"siapa?" Ia bergumam. Berfikir.
Aku merasakan jantungku berdetak jauh lebih cepat dari biasanya.
Jauh lebih kencang saat ia mencubit pipiku atau mengelus puncak kepalaku.
"siapa ya?"
"umm.."
"pacar mungkin?"
"iya nggak, nay?"
Aku merasa jantungku copot dari tempatnya.
Ia tertawa. Teman-teman yang lain sibuk meledeki. Bertanya, atau meminta pajak jadian. Mereka mengira aku sudah berpacaran dengan Titan.
Aku benar-benar salah tingkah.
Ia lalu mengambil tanganku, dan menaruhnya di pahanya.
Menggenggam tanganku kuat-kuat. Tidak memerdulikan ledekan teman-teman yang lain.
Aku rasa kalau terlalu sering seperti ini, aku benar-benar tidak akan bisa tanpanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
struggle for nothing
RomanceAku mulai menggoreskan tinta hitam diatas kertas yang putih. Sesekali menyeka air mata dipipiku. Berfikir. Mencoba menuliskan cerita tentang kita. Tapi, pena hitamku tiba-tiba berhenti seiring berhentinya pergerakan tanganku. Bingung. Apa yang aka...