9. Aku juga yang Salah

36.2K 3.4K 130
                                    

Ini pada mudeng gak sama ceritanya, kalau enggak scroll komentar reader lain. Udah pada ngerti, kok.














Kirana hanya menatap punggung satya yang membelakanginya. Lalu, ikut membaringkan diri di sebelah Satya. Ia pejamkan matanya, tetapi mata itu terbuka kembali, ketika terdengar dering ponsel. Kirana langsung mengambil ponsel Satya di atas nakas sebelah tempat tidurnya. Ia melihat nama Dandelion lagi dilayar. Dimatikannya panggilan itu begitu saja.

"Siapa?" tanya Satya yang sudah menghadap ke arah Kirana. Ia menatap istrinya penasaran karena raut wajah Kirana semakin kesal.

"Siapa lagi kalau bukan kekasih gelapmu," Kirana memberikan ponsel Satya.

"Dia bukan kekasih gelapku. Sudah kubilang hanya mantan. Dasar cemburuan."

Kirana berdecih, "Satya, aku tidak cemburu, ya. Kalau kamu mau balikan dengannya, aku persilakan, biar hidupku tenang. Begitupun, denganmu. Kamu tidak bahagia dengan pernikahan ini, kan?"

Satya tersenyum, "Aku tidak punya alasan untuk kembali dengannya. Lagi pula, kalau pernikahan ini berakhir, hidupku belum tentu lebih baik."

"Kalau kamu masih mencintainya dan dia mencintaimu lebih baik balikkanlah. Kalau seperti ini kamu menyiksa dirimu, dirinya, dan aku. Aku tidak habis pikir, kenapa ada orang saling mencintai tapi tidak mau bersama," Kirana menatap Satya dengan raut wajah bingung. Ia sangat penasaran dengan kisah cinta Satya. Dirinya benar-benar tidak memahami Satya yang ada di hadapannya.

Satya mengingat pertemuan terakhirnya dengan mantan kekasihnya sebelum wanita itu menjadi istri orang lain, di mana wanita itu mengatakan ingin kabur dari rumah agar bisa menikah dengan Satya, tapi Satya menolaknya. Ia langsung pergi meninggalkan perempuan itu dengan air mata yang berderai. Jujur saja lelaki ini tidak bisa melihat kekasihnya menangis, tapi di hari itu ia harus tega melakukannya. Meski, hatinya juga tersakiti.

Satya tidak mungkin memperjuangkan perempuan itu, karena ia tahu kalau dirinya menikah dengan sang kekasih, maka akan terjadi masalah besar.

"Aku tidak boleh egois, hanya mementingkan diriku. Keluarganya menentang hubungan kami, walau orang tuanya baik padaku. Itu hanya sebatas sopan santun," Satya masih mengingat ibu mantan kekasihnya memohon dengan derai air mata untuk melepaskan putrinya. Ia tidak bisa membiarkan wanita tua itu sampai bersujud di kakinya.

"Kamu tidak mencoba meyakinkan keluarganya?"

"Aku sudah mencoba apa yang bisa kulakukan. Mereka ini keluarga terhormat, bagi mereka nama baik itu nomor satu. Mereka tidak mau punya menantu seorang pelaku kriminal. Kalau aku membawa kabur putri mereka, pasti akan membuat keluargaku bertambah malu. Lalu, ayahku akan sakit lagi," Satya berkata dengan nada lesu.

Kirana mengerti posisi Satya, semua serba salah. Dadanya menjadi bertambah sesak mengetahui fakta itu, ia merasa ini salahnya. Andai saja waktu bisa diputar, dirinya akan berpikir banyak kali sebelum berucap.

Maafkanku, Satya. Karenaku, semua mengecapmu pria brengsek.

"Kenapa kamu tidak mengatakan kebenarannya saja, kalau aku berbohong. Jadi, semua orang tidak membencimu."

"Apakah ada orang yang percaya, jika aku berkata jujur? Tidak akan ada. Dewa saja begitu percaya, bahkan dia memukulku. Hebat ya, sandiwaramu itu."

Kirana menunduk, bayangan malam itu kembali menyelusup. Dirinya yang ketakutan mencium Satya begitu saja, tapi di saat itu--Dewa dan temannya--menemukannya. Dewa langsung memukul Satya, dan bodohnya Kirana bukan mengatakan yang sebenarnya, tapi malah berbohong. Dirinya benar-benar merasa tidak tahu diri, sudah ditolong malah memfitnah Satya.

"Sudahlah, lupakan saja. Tidak ada yang perlu disesali, semua sudah terjadi. Mungkin jalan hidupku seperti ini. Aku sudah merelakannya untuk orang lain."

Dan, aku sendiri yang menciptakan batas agar dia menjauh dariku. Dengan menikahimu Kirana, tapi nyatanya dia tetap berusaha menerobos batas itu.

"Kalau dia sudah bersama orang lain, seharusnya dia tidak mengejarmu lagi. Mungkin dia sangat mencintaimu, Satya. Maafkan aku, sekali lagi maafkan aku."

Satya menoleh ke arah Kirana, "Sudahlah, jangan minta maaf terus. Maafmu, tidak akan mengembalikan keadaan apa pun."

Tbc..

Untuk yang mau beli pdf Aku Bukan Simpanan harganya cuma Rp 35.000. Mau beli paketan 7 judul promo cuma Rp 100.000 sampai akhir bulan. 

Wa: 087825497438

Aku Bukan Simpanan (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang