~1~

19 4 0
                                    


Suara deringan alarmnya membuat si gadis yang tengah tertidur ini terbangun. Tanpa menunda-nunda waktu, dia segera pergi kekamar mandi dan bersiap-siap. Tidak lupa, dia juga mengikat rambutnya agar terlihat rapi. Dia mengambil tas punggungnya yang berwarna merah itu kemudian bergegas kebawah.

Dimeja makan sudah terdapat Troy Harold, ayahnya, Carla, ibunya dan juga Marie, kakak perempuannya. Seperti biasanya, dia menyapa mereka semua setelah sampai dimeja makan. Tapi seperti biasa juga, sapaannya diabaikan begitu saja. Addelle tidak mempermasalahkannya. Dia langsung duduk ditempatnya dan mengambil makanannya sendiri.

"Pa, ma, gue berangkat dulu ya" pamit Marie pada kedua orang tuanya.

"Nanti kamu seperti biasa pakai mobil yang ada didepan rumah"

Addelle hanya mengangguk menuruti ucapan ayahnya. Setelah selesai sarapan, Addelle pamit pada kedua orang tuanya dan berangkat kesekolah dengan mobil yang dimaksud ayahnya.

Ya walaupun mobilnya termasuk mobil lama yang sudah sedikit rusak tapi dia tidak pernah malu mengendarainya. Malah dia bersyukur dengan adanya mobil itu, dia menjadi lebih bersemangat mengumpulkan uangnya untuk membeli mobil baru. Toh ayahnya juga tidak peduli.

Sesampainya disekolah, pemandangan ini tidak pernah berubah, dia selalu ditertawakan karena mobilnya yang jelek, sedangkan kakaknya merupakan mobil keluaran terbaru.

Tidak mau nama keluarganya tercemar, kakaknya berbohong kalau mobil itu adalah pilihan adiknya sendiri. Addelle hanya membiarkannya saja.

Dikelas, dia berjalan menuju tempatnya yang berada dipaling ujung. Dia menaruh tasnya disebelah tempat Nita. Nita yang menyadari Addelle duduk disebelahnya lantas mengangkat kepalanya lalu tersenyum.

"Akhirnya lo datang juga, gue bosan tau"

"Nita Nita, lo gak berubah ya, mana pacar lo tuh, biasanya disini" tanya Addelle.

"Owh, ada urusan dia, gak tau urusan apa sampai-aampai gue ditinggalin"

"Wahhh, bukan karena selingkuh kan?" tuduh Addelle yang langsung dihadiahi jitakan.

"Jangan berprasangka buruk ya, kita harus positive thingking, you know?"

Ya, cara berbicara Nita memang seperti ini, kadang dia mencampur-campurkan entah itu bahasa inggris dan indonesia atau thailand dengan indonesia atau korea dengan indonesia, bahkan ada kata-kata yang salah, Addelle hanya membiarkannya saja. Menurutnya, sahabatnya itu memang ahli dalam ngelawak entah dari perilakunya atau gaya ucapannya.

****

"Eh itu bukannya kakak lo Del?" tanya Nita sambil menunjuk kumpulan para cewek-cewek yang populer.

Addelle melihat kearah yang ditunjuk Nita. Ada sedikit kecemburuan dalam hati Addelle. Kakaknya doaat dengan mudah berbaur dengan orang. Sedangkan dirinya banyak yang tidak menyukainya, itu membuat dia sulit untuk berbaur dengan yang lain, kecuali Nita.

"Del, lo baik-baik aja kan?" tanya Nita cemas.

"Gue baik, ya udah cepat dimakan, bentar lagi bel masuk nih" ujar Addelle mengingatkan.

Setelah menghabiskan makanannya, mata Addelle tidak sengaja menangkap sosok laki-laki yang sedang disukainya. Laki-laki itu duduk dengan teman-temannya tidak jauh dari tempatnya. Bahkan dirinya tanpa sadar menarik seulas senyumnya ketika melihat cowok itu tertawa bersama temannya.

Nita yang melihat itu lantas menoleh kearah yang sama. Dia mangut-mangut mengerti.

"Del, lo suka kan sama dia?" tanya Nita.

Addelle tersentak. Dia lantas menggeleng. Nita sama sekali tidak percaya pada Addelle. Dia yakin kalau Addelle memiliki perasaan pada cowok itu.

"Gue gak bisa suka sama dia, gue dan dia gak sederajat" lirih Addelle.

Nita merasa kasihan dengan Addelle. Menurutnya Addelle ini tertutup. Jarang dia menceritakan masalahnya padanya, sekedar curhat aja tidak bahkan Nita lebih sering curhat dan Addelle hanya menjadi pendengar, sesekali Addelle memberi saran pada Nita.

Nita menoleh kearah cowok itu lagi dan terkejut melihat cowok itu yang menatap ketempatnya.

****

Selamat membaca.

Jangan lupa divomment juga ya guys.

Thx.

Girl Who Was Hurt[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang