Part 31

1.6K 122 8
                                    

Peringatan!

21+

Yoomgi pulang ketika hampir sore sebab ia mampir ke minimarket untuk berbelanja. Ia bersiul sembari membawa dua kantung berisi bahan makanan di tangannya. Agak kesulitan untuk masuk karena kedua tangannya penuh membawa barang. Ia membungkuk untuk menaruh salah satu kantung di bawah dan merogoh sakunya.

Setelah berhasil masuk-ia kembali membawa dua kantung belanjaan itu ke dalam.

Tidak ada Jieun. Yoongi berjalan ke dapur dan menaruh barang-barangnya di sana. Cukup heran karena matanya tak menemukan Jieun, jadi dia berjalan sambil memanggil nama sang istri.

"Ji-"

Yoongi seketika mematung kala melihat Jieun duduk di depan perapian. Pikirannya tak dapat memproses ketika ia lihat Jieun menodongkan pistol padanya. Yoongi menahan nafas, pandangan mata Jieun begitu gelap.

Beberapa detik pistol itu ditunjuk padanya sebelum kemudian Jieun mengarahkan ke perapian.

"Dia mencintaiku." Jieun menarik pelatuk pistol, lalu membawa pistol itu ke dekat pelipisnya. "Dia tidak mencintaiku."

Ia menjauhkan pistol dan mengarahkan ke perapian lalu berkata lagi, "Dia mencintaiku." Mengarahkan lagi ke pelipisnya, "Dia tidak mencintaiku."

Yoongi memang terkejut, tapi melihat Jieun mengarahkan pistol ke diri sendiri seperti memberinya perintah untuk merebut benda berbahaya itu dari tangan istrinya.

"Apa yang kau lakukan. Kau sudah gila?" Yoongi menarik pistol dari Jieun, tapi perempuan itu bersikeras mempertahankannya.

"Tenang."

"Lepaskan ini Jieun." Yoongi menarik kuat sehingga yang lebih kecil menindih tubuhnya ketika ia jatuh ke belakang.

"Tenang."

"Berikan padaku Jieun."

"Tenang. Ssssh, tenang."

Dada Yoongi naik turun seiring dengan rasa takut yang menjalar di tubuhnya, wajah mereka sangat dekat sehingga ia bisa merasakan nafas Jieun.

"Tenang, Yoongi, pistol ini tidak ada isinya." Jieun yang berada di atas Yoongi dapat melihat raut ketakutan pria itu.

"Ini tidak seperti kau baru pertama kali melihatku memegang pistol kan?"

Masih mempertahankan posisi saling tindih-Yoongi bertanya, "Untuk apa kau membawanya kemari?"

Jieun menaikkan sebelah alisnya, seringaian teruntai di wajah. "Aku ini berbahaya Yoongi, apa yang ada bersamaku selalu kekacauan, jadi aku harus membawanya untuk berjaga-jaga, aku harus melindungi diriku sendiri dan kau."

Nafas mereka seirama, Yoongi tidak sepanik tadi meski tidak bisa dikatakan bahwa ia sepenuhnya lega sementara Jieun sama sekali tak melepas pistol dari tangannya.

"Kenapa begitu takut?"

Debar dada Yoongi tak berangsur normal sekali pun pandangan Jieun tidak gelap seperti sebelumnya. Yoongi pikir, Jieun kesurupan tadi.

"Aku pikir kau akan bunuh diri. Aku tidak ingin kau pergi. Jangan tinggalkan aku Jieun."

Mendengar penuturan Yoongi agaknya memberi afeksi tersendiri pada Jieun. Mata perempuan itu melebar terkejut, tidak berekspetasi pada jawaban suaminya. Seketika ia merasa bersalah karena membuat pemuda itu ketakutan.

Jieun tersenyum lembut melepaskan pistolnya perlahan. Ia dekatkan wajahnya dengan wajah pria di bawahnya, mata tak lepas dari bibir Yoongi sampai akhirnya tak ada jarak antar wajahnya dengan wajah pria itu. Jieun mencium bibir kekasihnya lembut dan Yoongi mulai membalas ciuman itu.

Agust'D [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang