.
.
.
.
.
.
.
."Sebetulnya kami akan berangkat ke Paris besok pagi. Tapi Mr. Holmes datan menemui kami malam ini. Entah bagaimana caranya beliau bisa mengetahui alamat kami. Menurut beliau, rasa malu saya tidaklah pada tempatnya, dan sebaliknya dia setuju dengan pemikiran Frank agar kami membuka saja rahasia kami kepada umum. Lebih jauh dikatakannya, bahwa hidup kami ada dalam jalan yang salah kalau kami terus-menerus menyembunyikan rahasia kami ini. Kemudian dia menawarkan kesempatan untuk berbicara kepada Lord St. Simon secara pribadi. Itulah sebabnya kami segera datang kemari.
"Nah, Robert, kau telah mendengar semuanya, dan aku mohon maaf telah menyakiti hatimu. Kuharap kau tak memandang rendah diriku."
Sikap Lord St. Simon tetap kaku, alisnya mengernyit dan bibirnya terkatup rapat selama dia mendengarkan kisah yang panjang ini.
"Maaf," katanya, "aku tak biasa membicarakan masalah pribadiku di depan umum."
"Oh, jadi kau tak memaafkanku? Kau tak mau berjabat tangan denganku sebelum kita berpisah?"
"Oh, boleh saja, kalau itu yang kau inginkan".
Diulurkannya tangannya, dan dengan sikap dingin dijabatnya tangan gadis itu.
"Tadinya saya mengharapkan," usul Holmes, "kalau mungkin Anda bersedia makan malam bersama kami sebagai tanda persahabatan."
"Saya kira itu permintaan yang terlalu berlebihan," jawab bangsawan itu. "Saya terpaksa menerima kenyataan ini, tapi tentu saja saya tak siap untuk bergembira ria atas hal ini. Kalau Anda sekalian tak keberatan, saya minta permisi dulu. Selamat malam." Dia membungkuk sedikit, lalu menghilang dari pandangan kami.
"Kalau begitu, saya yakin paling tidak Anda berdua bersedia menemani kami makan malam?" tanya Holmes. "Saya selalu merasa gembira kalau bertemu dengan orang Amerika, Mr. Moulton, karena saya adalah salah satu orang yang percaya bahwa perbedaan yang ada saat ini antara monarki di sini dan sistem pemerintahan di sana tak akan mencegah keturunan kita kelak untuk bersatu di bawah satu bendera."
"Kasus ini menarik sekali," komentar Holmes ketika tamu kami sudah pulang, "karena penjelasannya sangat sepele. Padahal pada awalnya nampaknya amat rumit. Benar-benar tak tertandingi rumitnya. Urut-urutan kejadiannya sebenarnya biasa saja, tapi menjadi aneh kalau dilihat dari sudut pandang Mr. Lestrade, misalnya."
"Pandanganmu sendiri ternyata tak meleset sedikit pun, begitukah?"
"Sejak awal, ada dua hal yang kuketahui dengan jelas. Pertama, kesediaan gadis itu untuk menikah dengan Lord St. Simon. Kedua, kekacauan yang melanda dirinya sebelum dia sampai di tempat pesta. Jelas, telah terjadi sesuatu sebelum pesta itu berlangsung, yang telah menyebabkannya berubah pikiran. Apakah itu? Dia tak mungkin berbincang-bincang dengan orang lain dalam perjalanan dari gereja ke rumah ayahnya, karena dia bersama-sama dengan mempelai pria. Atau mungkinkah dia telah melihat seseorang? Kalau benar, pasti orang Amerika, karena dia belum lama tinggal di negeri ini, sehingga tak mungkin ada orang sini yang begitu besar pengaruhnya pada dirinya. Melihat tampang lelaki itu saja dia langsung berubah pikiran, kok!
"Nah, kita sudah sampai pada kesimpulan bahwa dia mungkin melihat seorang Amerika. Lalu, siapakah orang Amerika ini, dan mengapa pengaruhnya sangat besar pada diri gadis itu? Mungkin kekasihnya, mungkin suaminya. Aku tahu bahwa gadis itu dibesarkan di lingkungan yang kasar, dan dalam keadaan yang tak umum. Semua ini sudah kuketahui sebelum Lord St. Simon memaparkan kisahnya. Ketika dia mengatakan tentang hadirnya seorang pria di baris depan gereja, perubahan sikap pengantin wanita, kesengajaannya menjatuhkan buket bunga sebagai upaya untuk menerima secarik pesan, percakapannya dengan pelayan pribadinya, dan ucapannya tentang 'menerjang tuntutan', yang di daerah pertambangan berarti menuntut kembali sesuatu yang sejak dulu sebenarnya menjadi hak seseorang, maka jelaslah sudah semuanya ini. Gadis itu dulu pasti pernah berhubungan dengan seorang pria, entah baru taraf berpacaran, atau sudah terikat pernikahan. Tapi aku lebih cenderung pada kemungkinan yang terakhir."
"Dan bagaimana kau bisa tahu di mana mereka berada?"
"Seharusnya memang tak mudah, tapi teman kita Lestrade membawa informasi yang sangat berharga kemari. Tapi dia sendiri malah tak menyadari hal itu. Inisial yang tertulis di kertas yang dibawanya itu memang penting juga, tapi yang lebih penting ialah indikasi bahwa pria Amerika itu telah membayar sewa hotel selama seminggu. Dia menginap di salah satu hotel paling mewah di London."
"Dari mana kau tahu kalau hotel yang diinapinya mewah?"
"Dari tarifnya. Kamar, 8 shilling. Segelas anggur, 8 penny. Bukankah itu tarif hotel mewah? Tak banyak hotel di London yang setinggi itu tarifnya. Ketika aku mencari-cari hotel mana yang kira-kira pernah ditinggalinya, aku berhasil mendapatkan nama seorang Amerika, Francis H. Moulton, pada hotel kedua yang kumasuki di daerah Northumberland Avenue. Pria itu telah meninggalkan hotel itu sehari sebelumnya. Ketika aku mengamati tagihan-tagihannya di hotel itu, ternyata cocok dengan yang tertera di kertas yang dibawa Lestrade. Surat-surat untuknya dialamatkan ke Gordon Square 226. Dan ke sanalah aku lalu berangkat.
"Aku beruntung karena pasangan itu kebetulan ada di tempat. Aku pun lalu menguliahi mereka, dan menyarankan bahwa sebaiknya mereka tak merahasiakan hubungan mereka lagi, baik kepada publik maupun khususnya, kepada Lord St. Simon. Aku mengundang mereka untuk bertemu bangsawan itu di sini, dan sebagaimana kau saksikan sendiri, bangsawan itu pun memenuhi panggilanku."
"Tapi hasilnya tak terlalu menyenangkan," komentarku. "Sikapnya tadi benar-benar norak."
"Ah! Watson," kata Holmes sambil tersenyum, "kau pun mungkin akan berbuat begitu kalau setelah susah-susah berupaya macam-macam dan malah sudah dinikahkan di gereja, ternyata tiba-tiba kau kehilangan istri sekaligus sumber kekayaan. Kasihan juga Lord St. Simon itu! Untunglah kita tak akan mungkin mengalami hal seperti itu. Nah, sekarang coba tegakkan kursimu, dan tolong ambilkan biolaku. Yang jadi masalah sekarang ialah bagaimana mengisi waktu senggang kita sepanjang malam malam musim gugur yang membosankan ini."
___________________END___________________
Next update will be the new adventure. Wait for it and see you guys there.
KAMU SEDANG MEMBACA
the adventure of sherlock holmes
AcciónKisah - kisah dari the adventure of sherlock holmes yang terdiri dari 12 seri. Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dari novel yang sama. Highest rank #3 on #Sherlockholmes 190810 #2 on #Sherlockholmes 190813 #3 on #Sherlockholmes 200404