Biasanya malam minggu seperti ini, Addelle akan belajar atau membaca novel sambil menonton TV. Kali ini, Addelle akan melakukan sesuatu yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya. Dia akan pergi kepasar malam yang dibuka didekat rumahnya. Dia hanya memakai baju kaos berwarna hijau tua dengan celana diatas lutut yang berwarna senada. Dia melengkapinya dengan sepatu yang berwarna hijau tua dengan bagian bawahnya berwarna putih.
Setelah bersiap-siap, dia melangkahkan kakinya menuju kamar kakaknya.
Tok tok tok
"Apa?" ketus Marie setelah membukakan pintunya.
"Lo mau kepasar malam? Kalau lo mau, kita pergi sama-sama"
Marie tampak berpikir sejenak setelah itu dia mengambil beberapa pakaian kemudian masuk kedalam kamar mandi. Tanpa diberikan jawaban pun, Addelle tahu hanya dengan melihat kakaknya yang tengah bersiap-siap.
****
Marie dan Addelle membeli beberapa barang yang menurut mereka bagus juga tidak terlalu mahal. Marie membeli beberapa pakaian yang menurutnya nyaman sedangkan Addelle membeli beberapa buku juga baju.
"Pencuriii!!"
Teriakkan itu membuat Marie dan Addelle menghentikan langkah kaki mereka dan menoleh kesumber teriakkan itu. Tampak disana terdapat seseorang yang tengah berlari yang mereka yakini pencurinya dan beberapa orang yang ikut membantu menangkap pencuri itu. Dibagian belakang terdapat sepasang suami istri yang tengah ikut berlari. Addelle yakin bahwa tadi yang berteriak pasti mereka melihat raut kepanikkan dari wajah istrinya.
Tapi saat ini, mereka tidak mengkhawatirkan apakah pencuri itu akan dipukuli atau tidak. Karena sekarang mereka sedang panik karena pencuri itu berlari kearah mereka sedangkan orang-orang yang mengejarnya tertinggal sangat jauh dibelakang.
"Kak, ayo lari" panik Addelle kemudian menarik Marie untuk ikut berlari dengannya. Bisa saja mereka cukup menghindar saja. Tetapi namanya juga pencuri. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas seperti ini apalagi orang-orang yang mengejarnya tertinggal jauh dibelakang.
Dipersimpangan jalan, Addelle teringat dengan sepasang suami istri itu. Muncul perasaan aneh yang membuatnya ingin membantu sepasang suami istri itu.
"Kak, kakak pulang dulu, nanti gue nyusul" ujar Addelle.
"Ck, jangan sampai kemaleman, jangan sampai hilang, ngerepotin aja lo, sini barang lo" ketusnya. Addelle segera menyerahkan barang-barangnya kemudian berlari berlawanan arah.
Tepat dugaannya, pencuri itu terkecoh karena Marie dan Addelle berpencar. Untuk menarik perhatian pencuri tersebut, untuk pertama kalinya, Addelle melakukan sesuatu yang nekat. Dia mengambil sebongkah batu yang tidak terlalu besar kemudian melemparkannya kearah pencuri. Sayangnya, batu yang dilemparnya meleset sehingga mengenai tembok didekat pencuri itu.
Sadar dirinya dalam bahaya, dia segera berlari secepat mungkin. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, dia melihat orang-orang yang sedang mencari keberadaan pencuri itu. Dia segera bersembunyi saat mendengar derap kaki seseorang. Pencuri yang tadinya mengejarnya nampaknya sedang kebingungan karena tidak menemukan keberadaan Addelle. Addelle pun memanfaatkan situasi ini untuk berjalan kebelakang pencuri itu.
Eh apa ya? Katanya kalau kita mukul otak kecilnya bakal pingsan. Tapi mukulnya dikepala atau tengkuk?
Tiba-tiba saja, pencuri itu membalikkan badannya. Saking terkejutnya, Addelle tanpa sadar meninju hidung pencuri itu sambil berteriak hingga membuat orang tersebut pingsan dan darah mengalir dari hidungnya.
Apa pukulan gue sekuat itu?
Melihat pencuri itu yang tidak sadarkan diri, dia mengambil tas yang masih digenggam orang itu kemudian berjalan kearah orang-orang yang masih celingak-celinguk mencari pencuri itu.
"Ini tan"
"Terima kasih banyakk" ucapnya senang sembari bersyukur.
"Dimana pencurinya, nak?" tanya salah satu orang yang tampaknya sangat tidak sabar menarik pencuri itu kekantor polisi. Sepertinya wkwk.
"Disana" Addelle menunjukkan tempat pingsannya si pencuri yang diangguki mereka.
"Ayo! Kita bawa dia kekantor polisi!" teriak salah satu orang kemudian mereka pergi kearah yang ditunjuk Addelle tadi.
"Nak, terima kasih ya"
"Sama-sama tan, btw panggil saja Addelle , tan"
"Owh Addelle, perkenalkan nama saya Linda dan ini suami saya, Harry"
Mereka akhirnya sedikit berbincang-bincang sampai akhirnya Addelle mengingat pesan kakaknya tersebut.
"Tan, gue pulang dulu ya, udah malam nih" pamit Addelle.
"Terima kasih" bisik seseorang dari belakang mengejutkan Addelle.
"Lo!?"
"Nah kebetulan ada Zifo. Fo, antar Addelle pulang sana" pinta Harry.
"Gak usah om, saya bisa jalan kaki kok, lagian deket aja rumahnya" tolak Addelle halus.
"Gak papa, sana antar dia pulang"
Dengan terpaksa, Addelle mengikuti Zifo dari belakang menuju tempat mobilnya diparkirkan.
"Jadi itu mama lo?" tanya Addelle.
"Hem, napa? Gak percaya? Atau mama gue mirip dengan lo? Atau masih muda? Lihat dulu dong mama siapa" bangganya.
"Cepat, mobil lo mana? Gue udah mau balek" ucapnya menghiraukan ucapan ngelantur Zifo.
"Bentar napa si" kesal Zifo.
"Gue lupa lagi, lo pernah bilang akhirnya ketemu sama gue itu maksudnya apa?"
"Nanti lo juga bakal tahu"
"Serah-serah, gue mau pulang, cepat, mana satu"
"Gak sabaran amat si, bentar lah, lo pikir nyari mobil gampang apa?"
Dengan tetpaksa lagi, Addelle membiarkan Zifo mencari mobilnya walaupun sudah dua puluh menit yang terlewat.
Tbc.
See you next chapter,
Jgn lupa divomment ya,
Thx.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Who Was Hurt[COMPLETED]
Teen FictionLuka yang kalian berikan padaku. Luka yang kalian buat, tidak peduli apakah luka lamaku sudah sembuh atau belum. Apakah aku melakukan kesalahan? Kesalahan apa itu sampai kalian membenciku? Tidak peduli seberapa benci kalian pada gue, gue tetap meny...