Part 18

1.1K 150 16
                                    

"Aku tidak punya waktu untuk menemuinya, ayolaaah."

"...."

"Jinjja? Kenapa kau melakukan ini padaku?"

"...."

"Aku sudah setuju untuk menikah, berhentilah menuntut lebih banyak hal dariku, oke."

"...."

"Kau benar-benar menggunakan Oh Sehun untuk mengancamku?"

"...."

"Aku tidak akan datang ke acara penghargaan bersamanya, bahkan jika..."

"...."

"Yaa! Appa! Kau tidak bisa-" Setelah menjauhkan ponsel dari telinga, mata Hara melebar ketika sambungan telepon ternyata diputus sepihak. Ia berusaha menghubungi kembali, menekan kombinasi angka di ponsel dan memanggil seseorang, namun, hingga percobaan ketiga, panggilan itu tak kunjung mendapat jawaban.

Hara Dista memejamkan matanya erat-erat sembari tangannya mengepal gemas. "Akhhhh!" Ia kembali mengerang.

"Yaa, Min Yoongi-ya, tidak bisakah kau hidup tenang jauh dariku. Kenapa kau membuat semuanya semakin sulit." Hara merengek. Sisi lain dirinya yang tidak bisa hilang, terlepas dari imej kejam.

Ia mengetuk-ngetukkan ponsel ke dagu. Berpikir tentang ide gila sang ayah yang memintanya menemani Yoongi ke acara penghargaan. Yoongi kan bukannya anak TK yang harus ditemani kemana pun. Lagipula acara Golden disc kali ini akan mengundang Oh Sehun, Hara tidak cukup tega untuk membuat prianya sakit hati.

Tapi bukan berarti ayahnya tidak tahu bahwa Oh Sehun juga datang ke acara penghargaan tahun ini bukan?

Apa itu berarti ayahnya sengaja?

Hara cukup lelah menghadapi ini, bagaimana orang tuanya lebih antusias pada pernikahannya daripada ia sendiri, padahal Hara tahu baik dirinya maupun Min Yoongi sama sekali tak menginginkan ikatan ini terjalin. Yoongi bukan pria yang ia inginkan hidup bersama. Hara Dista ingin Sehun.

Tangannya menggulir menu galeri. Tak banyak foto dirinya. Hanya ada beberapa itu pun bersama Sehun. Hara Dista tak tertarik untuk menggunakan media sosial. Bahkan aplikasi yang terpasang di ponselnya hanya untuk mengirim pesan. Baginya itu tidak penting. Ia memiliki cara sendiri untuk menemukan kebahagiaan. Membuat seseorang menangis dan bersimpuh padanya, misalnya.

Ia menatap lamat foto dirinya dengan Sehun. Foto lama. Saat Hara masih bersekolah di sekolah umum. Sebelum ayahnya mengetahui bahwa Hara Dista berbeda dengan anak perempuan lain seusianya, hingga membuat Hara kecil terpaksa menjalani home schooling sebab khawatir Hara Dista tidak dapat mengontrol diri.

Pria itu sebenarnya agak terkejut begitu mengetahui bahwa Hara Dista memiliki kontrol emosi yang baik hingga ia mengira bahwa anaknya baik-baik saja. Namun, anggapannya meleset ketika anak itu kedapatan membunuh anak kelinci dengan cara sadis. Gin juga bingung ketika Hara mampu membidik tepat sasaran dengan revolver miliknya. Bahkan jika pria dewasa pada umumnya membutuhkan latihan—maka kemampuan Hara Dista dalam menembak secara akurat bisa dikatakan bakat.

Itu juga sebabnya dia tidak suka Hara berteman dengan Sehun. Ada alasan lebih kuat daripada sekedar benci mengetahui anaknya tunduk pada pria itu. Gin bukannya tidak tahu bahwa Hara Dista diam-diam menggelontorkan banyak dana untuk orang tua Sehun.

Agust'D [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang