Ibu Jari Sang Insinyur

68 6 0
                                    

Part 4

"'Pergi,'

 katanya dengan susah payah sambil berusaha tetap tenang, 

'pergi. Jangan tinggal di sini. Tak ada gunanya.'

"'Tapi, madam,' kata saya, 'saya belum melaksanakan tugas saya. Tak mungkin saya pergi sebelum saya melihat keadaan kempa itu.'

"'Sia-sia Anda menunggu,' lanjutnya. 'Anda bisa lewat pintu ini, tak ada yang bisa menghalangi.'

Lalu, ketika dia melihat saya tersenyum dan menggeleng, tiba-tiba dia maju ke depan sambil meremas kedua tangannya.

Lalu, ketika dia melihat saya tersenyum dan menggeleng, tiba-tiba dia maju ke depan sambil meremas kedua tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Demi Tuhan!' bisiknya. 'Kaburlah sebelum terlambat!'

"Tapi saya ini keras kepala, dan semakin bersemangat melakukan sesuatu bila ternyata banyak rintangannya. Saya teringat akan imbalan lima puluh guinea yang akan saya terima, perjalanan melelahkan yang sudah saya lalui, dan malam tak menyenangkan yang telah saya lewati. Apakah semuanya ini harus saya sia-sia-kan begitu saja? Mengapa saya harus kabur tanpa menjalankan tugas saya, dan tanpa membawa pulang uang imbalan yang dijanjikan? Menurut saya, mungkin saja wanita ini menderita gangguan jiwa. Maka, walaupun saya terguncang juga oleh sikapnya, saya tetap menggeleng dan menyatakan kepadanya bahwa saya tetap akan tinggal. Wanita itu baru saja ingin mengulangi desakannya, ketika terdengar suara bantingan pintu dan langkah-langkah kaki di tangga.Dia mendengarkan sekejap, mengangkat tangannya dengan putus asa, dan menghilang begitu saja seperti waktu datangnya

"Yang datang adalah Kolonel Lysander Stark, dan seorang pria gemuk pendek yang berjenggot. Jenggotnya seperti bulu binatang yang tumbuh dari lipatan-lipatan dagunya. Orang ini diperkenalkan kepada saya sebagai Mr. Ferguson.

'"Ini sekretaris dan manajer saya,' kata Kolonel Stark.

'Omong-omong, rasanya pintu itu tadi saya tutup. Jangan-jangan Anda masuk angin.'

"'Sebaliknya,' kata saya, 'sayalah yang membuka pintu itu, karena ruangan ini agak pengap.'

"Dia menatap saya dengan penuh curiga.

'Kalau begitu, mungkin sebaiknya kita langsung bereskan saja urusan kita,' katanya. 'Kami akan mengantar Anda ke atas untuk memeriksa kempa itu.'

'"Sebaiknya saya mengenakan topi, kan?'

"'Oh, tak perlu. Kempa itu ada di dalam rumah.'

"'Apa? Anda menggali tanah liat dari dalam rumah?'

'"Tidak, tidak. Kami hanya mencetaknya di sini. Tapi sudahlah, tak usah ribut soal itu! Kami hanya ingin Anda memeriksa kempa itu, lalu menjelaskan kepada kami apanya yang rusak.'

"Kami pergi ke atas. Kolonel Stark berjalan di depan membawa lampu, diikuti manajer gemuk itu, dan saya paling belakang. Lantai atas rumah tua itu terdiri dari banyak koridor, gang, tangga melingkar, dan pintu yang rendah. Ambang-ambang pintu itu berlubang-lubang karena terlalu sering dilangkahi selama turun-temurun. Tak ada karpet dan perabotan di situ, dan plesteran dindingnya banyak yang sudah copot dan lembap. Saya berusaha keras untuk santai, tapi saya tak dapat melupakan peringatan wanita tadi, dan saya terus memandangi kedua teman saya. Nampaknya Ferguson itu pendiam dan pemurung, tapi dari cara bicaranya dapat saya simpulkan bahwa dia orang Inggris.

the adventure of sherlock holmesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang