🎀 Empat 🎀

3.8K 236 21
                                    

Hari minggu adalah hari bermalas-malasan bagi sebagian orang termasuk Aldi. Seperti sekarang ini, jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, tetapi Aldi baru terbangun dari tidur lelapnya.

Aldi memandang langit-langit kamarnya dengan kekehan ringan, "Serindu itu gue sama Salsha? Sampai-sampai gue mimpi kalo dia datang dan kita pelukan. Tapi kenapa mimpinya kayak kenyataan? Asli banget gitu?"

Ternyata, akibat kelamaan tidur membuat Aldi menjadi ngingau seperti itu. Ia menyangka jika bertemu dengan Salsha adalah sebuat mimpi belaka. Padahal tidak, Salsha benar-benar sudah berada di Jakarta. Dan tadi malam mereka menghabiskan waktu sampai tengah malam.

Ponsel Aldi tiba-tiba berdering, Iqbaal menelfonnya. Dengan sangat malas, Aldi mengangkat telepon itu dan menempelkan ke telinganya.

"Halo..."

"Ald, gue punya tugas nih buat lo, lo mau nggak?"

Aldi mendengus, di hari minggu ini Aldi malas melakukan tugas atau kegiatan apapun, "Ogah gue. Gue mau istirahat. Capek."

Terdengar helaan nafas di seberang sana, "Seriusan lo nggak mau? Padahal tugasnya itu gampang banget dan bikin lo senang."

"Apapun itu gue nggak tertarik!" tegas Aldi.

"Dengar dulu, Ald. Padahal gue mau lo jemput Salsha di rumahnya dan bawa ke basecamp. Tapi lonya gak mau!"

Aldi membelalakkan matanya lebar-lebar. Menjemput Salsha? Jadi, tadi malam itu sungguh dan bukan ilusi semata.

"Salsha udah balik?"

"Lo bodoh apa gimana, sih? Udah jelas-jelas tadi malam Salsha datang di reuni. Yaudah, deh. Kalo lo nggak mau, biar gue aja yang jemput dia."

"Kagak-kagak!" Aldi menolak dengan tegas dan keras, ia langsung bangkit dari tidurnya, "Biar gue yang jemput dia. Lo tunggu disitu aja."

Dan tanpa menunggu respon Iqbaal, Aldi mematikan sambungan telefonnya sepihak. Melemparkan ponselnya ke kasur dan lari terbirit-birit ke kamar mandi. Ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu dengan gadisnya, Salsha.

💕💕

Hanya perlu waktu kurang lebih setengah jam dan Aldi sudah berada di depan pagar rumah Salsha. Ia sudah rapi dengan kemeja kotak-kotaknya dan celana jeans panjang. Serta tak lupa topi yang menutupi rambutnya. Aldi memang suka menggunakan topi di kesehariannya.

Aldi keluar dari mobilnya, membuka pagar rumah Salsha dan berjalan menuju rumah gadisnya itu. Aldi tersenyum saat melihat Salsha sudah duduk di teras rumahnya.

"Lama banget sih, Ald. Iqbaal bilang kamu jemput aku jam 10."

Aldi menggarui tengguknya, "Maaf, Sha. Akunya terlambat bangun."

Salsha terkekeh, "Kebiasaan. Kita berangkat sekarang, yuk."

Salsha berdiri, dan dengan segera, Aldi menggenggam tangan Salsha. Mereka berdua saling bertatapan sembari melempar senyum manis.

Tak bisa di gambarkan bagaimana rasa bahagia yang keduanya rasakan. Ada rasa memiliki dan takut kehilangan yang menggebu di hati keduanya.

Sesampainya di depan mobil Aldi, lelaki itu lantas saja membukakan pintu kepada Salsha. Salsha tersenyum manis dan masuk ke dalam mobil Aldi. Aldi menutup pintu itu pelan dan berjalan mengitari mobil tersebut.

Aldi masuk ke dalamnya dan belum juga menyalakan mesin mobil itu. Aldi malah menatap Salsha dengan sangat intens. Tangannya bertopang pada dagunya.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang