Part 22

1K 151 14
                                    

Like di setiap part!

***


Waktu terus berlalu. Tanpa disadari usia pernikahan Yoongi dengan Hara sudah berumur satu bulan.

Jangan kira Yoongi tidak terkejut dengan cepatnya waktu berjalan. Ia bahkan masih tidak menyangka bahwa sudah satu bulan dirinya menjadi seorang suami.

Kalian bertanya apakah Yoongi melakukan kegiatan yang mantap-mantap bersama Hara?

Tentu tidak. Dia bahkan sama sekali tak menyentuh perempuan itu. Bukan karena dirinya merasa jijik, ini karena setiap kali mata mereka bertemu—Hara akan memelototinya. Itu menjengkelkan sekali wanita itu. Lagipula mereka tidur di kamar yang berbeda. Orang tua Hara tidak tahu, ini karena Yoongi dan Hara sudah memutuskan untuk pisah rumah sejak seminggu mereka menikah.

Minggu pertama setelah menikah mereka sibuk dengan banyaknya pertemuan keluarga dan segala kegiatan yang entah apa maksudnya. Hara harus ikut ke mana Yoongi pergi, dan keduanya harus ikut ke mana mertua mereka mengajak.  Itu melelahkan sekali.

Di minggu kedua pernikahan, Yoongi dan Hara sibuk. Mereka harus mengurus pekerjaan masing-masing. Yoongi harus datang setiap kali kantor memanggil dan Hara juga diam-diam datang ke kantor untuk mengurus sesuatu.

Tapi setelah hari-hari berikutnya, mereka memiliki waktu bersama.

"Astaga, mau mati rasanya." Yoongi menghempaskan tubuhnya ke sofa setelah pulang dari pertemuan dengan klien mertuanya untuk yang ke sekian kali. Hara sudah di rumah. Duduk santai sambil menonton tv dan memeluk keripik. Ia melirik sekilas wajah Yoongi yang kelelahan.

Satu sudut bibirnya terangkat. Tersenyum sinis lalu kemudian menatap lagi tayangan di televisi. Mengabaikan keberadaan Yoongi di sana.

"Memangnya berapa banyak lagi orang penting yang ayahmu kenal dan aku juga harus mengenalnya?" Yoongi bertanya pada Hara. Perempuan itu menengok sekilas lalu mengendikkan bahu.

"Mana kutahu, dia mengenal semua orang penting di Korea."

"Ah benar. Orang penting di Korea."

Mendengar nada tak senang Yoongi—Hara melirik pria itu lagi. "Jangan salahkan keluarga kami karena kaya sehingga kami mengenal banyak orang."

Yoongi membulatkan bibir. Dia ternganga—takjub dalam artian buruk. Maksudnya, dengar itu, Hara baru saja bersikap sombong padanya. Memangnya Hara pikir Yoongi ini tidak berasal dari strata yang sama sehingga lelaki itu tidak tahu risiko menjadi orang kaya?

"Hei aku juga terkenal." Yoongi mendeklarasikan dirinya sendiri. Sedetik kemudian dia merasa sebal karena Hara hanya meliriknya dengan tatapan remeh kemudian mengendikkan bahu. Ini membuat Yoongi melemparkan bantal ke arah perempuan itu.

Hara tak dapat menghindar sehingga bantal itu mengenainya dan membuat toples makanan yang ia peluk sejak tadi sedikit berhambur.

"Yaa! Min Yoongi sialan." Hara melemparkan isian dalam toples yang mana adalah kacang telur ke arah Yoongi.

Yoongi reflek menutupi wajahnya dengan tangan.

"Yaa! Kau membuat ruangan berantakan," protesnya.

"Kau yang mulai," tuduh Hara tidak terima kalau dirinya disebut sebagai sumber kekacauan rumah.

"Ini bukan masalah siapa dulu yang memulainya, tapi lihat, ruangannya jadi berantakan."

Hara tentu saja tak peduli dengan omelan Yoongi dan memilih untuk kembali fokus pada tayangan di televisi.

Dan untuk pertama kalinya Yoongi melihat Hara bersikap normal. Tertawa jika ada yang lucu juga memprotes jika ada sesuatu yang salah.

Yoongi hanya tidak menyangka—bagaimana perempuan ini terus memiliki banyak kejutan untuknya. Pertama dia muncul, Yoongi merasa gadis ini seperti memiliki banyak cinta di hidupnya, lalu kali kedua pertemuan mereka dan itu mengubah pemikiran Yoongi tentang perempuan. Bahwa mereka terkadang sangat berbahaya. Lalu selanjutnya, ada lebih banyak luka yang Hara hadapi dan Yoongi tidak bisa untuk tidak berpikir bahwa mungkin saja Hara akan memberinya lebih hal di luar dugaan.

Agust'D [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang