🌙 Tujuh 🌙

2.2K 200 60
                                    

"Baik anak-anak. Cukup sekian pertemuan kita pada siang hari ini. Sampai jumpa minggu depan."

Kezia dan Aldi bertos ria kala dosen paling killer di kampus ini memberikan nilai A+ kepada kelompok mereka. Ternyata, perjuangan mereka mengerjakan makalah itu tak sia-sia. Di saat dosen itu telah berlalu dari ruangan, Aldi memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan menentengnya

"Kalo gini sih, di jamin, IP gue bakal naik semester ini." Aldi berseru.

"Karena siapa, tuh?" Kezia terkekeh.

"Karna elo, Kez," Aldi mengacak rambut Kezia, "Karena gue satu kelompok sama anak paling pintar ini."

"Yoii, dong." Kezia membanggakan diri sembari terkekeh, "Ingat, masih ada proposal yang jadi tugas akhir kita. Kerjain itu."

Aldi mengangguk, "Tapi bantuin, yaa. Lo kan pintar."

Aldi pertama kali mengenal Kezia saat mereka ospek. Gadis itu amat sangat tertutup kepada siapapun. Membuat Aldi penasaran dan berusaha mendekati gadis itu.

Satu bulan setelah perkuliahan dimulai, mereka berdua menjadi dekat. Salsha bertukar pikiran mengenai tugas kampus. Kezia selalu mengajari Aldi tentang mata kuliah yang Aldi tak mengerti.

Di kampus ini, Aldi dan Kezia sudah selayaknya seperti pasangan kekasih. Dimana ada Aldi disitu pasti ada Kezia. Seperti sudah hukum alam. Aldi juga tak terlalu dekat dengan gadis lain kecuali Kezia. Membuat persepsi jika mereka berdua adalah sepasang kekasih memang betul.

"Habis ini lo mau kemana?" tanya Kezia. Mereka berdua telah berjalan beriringan melewati koridor kampus.

"Nggak tau. Palingan ke basecamp." jawab Aldi.

Kezia merasakan ini adalah kesempatan yang bagus untuk membuat Salsha cemburu. Membuat gadis itu berfikir jika Aldi sudah memiliki penggantinya.

"Gue boleh ikut?" Kezia berkata dengan ragu, "Nggak ada teman dirumah. Mama pasti belum pulang."

Aldi diam sejenak, menimbang-nimbang apa yang akan terjadi jika Kezia ikut. Hanya sesaat, selanjutnya Aldi mengangguk mengiyakan, "Iya."

Kezia bersorak riang di dalam hati. Rencananya akan semakin mudah untuk mendapatkan Aldi.

🍁🍁🍁

"Jadi Aldi nggak datang kerumah lo tadi malam? Dia boong?"

Salsha menghela nafas lelah. Tadi malam Aldi memang tak jadi datang kerumahnya. Salsha menunggu Aldi di teras rumahnya sampai jam 10 malam. Dan lelaki itu tak menunjukkan batang hidungnya.

"Nggak usah di bahas, ya." Salsha lelah. Ia tak ingin membahas topik ini, tetapi Steffi lah yang mengumbarnya kepada Bastian dan Iqbaal.

"Emang benar-benar tuh si Aldi. Bisanya cuma php in anak orang," Iqbaal tak habis pikir.

"Pliss deh. Nggak usah di besar-besarin. Gue juga gapapa kok."

Steffi berdecih, "Mulut lo ngomong gitu. Tapi hati lo? Sakit kan?"

"Gak usah sok tau," Salsha berdiri dari bangkunya, "Mending kalian belanja, biar gue masakin." Salsha pun pergi menuju dapur. Mungkin memasak bisa menenangkan pikirannya.

Bastian dan Iqbaal saling pandang, sedangkan Steffi mengangkat kedua bahunya. Merasa aneh dengan tingkah Salsha. Tak mau ambil pusing, Steffi menarik tangan Bastian.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang