Info Pernikahan Status udah ada e book-nya. Yang punya kupon dan mau beli, pakai aja biar bisa dapat harga murah. Mau beli bukunya gak harus di saya, cari aja di toko buku atau online shop kesayangan Anda.
"Tapi apa Raka?" Kirana menatap Raka penasaran. Sementara yang ditatap malah menggaruk-garuk kepalanya.
"Tapi, dia itu aneh. Dia malah bilang, kalau Nayla menikah dengan Dewa, berarti dia bisa bersamamu kembali. Aneh, kan? Dia mencintai Nayla tapi malah ingin bersamamu," Raka mengingat kembali ekpresi Satya yang begitu senang, tapi malah mengerikan di matanya.
"Sepertinya Satya memang sudah enggak waras, Ka," Kirana menatap lesu kaca jendela, "andai waktu bisa diulang, aku tidak akan menyakitinya."
"Mungkin benar Satya depresi. Aku tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi dulu, yang jelas Satya sangat terluka. Terakhir, sebelum dia menghilang, Satya sering melamun dan bicara sendiri menyebut namamu. Itu yang aku dengar dari mamanya Satya."
"Dia pasti terluka sekali karena diriku. Aku sangat menyesal karena hanya mementingkan nama baikku, tidak memedulikan perasaannya."
Raka menggenggam tangan Kirana, mengusapnya lembut, "Aku tahu masalahmu dengan Satya rumit, tapi yang berlalu biarlah berlalu."
Kirana tersenyum simpul seraya menarik tangan kirinya, "Apa Satya pernah mengatakan dia membenciku? "
Raka menggeleng, "Enggak, Ki. Dia cuma bilang kalau dia ingin menikahimu. Kamu sendiri, sudah bertemu dengan Satya?"
Kirana mengiyakan, lalu tersenyum masam.
"Lebih baik, kamu berhati-hati denganya. Apa dia menyakitimu?"
"Iya, sangat. Satya berubah drastis," Kirana menunjukkan cincin di jari manisnya membuat Raka termenung seketika. Ia tidak percaya kalau Satya benar-benar menikahi Kirana. Lalu, berbagai pertanyaan hinggap di otaknya, kenapa Satya tidak mengundangnya ke pernikahannya?
"Bagaimana bisa?" ceplos Raka beberapa saat kemudian, setelah lamunannya buyar.
"Aku kira dia masih mencintaiku, dia begitu manis awalnya. Setelah menikah, dia sering pergi menghilang begitu saja," Kirana memberengut, "kalau di rumah suka mendiamiku."
"Kenapa bisa begitu? Aneh sekali. Satya sendiri yang bilang mau menikahimu dan menjadikanmu wanita yang paling bahagia."
"Benarkah?" Kirana mengernyit. Baginya, itu mustahil. Satya tidak pernah membuatnya tersenyum lagi setelah menikah. Adanya hanya adu mulut saja
"Iya, dia berkata seperti orang sakit jiwa. Dia mengatakan kalau kamu jodohnya, takdirnya, pokoknya dia seperti terobsesi denganmu."
***
Kirana terduduk seraya menopang kepalanya, memikirkan semua yang terjadi. Ia masih tidak mengerti dengan semua ucapan Raka tadi. Semua seperti teka-teki.
Kirana merapikan pakaiannya, lalu berbaring untuk tidur. Namun, suara derit pintu dibuka membuatnya mengurunkan untuk terlelap. Ia langsung menatap Satya yang baru saja pulang. Dilihatnya, lelaki itu tengah menjinjing tas plastik.
"Bawa apaan?" tanya Kirana tanpa basa-basi dengan nada ketus.
"Martabak, kan? Tadi, kamu telpon suruh aku beli martabak."
"Oh iya, lupa. Kemalaman sih jadi nafsu makan hilang. Makan saja sendiri," Kirana menjawab dengan santai, tidak peduli dengan perasaan Satya.
Satya langsung meletakkan martabak itu di atas nakas, sebelum pergi.
"Mau ke mana?" tanya Kirana pada Satya yang telah melangkah menuju pintu.
"Ke kamarku, mau ke mana lagi coba? "
"Aku belum selesai bicara," tegas Kirana dengan raut serius.
"Mau bicara apalagi?" Satya melipat tangannya di depan dada.
"Aku hamil," sahut Kirana yang membuat mata Satya sukses membelalak. Lelaki itu menatap lekat Kirana, tetapi yang ditatap malah membuang mukanya. Satya langsung berlari ke arah Kirana, memeluk wanita itu dengan penuh semangat.
"Terima kasih, Ki. Akhirnya, kita punya momongan juga," Satya mengusap punggung Kirana lembut.
Kirana terkekeh, "Jangan senang dulu, Satya. Aku tidak mengandung anakmu, tapi anak pria lain."
Jantung Satya berdebar menjadi tidak keruan, ia melepaskan pelukannya. Dan, menatap Kirana saksama, mencari kebohongan di sana.
"Kenapa menatapku seperti itu? Mau marah, silakan. Toh, kita mau cerai."
"Ki, kamu berbohong kan. Mana mungkin kamu mengandung anak pria lain?"
"Enggak, itu kata Raka. Katanya, aku hamil anaknya Dewa," Kirana tersenyum masam.
Satya tidak mengerti dengan ucapan Kirana. Kerutan di dahinya pun timbul.
"Raka mengira aku hamil. Dan parahnya, dia pikir, aku hamil anaknya Dewa. Lucu, kan?" Kirana menatap Satya kesal, "ini semua karenamu, kamu puas, kan?"
"Maksudmu apa, Ki. Aku tak paham."
"Kalau kamu tidak menyembunyikan status kita, tidak mungkin kan ada tuduhan gila seperti itu. Sebenarnya apa sih yang kamu harapkan dari pernikahan ini? Kenapa tidak mau melepasku?"
"Karena kamu istriku."
"Tapi, kamu tidak mencintaiku. Lagi pula, kamu bisa melepaskan kekasihmu, kenapa melepaskanku sulit?"
"Karena aku tidak mau kehilangan dirimu untuk kedua kalinya. Ki, mantanku hanya masa lalu. Lupakan dia, jangan bahas dia terus."
Tbc...
Berikut daftar beli pdf atau novel:
No 1-8 terdapat e book di playstore, bisa beli di sana. Atau beli pdfnya Rp 35.000 per judul. Rp 50.000 dapat 2 judul. Rp. 100.000 4 judul. Rp 150.000 dapat 7 judul. Rp 165.000 dapat 8 judul. Bisa hubungi wa: 087825497438
1. Random Wife = Rp 69.000
2. Ugly Ceo = Rp 69.000
3. Romantic Drama = Rp 67.000
4. Romantic Hospital = Rp 67.000
5. Wanted! Ugly Wife = Rp 65.000
6. Annoying Couple = Rp 65.000
7. Aku Bukan Simpanan = Rp 67.000
8. He Called Me Buluk = Rp 57.000
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Simpanan (Lengkap)
Romance(Warning! Harap bijak memilih bacaan, kalau ada kekerasan jangan ditiru) "Aku ini istrimu, bukan hiasan rumahmu. Tolong, sekali saja, perlakukan aku selayaknya seorang istri," pinta Kirana dengan nada suara serak. "Memangnya, selama ini, aku mempe...