🎀 Lima 🎀

3K 168 23
                                    

Waktu seharian ini di pergunakan dengan baik oleh Aldi untuk menghabiskan waktunya dengan Salsha. Mereka bahkan tak pergi ke bascamp, sesuai dengan intruksi Iqbaal tadi pagi.

Hari minggu ini terasa sangat cepat bagi Aldi. Ia masih ingin menghabiskan waktu lebih banyak lagi dengan Salsha. Mengganti waktu dua tahun yang di lewati keduanya.

Setelah makan pagi di cafe tempat favorit mereka dulu, Aldi mengajak Salsha ke pantai. Lagi-lagi Aldi membawanya ke tempat kenangan mereka berdua.

Dan kini, tepat pukul sepuluh malam. Aldi memarkirkan mobilnya tepat di halaman rumah Salsha.

Salsha tersenyum manis, "Makasih buat hari ini, Ald. Aku bahagia banget."

Aldi balas tersenyum. Ia juga merasa senang jika bisa membuat gadis itu senang, "Sama-sama, Sha. Yaudah, kamu masuk, gih. Udah malam, kamu langsung tidur, ya." Aldi mengacak rambut Salsha lembut.

Salsha mengangguk, "Kamu juga. Pulangnya hati-hati."

Salsha pun keluar dari mobil Aldi dan bergerak membuka pagar rumahnya. Aldi merogoh sakunya, berniat mengambil ponsel yang sedari tadi ia diamkan semenjak berduaan dengan Salsha.

Ponsel itu ia nyalakan. Ada beberapa panggilan dan pesan singkat dari Kezia. Dan disitulah Aldi ingat jika hari ini ia ada janji mengerjakan tugas kelompok dengan Kezia. Aldi menepuk dahinya. Bagaimana bisa ia sampai lupa dengan janjinya itu. Pasti Kezia akan marah besar.

Aldi menghela nafasnya. Ia meletakkan ponsel tersebut di dashboard. Aldi melihat sebuah kotak kecil berada tepat di samping ponselnya itu. Dan lagi-lagi, Aldi menepuk dahinya. Hampir saja ia lupa akan isi di kotak itu. Kotak yang akan ia berikan kepada Salsha.

Aldi melihat ke arah pagar rumah Salsha. Gadis itu sedang berusaha menutup pagar rumahnya. Dan tanpa membuang waktu lebih lama lagi, Aldi turun dari mobilnya, mencegah Salsha untuk menutup sepenuhnya pagar itu.

"Salsha tunggu."

Salsha menghentikan kegiatannya menutup pagar. Ia mengernyit heran melihat Aldi yang sudah berada di depannya sembari membawa sebuat kotak kecil.

"Aku... ini..., aduhh gimana ngomongnya yaa." Aldi kebingungan sendiri. Padahal ia hanya perlu memberikan kotak itu kepada Salsha.

"Apa?" tanya Salsha, "Itu kotak apa?"

Aldi melirik ke bawah, ke arah tangannya yang memegang kotak itu. Ia menyisir rambutnya ke belakang dengan tangannya yang bebas. Aldi salah tingkah.

Karena tak mendapat jawaban apa-apa dari Aldi, Salsha kembali berkata, "Itu buat aku?" Salsha langsung menutup mulutnya dengan tangan setelah sadar dengan apa yang di katakannya. Salsha sangat percaya diri.

Aldi tak mengucapkan kata apapun lagi. Sudah cukup tingkah bodohnya itu. Ia membuka kotak yang sedari tadi ia pegang. Isi dari kotak itu adalah sebuat pita. Pita berwarna pink yang Aldi beli dua tahun lalu.

"Aku mau ngasih ini tadi pagi sama kamu. Tapi kelupaan." Aldi menyerahkan pita itu kepada Salsha, "Semoga kamu suka. Pake, yaa."

Salsha termenung di tempatnya. Ia tak menyangka jika Aldi memberikan sebuah pita lucu kepadanya. Hadiah kecil yang sangat istimewa bagi Salsha. Bukan seberapa mahal benda itu, tapi bagaimana cara Aldi memberikan itu kepadanya.

Tanpa berfikir dua kali lagi, Salsha meraih pita itu dan langsung memakaikannya ke rambutnya, "Cantik. Aku suka."

Melihat Salsha yang sepertinya sangat suka dan bahagia mendapat pita itu, Aldi tersenyum, "Syukur deh kalo kamu suka pitanya."

"Kamu kapan beli ini? Perasaan tadi pagi katanya kamu terlambat bangun."

"Dua tahun yang lalu. Aku beli itu dua tahun lalu pas kamu di Itali."

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang