~6~

11 2 0
                                    

Kalau ngak niat,
mending ngak usah,
daripada membuat vas yang sudah dihiasi secantik mungkin berujung sia-sia karena tidak dibeli.


****


"Hai"

Addelle terkejut dengan tepukan dibahunya juga suara yang begitu familiar dengannya.

"Udah nunggu lama?" tanya Farir.

"Ngak, gue baru keluar aja" dustanya, padahal udah nunggu selama lima belas menit hanya karena tidak ingin membuat Farir mengetuk rumahnya dan berakhir dengan mendengar ucapan pedas kakaknya.

"Ya udah yuk"

Addelle tersentak dengan,sebuah tangan yang menggenggam tangannya lembut. Perlakuan Farir itu membuatnya merasakan desiran aneh yang tidak henti-hentinya datang. Farir melirik sekilas kemudian tersenyum karena dirinya berhasil membuat gadis disebelahnya salting.

****

"Aduhh, lo yang ngalamin, kok gue yang baper si?" goda Nita.

"Apaan si lo!" kesal Addelle membuat Nita tidak dapat menahan ketawanya.

"Eh Del, si Farir didepan tuh, lagi lihat ke lo, samperin yuk" bisiknya. Tanpa persetujuan Addelle, Nita menarik tangannya dan berjalan menuju Farir.

"Ke kantin yuk" ajak Farir.

"Hai, Nit" sapa seseorang dari arah belakang.

Nita terbelalak melihat pacarnya yang berdiri dihadapannya. Entahlah, menurutnya ini sebuah keajaiban. Biasanya pacarnya lebih memilih bersama dengan temannya untuk bolos, tetapi sekarang, Aldi sudah sering menyamperinnya entah untuk mengajaknya makan bersama dikantin atau berbicara.

"Wah ada Aldi tuh" goda Addelle.

Aldi menatap tajam Addelle juga Farir kemudian menarik tangan Nita agak menjauh dari Farir.

Mungkinkah Aldi salah paham?, batin Addelle.

"Hmm.. Ayok kekantin, udah laper nih" ajak Addelle mencairkan suasana kemudian menatap Farir.

Farir yang mengerti dengan tatapannya itu, berjalan sambil merangkul Addelle. Sepanjang jalan, mereka menjadi pusat perhatian, apalagi melihat Farir yang merangkul Addelle membuat para cewek disana menjadi iri.

"Del, gue kok merasa kalau Aldi udah berubah ya?" tanya Nita begitu mereka berdua duduk sementara dua cowok itu memesan makanan mereka.

"Gue juga merasa gitu, tapi yang gue heran kok dia natap gue ama Farir tajam gitu? Emang kita ada salah apa?" tanya Addelle. Nita mengangkat bahunya tidak tahu.

"Udah, ayo makan dulu baru bicara" ujar Farir sambil memberikan makanan yang dipesan Addelle didepan gadis tersebut.

"Kelihatannya makin hari makin dekat aja kalian" goda Nita.

"Makan Nit" desis Addelle.

"Iya-iya" kekeh Nita.

****

Sebuah mobil berhenti didepan kediaman keluarga Harold. Addelle keluar dari mobil tersebut, tidak lupa mengucapkan terima kasih pada pemilik mobil itu.

Girl Who Was Hurt[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang