(Warning! Harap bijak memilih bacaan, kalau ada kekerasan jangan ditiru)
"Aku ini istrimu, bukan hiasan rumahmu. Tolong, sekali saja, perlakukan aku selayaknya seorang istri," pinta Kirana dengan nada suara serak.
"Memangnya, selama ini, aku mempe...
Bantuin milih kover dong. Ketinggalan tadi. Buat GP😂😂 Namanya di kover masih EC, jelas ini cerita tahun berapa😊😊
1.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
3
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika, cinta kenapa pergi menjauh? Bukannya itu menyakiti diri sendiri.
Semua ini sulit dimengerti, dan aku hanya ingin kamu mengerti kalau aku punya hati yang bisa tersakiti. Kirana
Kirana membuka pesan masuk di ponsel Satya. Dirinya tidak bermaksud lancang, tetapi sejak tadi ponsel itu berdering, ia takut kalau penting. Sementara Satya entah pergi ke mana.
Dahi Kirana mengernyit melihat nama yang tertera pada layar. Dandelion. Ia segera membuka pesan yang berisi kata-kata rindu. Dadanya terasa sesak seketika membaca puisi yang tertuang dalam pesan itu.
Langit masih biru, sama dengan hatiku yang dulu. Angin tak hanya berbisik kala senja, tetapi embusan gusar setiap waktu, begitu pula dengan rindu yang mendamba, semakin menjadi tak menentu.
Bunga yang kuncup mulai pongah karena sebentar lagi akan mekar. Daun yang kering akan segera gugur, jatuh tidak berarti, tersapu angin.
Aku merindukanmu Satya selalu, kapan kamu menemuiku. Tanpamu aku tidak berarti, Cintaku.
