🍀 Dua Belas🍀

2.3K 175 23
                                    

Sedari tadi, hal yang di lakukan Aldi hanya berkutat pada ponselnya. Bahkan ia tak peduli dengan apa yang Pak Bambang jelaskan di depan sana. Aldi sudah menyetel kursinya, ia duduk di belakang Farhan yang badannya besar, cukup menutupi Aldi dari tatapan Pak Bambang.

Yang di lakukan Aldi di ponselnya bukan bermain game seperti yang biasa ia lakukan. Kali ini, ia sibuk dengan ponselnya karena sedang bertukar pesan dengan Salsha. Aldi sudah meminta nomor ponsel Salsha saat mereka menghabiskan waktu di taman kemaren sore.

Terkadang, Aldi mesem-mesem sendiri membaca balasan dari Salsha yang di anggap lucu padahal tidak. Ia sama sekali tak memperdulikan keadaan di sekitarnya. Padahal ia tahu, jika Pak Bambang sampai mengetahui ia asyik dengan ponselnya, bisa saja dosen tua itu mengusirnya dari perkulihan hari ini.

Kezia yang berada di sampingnya pun mengernyit bingung melihat Aldi. Kezia curiga tentang apa yang Aldi lihat di ponselnya itu, tak biasanya Aldi asyik sendiri dengan ponselnya itu. Pelan-pelan Kezia mendekatkan badannya ke arah Aldi berniat untuk mengintip sedikit. Tapi Kezia sama sekali tak melihat apapun. Kezia menyentuh pundak Aldi, "Lagi ngapain, sih?"

Tanpa melihat Kezia, Aldi menjawab, "Nggak. Jangan ganggu gue dulu. Nanti Bambang lihat, bisa mati gue."

Kezia mendengus kesal, ia kembali ke posisinya semula. Sesekali ia melihat ke arah Aldi yang masih setia dengan ponselnya. Kezia cemburu!

Sedangkan Aldi malah senyum-senyum sendiri melihat balasan pesan dari Salsha.



Setelah tak ada balasan lagi dari Salsha, Aldi memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Senyum manis tak pernah luntur dari wajah tampannya, apalagi sebentar lagi ia aka  bertemu dengan pujaan hati, Salsha.

Kezia kembali menyenggol lengan Aldi, "Kenapa sih lo? Aneh banget."

Masih dengan senyuman manis Aldi menjawab, "Nggak papa."

Hingga tanpa Aldi sadari, Pak Bambang telah selesai memberikan penjelasan dan keluar dari ruangan itu. Aldi segera merapikan bukunya ke dalam tas dan menentang tasnya itu. Dengan bersiul kecil, Aldi keluar dari kelas.

Kezia yang melihat itu pun merapikan bukunya dengan cepat. Kemudian ia menyusul Aldi yang sudah lebih dulu keluar dari kelas itu.

"Ald, lo mau kemana, sih? Buru-buru amat kayaknya."

Aldi menghentikan langkahnya, kemudian menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Mau ke cafe depan. Makan."

"Makan? Kok buru-buru," tanyak Kezia sedikit curiga.

"Gue lapar. Makanya buru-buru."

Kezia manggut-manggut, "Gue boleh ikut kan? Kebetulan gue juga lapar."

"Aduh, gimana yaa..."

Kezia menatap curiga Aldi, "Jangan bilang lo mau jauhin gue lagi."

"Bukan gitu," Aldi berusaha menjelaskan, "Yaudah deh, yuk."

Kezia tersenyum senang. Akhirnya ia mempunyai waktu berdua lagi dengan Aldi. Kesempatan ini akan di pergunakan Kezia dengan sebaik-baiknya.

💝💝💝

Salsha menghembuskan nafasnya, ia melihat ke arah pintu masuk cafe, berharap Aldi akan segera datang. Tadi, saat ia mengatakan ketemu di cafe ini dengan Aldi, ia sudah berada di cafe tersebut.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang