Part 2

407 20 0
                                    


Sekali lagi wajah Miss Mary Sutherland yang agak hampa menunjukkan keheranan. "Ya, saya memang kabur dari rumah," katanya. "Saya sebal karena Mr. Windibank, ayah saya, menganggap enteng masalah ini. Dia tidak mau lapor polisi, tidak mau menemui Anda, dan tidak berbuat apa-apa. Dia malah mengatakan bahwa toh tak ada kerugian apa-apa. Maka saya pun menjadi jengkel, lalu mengemasi barang-barang saya, dan langsung pergi menemui Anda." 

"Ayah Anda?" tanya Holmes. "Maksudnya pasti ayah tiri Anda, karena nama keluarganya lain dari nama keluarga Anda. Begitukah?" 

"Ya, ayah tin saya. Saya memanggilnya Ayah, walaupun kedengarannya lucu, karena umurnya cuma lima tahun dua bulan lebih tua dari saya." 

"Apakah ibu Anda masih hidup?" 

"Oh, ya. Ibu saya masih hidup dan dalam keadaan baik-baik saja. Saya agak keberatan, Mr. Holmes ketika ibu saya menikah lagi tak lama setelah ayah kandung saya meninggal. Menikahnya dengan pria yang hampir lima belas tahun lebih muda dari dirinya lagi! Dulu, Ayah membuka usaha perbaikan leding di Tottenham Court Road, dan ketika dia meninggal, usahanya sedang berjalan dengan baik. Ibu lalu melanjutkan usaha itu bersama Mr. Hardy, kepala para tukang. Ketika Mr. Windibank masuk dalam kehidupan Ibu, pria itu menyuruhnya menjual usaha tersebut. Dia menganggap usaha begitu tak pantas untuknya, karena dia adalah seorang pedagang anggur botolan. Mereka akhirnya menjual usaha Ayah dengan harga 4.700 pound, jumlah yang cuma sedikit dibanding kalau ayah kandung saya yang menjualnya." 

Kupikir Sherlock Holmes akan menjadi tak sabar dengan kisah yang ngelantur dan ngawur ini. Tapi sebaliknya, dia malah mendengarkan dengan penuh perhatian. 

"Penghasilan Anda sendiri," tanyanya, "apakah itu berasal dari usaha ayah Anda itu?" 

"Oh, tidak, sir. Lain. Penghasilan saya berasal dari warisan Paman Ned yang dulu tinggal di Auckland, dalam bentuk saham yang berbunga empat setengah persen. Jumlah seluruhnya 2.500 pound, tapi saya hanya berhak menerima bunganya." 

"Kisah Anda sangat menarik perhatian saya," kata Holmes. "Karena penghasilan Anda mencapai seratus pound setahunnya, ditambah lagi dengan hasil kerja Anda sendiri, Anda pastilah bisa bepergian ke mana-mana dan memanjakan diri kalau mau. Saya rasa seorang wanita yang masih sendirian seperti Anda hanya memerlukan sekitar enam puluh pound setahun." 

"Biaya hidup saya tidak sampai enam puluh pound, Mr. Holmes, tapi Anda harus tahu bahwa selama saya masih tinggal di rumah, saya tak mau menjadi beban. Jadi merekalah yang memakai uang itu selama saya tinggal bersama mereka. Tentu saja itu takkan berlangsung selamanya. Mr. Windibank mengambil bunga uang saya setiap tiga bulan sekali, lalu menyerahkannya pada ibu saya, sedangkan saya hanya memegang uang hasil pekerjaan mengetik. Saya mendapat upah dua penny selembar, dan dalam sehari saya bisa mengetik lima belas sampai dua puluh lembar." 

"Anda telah menggambarkan keadaan Anda dengan sangat jelas," kata Holmes. "Ini teman saya, Dr. Watson. Anda bisa bercerita kepadanya sebebas Anda bercerita kepada saya. Sekarang, silahkan ceritakan hubungan Anda dengan Mr. Hosmer Angel." 

Wajah Miss Sutherland memerah sejenak dan dengan gelisah dia mempermainkan ujung jaketnya. "Saya bertemu untuk pertama kali dengannya pada pesta dansa para tukang leding," katanya. "Ketika masih hidup ayah saya sering diundang ke pesta seperti itu, dan sesudah Ayah meninggal Ibu tetap diundang. Mr. Windibank tak mengizinkan kami menghadiri pesta pesta semacam itu. Dia tak pernah mengizinkan kami pergi ke mana pun. Bahkan, dia juga marah ketika saya ingin pergi ke jamuan makan Sekolah Minggu di gereja. Tapi waktu itu saya bertekad untuk pergi, karena apa haknya melarang saya? Dia mengatakan bahwa yang hadir di pesta dansa itu tidak pantas menjadi teman kami padahal mereka semuanya teman ayah kandung saya. Lalu dia mengatakan bahwa saya tak punya pakaian pesta yang pantas, padahal saya punya gaun pesta berwarna ungu yang jarang sekali keluar dari lemari pakaian saya. Akhirnya, karena dia tak bisa mencari alasan lain lagi yang masuk akal dia terbang ke Prancis untuk mengurus bisnisnya. Kami, Ibu dan saya, nekat pergi ke pesta dansa itu bersama Mr. Hardy, yang dulu menjadi kepala tukang di kantor Ayah. Di pesta itulah saya berkenalan dengan Mr. Hosmer Angel." 

"Saya rasa," kata Holmes, "ketika Mr. Windibank kembali dari Prancis, dia marah ketika mengetahui bahwa kalian telah pergi ke pesta dansa itu." 

"Oh, anehnya, dia baik-baik saja. Saya ingat, dia malah tertawa, mengangkat kedua bahunya, dan mengatakan bahwa tak ada gunanya bersitegang dengan wanita, karena bagaimanapun mereka akan mencari jalan supaya keinginannya terkabul." 

"Oh, begitu. Jadi di pesta dansa para tukang leding itulah Anda bertemu dengan pria bernama Mr. Hosmer Angel itu." 

"Ya, sir. Saya bertemu dengannya malam itu, dan keesokan harinya dia menelepon untuk menanyakan apakah kami sudah sampai di rumah dengan selamat. Sesudah itu, kami—tepatnya saya—masih bertemu lagi dengannya sebanyak dua kali, Mr. Holmes. Lalu kami berdua pergi berjalan-jalan. Tapi sesudah itu, ayah tiri saya kembali dari perjalanannya, dan Mr. Hosmer Angel tak bisa lagi datang ke rumah kami." 

"Tak bisa?" 

"Yah, Anda kan tahu, Ayah tidak suka hal semacam itu. Dia tak mengizinkan kehadiran tamu, bahkan tamunya sendiri. Dia sering mengatakan bahwa seorang wanita harus merasa cukup bahagia dalam lingkungan keluarganya saja. Tapi menurut saya, seperti sering saya katakan kepada Ibu, seorang wanita tentu ingin juga membentuk keluarga baru—punya suami dan anak-anak, maksud saya." 

"Tapi bagaimana dengan Mr. Hosmer Angel? Tidakkah dia berupaya untuk menemui Anda?" 

"Yah, Ayah akan berangkat ke Prancis lagi seminggu kemudian, dan kata Hosmer, dalam suratnya, sebaiknya kami tak saling bertemu sampai Ayah pergi. Kami saling bertulis surat saja-selama menunggu itu, dan suratnya datang setiap hari. Saya mengambil suratnya setiap pagi, sehingga Ayah tak pernah tahu akan hal ini". 

"Apakah Anda sudah bertunangan dengannya saat itu?" 

"Oh, ya, Mr. Holmes. Kami bertunangan setelah kami berjalan-jalan untuk pertama kali. Hosmer—Mr. Angel—bekerja sebagai kasir pada sebuah kantor di Leadenhall Street, dan..." 

"Kantor apa?" 

"Wah, maaf, Mr. Holmes, saya tak tahu." 

"Kalau begitu, di mana rumahnya?" 

"Dia tinggal di kantor itu juga." 

"Dan Anda tak tahu alamatnya?" 

"Tidak—hanya tahu nama jalannya, Leadenhall Street" 

"Kalau begitu, waktu Anda mengirim surat padanya, Anda alamatkan ke mana surat itu?" 

"Ke Kantor Pos Leadenhall Street. Surat itu akan ditinggal di situ sampai dia datang mengambilnya. Dia mengatakan bahwa kalau surat saya dialamatkan ke kantornya dia akan diolok-olok oleh teman-teman sekerjanya, karena telah menerima surat dari seorang wanita. Lalu saya usulkan agar surat saya diketik saja, toh surat-suratnya juga diketik, tapi dia menolak. Menurutnya, kalau saya sendiri yang menulis surat itu, lebih mantap rasanya bagi dia. Kalau diketik, sepertinya surat itu bukan dari saya. Mr. Holmes, coba bayangkan bagaimana dia sampai memikirkan hal-hal sekecil itu itu menunjukkan betapa sayangnya dia pada saya." 

.........................................................
Dibutuhkan kanan dan kiri untuk bisa berjalan beriringan, jika salah satunya patah maka semuanya tidak sama lagi

the adventure of sherlock holmesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang