🍀 Sebelas 🍀

2.3K 180 16
                                    

Suasana sore hari yang mendung menemani kebersamaan Salsha dan Aldi. Saat ini mereka berdua sedang memutari taman sembari memakan es krim. Tangan Aldi masih setia merangkul pinggang Salsha. Aldi tak mau kalah dengan beberapa pasangan yang juga tampak bermesra-mesraan di taman ini.

Aldi menikmati hari ini, bahkan dia berharap waktu berhenti sampai disini. Saat bersama Salsha, ia seakan melupakan beban yang selama ini ia simpan sendiri. Salsha mampu membuat hidupnya lebih berwarna.

Aldi mulai berangan-angan, jika saja dua tahun yang lalu Salsha tak jadi ke Italia, pasti hubungan mereka berdua akan lebih indah daripada sekarang.

"Andai aja, waktu itu lo nggak buat keputusan sendiri dengan pergi ke Italia, mungkin sekarang kita bisa lebih dekat dari ini." ucap Aldi sembari menatap lurus kedepan.

Salsha menengok ke arah Aldi, ia mulai memelankan langkahnya yang di ikuti oleh Aldi. Salsha kembali menengok ke depan, membayangkan kejadian dua tahun yang lalu, "Andai aja waktu itu lo langsung utarain isi hati lo. Andai aja waktu itu lo nggak siapin kejutan-kejutan aneh sama gue. Andai aja waktu itu pas Katya relain lo ke gue, lo bilang ke gue, mungkin gue nggak bakal pergi ke Italia."

Aldi terkekeh. Kekehan yang menyadarkannya kepada kebodohannya dulu. Aldi semakin erat merangkul pinggang Salsha membuat Salsha terjerembab kedepan. Langkah keduanya berhenti. Jarak wajah keduanya pun amat dekat. Aldi tersenyum manis, menikmati setiap pahatan indah wajah Salsha yang tampak sempurna. Aldi membuang es krim dari tangan kanannya sementara tangan kirinya masih merangkul Salsha.

Salsha terkejut bukan main mendapat perlakuan seperti itu dari Aldi, nafasnya ia tahan, ia juga menikmati setiap pahatan dari wajah eksotis Aldi.

Tangan Aldi bergerak mengusap lembut pipi Salsha, ia juga merapikan poni Salsha yang menutupi wajahnya. Ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.

Aldi mendekatkan wajahnya ke wajah Salsha, Aldi tersenyum kemudian berbisik di telinga gadis itu, "I Love You."

Salsha menahan nafasnya kala mendengar bisikan itu, Salsha tak bisa melakukan apapun kecuali menutup mata. Apalagi Aldi belum mau menjauhkan wajahnya dari wajah Salsha.

Bisa Salsha rasakan kecupan hangat mendarat di keningnya. Aldi mencium kening Salsha dengan lembut. Jantung Salsha berdetak tak karuan. Ia juga masih menahan nafasnya. Aldi paling bisa menjungkirbalikkan perasannya.

Ciuman itu belum terlepas, namun saat membuka mata kesadaran Salsha terkumpul, mereka masih di tengah-tengah taman. Bagaimana jika ada yang melihat mereka seperti ini.

Dengan segera, Salsha mendorong dada bidang Aldi cukup kuat. Ciuman dan rangkulan Aldi pun terlepas, barulah Salsha menghirup udara sebanyak-banyak.

Aldi menggerutu, "Kenapa di lepas, sih? Padahal lagi seru juga."

"Seru nenek moyang lo," sembur Salsha langsung, "Lo nggak lihat semua pada lihatin kita? Mikir nggak!"

Aldi mengedarkan pandangannya ke sekeliling taman dan benar saja banyak pasang mata yang tertawa melihat keduanya. Aldi menggaruk tengkuknya dan tertawa aneh, "Hehe. Maaf, deh. Gue kebawa perasaan."

"Maaf-maaf," Salsha makin menggerutu, "Malu gue jalan sama lo."

Salsha menghentakkan kakinya dan berjalan cepat, Aldi langsung saja mengikutinya. Aldi juga malu, tapi ia menikmati kejadian itu.

Aldi mempercepat langkahnya yang tertinggal dari Salsha. Ia juga kembali merangkul bahu gadis itu. Tak ada penolakan, Aldi tersenyum senang.

"Tapi lo senang kan gue cium kayak tadi," bisik Aldi di telinga Salsha.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang