Part 6

1.5K 189 8
                                    

"Appamu benar-benar keterlaluan Hara." Sehun memukuli dinding apartemennya karena mendengar wanita yang sangat dia cintai akan dijodohkan dengan orang lain. Siapa yang tidak sakit, ditolak lelaki itu saja sudah membuat Sehun ingin menyerah dengan hidupnya, dan sekarang wanita miliknya akan dinikahkan dengan orang lain. Miris sekali nasibnya.

"Iya." Hara Dista menatap punggung Oh Sehun sendu. Dia tahu kekasihnya sedang terluka. Itu juga karenanya.

"Lalu apa kau setuju?" Mendengar itu tentu saja Hara Dista menggeleng.

"Aku sudah menolaknya," Hara membela diri.

"Lalu kenapa pernikahannya sebulan lagi?" Hara Dista meringsut ketika nada bicara Sehun meninggi.

"Maafkan aku, Sehun." Hara membuat nada menyesal hingga Sehun mengacak rambutnya frustasi.

Dia sudah menjalani tahun-tahun bersama wanita yang sangat dia cintai yang selalu mendampingi di masa-masa sulit meski mereka terbentur restu, tetapi ternyata istilah 'lambat laun' itu tidak berlaku untuknya.

"Kau tidak mencintaiku lagi ya?" Mendengar itu Hara Dista langsung menghamburkan pelukan pada Sehun. Bagaimana bisa lelaki itu menuduhnya tidak mencintai padahal perempuan itu baru beberapa hari yang lalu membunuh seseorang untuknya. Sehun benar-benar tidak tahu siapa yang menggilai siapa dalam kasus ini.

"Kenapa kau mengatakan itu, aku tentu mencintaimu hingga rasanya ingin mati ketika sesuatu buruk menimpamu."

"Jangan lakukan pernikahan itu Hara, kumohon." Sehun memeluk perempuan itu dan menciumi kepalanya. Sedang perempuan dalam dekapannya juga tidak rela kehilangan saat-saat seperti ini. Hubungannya dengan Sehun selalu ditentang, dan sekarang, Hara tidak tahu bagaimana cara menolak ayahnya. Dia tidak mau Sehunnya terluka.

"Hanya jika—" Sehun menggantung perkataannya, lelaki tampan dengan sorot mata tajam dan rahang yang tegas itu menangkup wajah Hara agar menatapnya.

"Hanya jika apa?"

"Hanya jika kau ingin melihatku mati." Hara menggeleng frustasi. Sia-sia saja dia melindungi Sehun jika lelaki itu bunuh diri.

"Jangan mengatakan itu, Sehun." Hara Dista makin meringsekkan tubuhnya ke dalam dekapan Sehun. Dia benar-benar mencintai lelaki itu, tulus.

"Aku mencintaimu Hara." Sehun kembali mengecup mesra kepala perempuan cantik berdarah Jepang-Korea itu.

"Aku lebih mencintaimu."

"Lalu kau akan menikah?"

Hara menggeleng keras, "Tentu tidak."

"Kau akan menolaknya?"

"Tentu saja, satu-satunya lelaki yang harus kunikahi adalah kau."

Menjalani hubungan selama tiga tahun tanpa restu tentu sangat berat bagi Oh Sehun, belum lagi statusnya yang seorang trainee.  Tidak mungkin bagi Oh Sehun memutuskan Hara padahal perempuan itu yang menemaninya berjuang, membantunya di saat tersulit.

"Sehun, apa masalahmu sudah selesai?" Hara menanyakan pada sang kekasih tentang kasus beberapa waktu lalu yang membuatnya harus membunuh orang.

"Ah, aku heran, kenapa mereka menarik beritanya." Oh Sehun hanya tidak tahu bagaimana Hara telah melakukan sesuatu pada media masa yang dia bungkam dengan uang.

"Bukankah itu bagus? Berarti kau akan debut?" Hara berujar manja sambil tetap melingkarkan tangan di pinggang Oh Sehun.

"Ya benar, terima kasih." Oh Sehun mencium pipi gadis cantik yang menjabat sebagai kekasihnya.

Hara tiba-tiba saja melepaskan pelukannya, lalu berjalan malas menuju sofa, dia jadi kesal sendiri menyadari kekasihnya akan debut, itu berarti mereka akan semakin menjaga jarak dan Hara harus cemburu pada semua penggemar kekasihnya. Itu juga kalau mereka tidak keterlaluan.

"Ada apa?" tanya Oh Sehun sambil duduk di samping Hara Dista.

Tetapi perempuan itu justru melipat tangan dan menggembungkan pipinya hingga membuat Oh Sehun tak tahan untuk tidak mencium bibirnya walau sekilas.

Cup!

Pipi perempuan itu langsung memerah dan dia tidak tahan untuk melihat Oh Sehun jadi dia memalingkan wajahnya.

"Hara, ada apa?" tanya lelaki yang sebentar lagi akan menjadi idol besutan agensi YZ.

"Kau akan debut—"

"Lalu?"

Hara mengambil nafas panjang sebelum akhirnya berbicara lagi, "Itu artinya akan ada banyak penggemar wanita."

Oh Sehun sedikit terheran karena tak biasanya Hara tidak suka menunjukkan kalau dia cemburu, dia selalu mengatakan bahwa Oh Sehun tidak mungkin mendapatkan wanita sebaik dirinya.

"Lalu?"

"Yaa! Itu artinya kau akan di kelilingi wanita cantik dan idola-idola wanita lainnya, lalu kita akan sulit bertemu karena kau akan tour ke negara lain!"

Oh Sehun tercekat mendengar nada bicara Hara Dista yang sedikit meninggi karena kesal.

"Begitu ya."

"Begitu ya? Sehun apa maksudmu?"

"Kau cemburu? Ini sangat jarang, biasanya kau selalu mengatakan tidak ada yang secantik dirimu."

Hara hanya diam, dia tahu bahwa yang Sehun katakan adalah benar. Lagi pula dia hanya harus membunuh siapa saja yang merebut Oh Sehun darinya, itu tidak akan sulit.

"Daripada kau, aku kan yang harusnya cemburu."

Mata perempuan membola lalu menatap wajah laki-laki yang wajahnya lebih sendu darinya.

"Ada apa?" Hara melembut.

"Kau akan dinikahkan kan? Bukan kau yang tidak bisa hidup tanpaku, tapi nyatanya akulah yang bergantung padamu Hara." Oh Sehun memeluk perempuan itu erat-erat seolah jika dia melepaskannya dia tidak akan memiliki kesempatan untuk memeluk perempuan dengan coat krem itu.

"Aku harus bagaimana? Bagaimana hidupku tanpamu."

Hara menelan ludah kasar, dia ingat perjodohan itu.

Tadi itu pertemuan yang sangat singkat untuk Hara dan juga Sehun, lantaran tak lama setelahnya agensi yang menaungi Sehun menelponnya dan memintanya datang. Hara tidak dapat melarang meski dia sangat rindu pada lelaki itu.

Hara memang bodoh karena cinta, tetapi dia cukup cerdik memanfaatkan kekuasaannya.

Tak lama teleponnya berdering, dia melihat nama ayahnya di Display. Sepertinya pria tua itu tahu dimana keberadaan Hara sekarang. Benar-benar menyebalkan.

Lalu Hara mengangkat telepon itu.

'Kau habis menemui pria brengsek itu?' Suara diseberang sana menyapa telinganya dengan menyakitkan, belum lagi julukan 'brengsek' yang tersemat pada kekasihnya. Hati ayahnya itu batu sekali. Bahkan jika Hara melakukan percobaan bunuh diri, lelaki itu justru mengatakan tidak akan ada upacara pemakaman bahkan walau Hara adalah putri satu-satunya.

'Pulang, sebentar lagi Min Yoongi akan kusuruh ke restoran, temui dia, atau keluar dari kantorku.'

Tadi itu perkataan mutlak dari ayahnya, meski Hara adalah presiden direktur, tetapi dia tetap bekerja untuk ayahnya dan kekuasaan tertinggi tetap dimiliki sang ayah. Jadilah Hara tetap harus tunduk.

"Min Yoongi brengsek, kulenyapkan kau!"






*

Roleplayer Hara masih disecretkan yeu gaes.

Agust'D [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang