Ibu Jari Sang Insinyur

119 8 0
                                    

Part 2

Aku membersihkan lukanya, mengobatinya, menutupnya dengan kapas, dan terakhirmembalutnya. Dia berbaring tenang tanpa menggeliat kesakitan sedikit pun. Hanya kadang-kadang diamenahan rasa sakit dengan menggigit bibirnya

"Bagaimana  sekarang?" tanyaku setelah selesai mengobatinya.

"Hebat! Setelah minum brendi tadi, dan setelah tangan saya Anda balut, saya kini benar-benar merasa lain. Tadinya, saya lemas sekali karena harus mengalami banyak hal yang sangat menakutkan."

"Mungkin Anda sebaiknya tak usah membicarakan hal itu dulu, karena mungkin masih sangat mengguncangkan diri Anda."

"Tidak, sekarang tidak lagi. Lagi pula saya toh harus menceritakan peristiwa ini pada polisi.Tapi terus terang saja, Dokter, seandainya tidak melihat luka ini, saya yakin polisi takkan mempercayai laporan saya. Peristiwa yang saya alami ini sangat unik, dan tak ada bukti sedikit pun yang bisa mendukungnya. Bahkan kalau mereka percaya pada omongan saya, saya hanya bisa menyajikan petunjuk-petunjuk yang samar. Saya jadi ragu-ragu apakah keadilan akan bisa ditegakkan dalam kasus saya ini."

"Ha!" teriakku. "Kalau kasus Anda ini merupakan masalah yang perlu diselesaikan, bagaimana kalau saya menganjurkan agar Anda berkonsultasi dengan teman saya, Sherlock Holmes, sebelum Anda melapor ke polisi secara resmi?"

"Oh, saya pernah mendengar tentang teman Anda itu," jawab sang tamu, "dan saya senang sekali kalau dia bersedia menangani kasus saya ini, walaupun tentu saja saya juga akan memakai jasa polisi resmi. Bersediakah Anda memperkenalkan saya kepadanya?"

"Tentu saja. Bahkan saya akan mengantarkan Anda ke tempat tinggalnya."

"Terima kasih banyak."

"Mari kita panggil kereta sekarang. Kita makan pagi di sana saja bersamanya, setuju?"

"Baik. Saya baru akan merasa lega kalau saya sudah membeberkan kisah saya."

"Saya akan suruh pelayan saya memanggil kereta. Silakan tunggu sebentar."

Aku berlari ke atas, pamit kepada istriku, dan lima menit kemudian sudah berada dalam kereta bersama kenalan baruku menuju ke Baker Street.Sebagaimana dugaanku, Sherlock Holmes sedang duduk santai di ruang tamunya, masih mengenakan pakaian tidur. Dia sedang membaca kolom kriminalitas koran The Times sambil menyulut pipa sebagaimana selalu dilakukannya menjelang makan pagi. Pipa yang diisapnya itu berisi potongan-potongan sisa tembakau hari sebelumnya yang telah dikeringkan dan dikumpulkannya dengan hati-hati,dan ditaruhnya di sudut rak perapian.Dia menyambut kami dengan ramah, memesan ham dan telur, lalu kami bertiga bersama-sama menyantap makan pagi yang masih hangat Setelah itu, dia mempersilakan tamu kami berbaring di sofa.Ditaruhnya bantal di bawah kepalanya, dan disediakannya segelas brendi dan air di dekatnya agar tamu kami itu bisa menjangkaunya.

"Agaknya Anda telah mengalami sesuatu yang luar biasa, Mr. Hatherley," katanya."Silakan berbaring di situ sambil menceritakan pengalaman Anda dengan santai. Berhentilah berbicara jika Anda merasa capek. Silakan minum agar badan Anda kuat."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
the adventure of sherlock holmesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang