Petualangan Bangsawan Muda Part 2

132 7 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.

"Sudah?"

"Satu berita pendek lagi di koran pagi lainnya, tapi kelihatannya cukup penting."

"Apa isinya?"

"Miss Flora Millar, wanita yang telah menyebabkan gangguan itu sudah ditangkap. Ternyata dia dulu seorang penari di Bar Allegro, dan dia sudah lama berhubungan dengan pengantin pria. Hanya itu. Tak ada rincian lainnya lagi, dan sekarang kasus ini seluruhnya berada di tanganmu."

"Kasus yang amat menarik, tak akan kulewatkan begitu saja. Dengar, bel berbunyi, Watson, dan karena jam menunjukkan pukul empat lewat sedikit, aku yakin yang datang itu tentulah klien bangsawan kita. Jangan pergi dulu, Watson, karena aku perlu saksi yang sedikitnya dapat membantuku mengingat-ingat."

"Lord Robert St. Simon," kata penjaga pintu sambil membuka pintu kamar kami. Seorang pria melangkah masuk. Wajahnya menyenangkan, sopan, hidungnya mancung, kulitnya agak pucat, mulutnya agak cemberut, matanya lebar-mata orang yang seumur hidupnya terbiasa memberi perintah dan dihormati. Sikapnya sigap, tapi secara umum dia nampak lebih tua dari usia sebenarnya. Dia agak bungkuk, dan kalau berjalan lututnya agak bengkok. Ketika dia melepas topinya yang melengkung tepinya, tampaklah rambutnya yang penuh uban di pinggirannya, dan sangat tipis di bagian atas kepalanya. Pakaiannya ramai sekali: kerah tinggi jas panjang hitam, rompi putih, sarung tangan kuning, sepatu kulit, dan kaus kaki berwarna terang. Dia memasuki ruangan kami dengan perlahan sambil melongok ke kiri dan ke kanan. Tangan kanannya mengayunayunkan tali kacamatanya yang berwarna keemasan.

"Selamat sore, Lord St. Simon," kata Holmes sambil berdiri dan membungkuk memberi hormat. "Silakan duduk. Ini teman dan rekan sekerja saya, Dr. Watson. Silakan mendekat ke perapian, dan mari kita bicarakan masalah Anda."

"Masalah yang amat menyedihkan bagi saya, Mr. Holmes, sebagaimana mungkin Anda bisa bayangkan. Hati saya betul-betul terluka. Tentunya Anda sudah pernah menangani kasus-kasus peka seperti ini, sir, walaupun mungkin bukan dari golongan bangsawan."

"Saya tak ingin menyombongkan diri

"Maaf?"

"Klien saya terakhir yang bermasalah sejenis ini adalah seorang raja."

"Oh, ya! Saya tak tahu itu. Raja dari mana?"

"Dari Skandinavia."

"Apa! Apakah istrinya juga menghilang?"

"Mohon Anda bisa memaklumi," kata Holmes dengan halus, "bahwa saya selalu berjanji untuk merahasiakan masalah klien saya, termasuk Anda juga."

"Tentu! Betul! Betul sekali! Maafkan saya. Sedangkan mengenai kasus saya, saya telah siap untuk memberikan informasi yang mungkin bisa menolong Anda untuk mengemukakan pendapatAnda."

"Terima kasih. Saya sudah tahu semua yang dimuat di koran-koran. Saya rasa semuanya benar-misalnya artikel ini, yang menyebutkan tentang menghilangnya pengantin wanita."

Lord St. Simon menatap artikel itu sekilas. "Ya, benar."

"Tetapi diperlukan kelengkapan informasi sebelum saya bisa menyatakan pendapat saya.Bisakah saya mendapatkan itu secara langsung, yaitu dengan cara menanyakan beberapa hal kepada Anda?"

"Silakan."

"Kapan Anda bertemu dengan Miss Hatty Doran untuk pertama kali?"

"Setahun yang lalu, di San Francisco."

"Apakah pada waktu itu Anda sedang bepergian ke Amerika Serikat?"

"Ya."

"Apakah setelah itu kalian langsung bertunangan?"

the adventure of sherlock holmesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang