelah sampai didepan motor sport nya.
Kikuk. Itulah yang kurasakan saat berada tepat dibelakangnya.
Tapi aku selalu saja merasa nyaman berada didekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
struggle for nothing
RomanceAku mulai menggoreskan tinta hitam diatas kertas yang putih. Sesekali menyeka air mata dipipiku. Berfikir. Mencoba menuliskan cerita tentang kita. Tapi, pena hitamku tiba-tiba berhenti seiring berhentinya pergerakan tanganku. Bingung. Apa yang aka...