Halo apa kabar, sehat semua kan? Masih setia menanti Kirana update?
Mau tanya serius, lagu di multimedia itu sering kalian puter gak sih?
Satya tersenyum masam seraya bertepuk tangan, "Bagus, ya. Mudah sekali kau berbicara seperti itu," Satya mengepalkan tangannya. Ia menatap Dewa nyalang, bayangan masa lalu melintas di pikirannya. Dirinya ingat benar kalau Dewa mengatakan, bahwa hanya ia yang pantas membahagiakan Kirana.
Satu pukulan mendarat di pipi Dewa, "Pukulan ini karena kau mencuri kekasihku."
Dewa hanya diam, tak membalas karena dia tahu kesalahannya itu.
Pukulan kedua kembali dilayangkan oleh Satya, "Ini untuk balasanku kepadamu karena dulu kau memukulku di malam itu."
Dewa meringis, tetapi masih setia bergeming. Ia ingat betul akan tindakannya yang memukul Satya di mana, dirinya menemukan Kirana kala itu dengan kondisi yang menyedihkan.
Satya mencengkeram kerah baju Dewa, "Kau dulu bilang, kalau aku pria berengsek yang tidak pantas bersanding dengan Kirana. Nyatanya, kau tidak lebih baik dariku. Kirana telah berkorban banyak untukmu, tapi kau--"
Satya mengantungkan ucapannya, ia mengatur napasnya dan menyugar rambutnya. Bayangan wajah Kirana kembali terlintas di pikirannya yang dulu mengancamnya, hanya tidak mau kehilangan Dewa. Begitu menyakitkan. Semua pengorbanan, kasih sayang, ketulusan, dan kesetiaannya pada Kirana, dibalas dengan pengkhianatan, bahkan nama baiknya hancur karena wanita itu.
"Satya, maafkan aku."
"Cih, maafmu tidak akan mengembalikan apa pun. Dulu, kau dengan mudahnya mencuri Kirana dan malam itu, kau menghujatku habis-habisan setelah memukuliku. Terpuji sekali perilakumu. Sekarang, kau menyuruhku untuk selalu mengasihi Kirana. Ck ... ck...," Satya menggelengkan kepalanya.
"Aku lepas kendali. Lagi pula, yang kau lakukan itu salah, Satya. Aku tahu, kau sangat mencintai Kirana. Tapi, melakukan hal kotor semacam itu untuk mendapatkan Kirana itu tidaklah benar."
"Kau itu bodoh, naif atau apa? Semua orang tahu, betapa aku sangat mencintai Kirana. Tidak mungkin, aku melakukan hal hina seperti itu. Kirana berbohong dan itu demi dirimu," tekan Satya seraya menunjuk ke wajah Dewa.
Dewa mengernyit, "Malam itu aku melihat sendiri, wajah Kirana terluka, dan aku melihat kalian--"
"Apa? Kirana memang benar-benar mau diperkosa, tapi bukan aku pelakunya. Aku yang menolongnya," Satya memelankan nada suaranya, "dia berbohong karena takut kau meninggalkannya kalau tahu sebenarnya, dirinya yang menciumku. Bukan aku yang memaksanya atau apa. Lagi pula, aku tahu diri kalau dia kekasihmu, maka aku tidak akan merebutnya darimu."
Dewa megusap-usap dadanya, ia tidak habis pikir dengan perilaku Kirana itu. Dirinya menjadi merasa sangat bersalah pada Satya. Pasti, lelaki itu melalui hidupnya dengan sulit.
"Kalau itu benar, kenapa kau tidak melaporkan kasus itu sebagai pencemaran nama baik?"
"Untuk apa? Membalas dendam begitu? Semua orang juga tahu kalau aku tergila-gila dengan Kirana. Dulu, apa pun akan aku lakukan asal dia bahagia."
"Dulu? Sekarang juga masih sama, kan? Kau masih melakukan apa pun agar Kirana bahagia?"
"Awalnya iya, aku akan melakukan apa pun agar dia bahagia. Lagi-lagi karenamu--"
"Karenaku?"
"Ya, awalnya aku menikahi Kirana karena aku kasihan padanya," Satya mengingat raut wajah murung dan sendu Kirana setelah ditinggal menikah oleh Dewa dan ia sering mendengar Kirana mendapatkan cibiran dari keluarga Dewa, kalau Kirana tidak pantas dengan Dewa, dan keputusan mereka menjodohkan Dewa dan Nayla itu tepat.
"Dan, aku juga merasa bersalah padanya karena membiarkanmu menikah dengan Nayla, padahal kalau aku mau, Nayla bisa bersamaku. Lalu, kau masih bersamanya. Aku mendekatinya untuk menghiburnya, tapi pada akhirnya, aku memanfaatkannya," Satya tersenyum singkat.
"Kau memanfaatkannya?"
"Istrimu itu masih saja mengangguku, jadi aku pikir kalau aku menikah, dia tidak akan menggangguku."
"Dan, kau memanfaatkan Kirana untuk menghindar dari Nayla. Aku tidak habis pikir, kenapa kau melakukan itu? Jika, Kirana tahu, dia pasti sangat sedih, kalau kau ternyata tak mencintainya."
"Iya, kau benar. Dia sangat terluka karena tahu kenyataan itu. Apalagi, aku memperlakukannya kurang baik selama ini dan ini semua karenamu yang sembarang mencium mempelaiku. Kau keterlaluan sekali," Satya menatap tajam Dewa. Sementara Dewa terdiam kaku, ia tidak menyangka kalau Satya melihatnya mencium Kirana di hari pernikahan Satya dan Kirana.
"Awalnya, aku menginginkan pernikahan yang sesungguhnya bersama Kirana. Kupikir menikah dengan dia adalah pilihan yang tepat, karena Kirana cinta pertamaku. Aku pikir rasa cintaku padanya bisa kembali lagi, tapi setelah melihatmu yang mencium Kirana, aku menjadi ragu pada kesetiaan Kirana. Dan, aku malah terus mendiaminya dan akhirnya timbul masalah-masalah, sehingga kami sering bertengkar, sering pula membahas masa lalu yang semakin memperkeruh keadaan."
Dewa kian merasa bersalah, ia yakin Kirana pasti tidak bahagia bersama Satya. Andai waktu bisa diulang, ia tidak akan merebut Kirana dari Satya.
***
Kirana memandang sendu ayahnya yang memejamkan matanya, ia berharap sang ayah segera tersadar. Dirinya merasa menjadi anak yang tidak berguna karena sering menyusahkan orang tuanya dan lepas tangan mengenai perusahaan.
Santika membelai surai putrinya terus-menerus dengan lembut, "Kamu pulang saja sana, biar Mama yang menjaga ayahmu."
Kirana menggeleng, "Kirana, mau di sini saja."
Santika memandang lesu putrinya, "Ki, kamu terlihat lelah sekali. Raut wajahmu pucat sekali dan dari tadi, kamu mual-mual terus. Mending pulang, istitahat di rumah," bujuk Santika dengan nada halus.
Kirana tetap diam di tempat.
"Kenapa kok enggak mau pulang?"
"Malas, lagian di rumah tidak ada siapa-siapa, kecuali pekerja kita."
"Yang Mama maksud, kamu pulang ke rumah suamimu. Kan ada Satya di rumah."
Kirana mengelak dalam hati, mana mungkin dia menemui Satya, apalagi tinggal satu rumah dengan lelaki itu lagi.
"Ki, tadi Satya menelpon Mama, katanya dia mau kemari. Nanti, kalau Satya sudah sampai, kamu pulang saja dengannya."
Kirana membulatkan matanya, ia masih belum siap bertemu Satya kembali.
Tbc...
Yang mau beli pdf Aku Bukan Simpanan cuma Rp 35.000 kalau novelnya Rp 69.000. Bisa hubungi wa 087825497438. Novel sama e book/pdfnya sama. Ada part yang tidak pernah di update di wattpad. Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Simpanan (Lengkap)
Romance(Warning! Harap bijak memilih bacaan, kalau ada kekerasan jangan ditiru) "Aku ini istrimu, bukan hiasan rumahmu. Tolong, sekali saja, perlakukan aku selayaknya seorang istri," pinta Kirana dengan nada suara serak. "Memangnya, selama ini, aku mempe...