5. Kerinduan

3.5K 252 6
                                    

Lesti Pov

Saat bertatap langsung dengan matanya, aku merasakan kehangatan dan seperti ingin langsung memeluknya. Jujur aku merindukan dirinya, bahkan sangat rindu. Ingin sekali merasakan pelukan hangat darinya namun semua itu ku buang karena aku terlalu sakit atas perbuatannya padaku dan pada kedua kesayanganku. Tak bisa ku pungkiri rasa rindu ini begitu besar untuknya tapi rasa kecewa dan kebencianku lebih mendominasi untuknya, papaku.

"Pa, kakak kangen sama papa. Kakak ingin seperti orang lain yg bisa menikmati waktu dengan keluarga utuh. Ada mama, papa dan mbul di sisi kakak. Tapi kakak harus sadar kalau itu semua tak mungkin bisa terjadi karena kakak masih sangat kecewa sama papa. Papa yg bikin mama sering menangis tiap malamnya. Papa yg bikin mbul di hina di sekolah karena tak pernah bisa menunjukkan kepada teman-temannya kalau dia memiliki seorang papa dan kakak selalu jadi bahan cacian teman-teman saat masih sekolah dulu dan sering di panggil anak haram karena tak mempunyai papa. Kami bertiga menjadi bahan gunjingan orang-orang. Dan karena semua itu, kakak bertekad untuk membalas semuanya dengan prestasi yg kakak capai. Sekarang, semua mulut terbungkam dan cacian itu berubah menjadi pujian. Orang-orang tak bisa lagi merendahkan kami. Jadi, kehadiran papa tak pengaruh apa-apa untuk hidup kakak atau pun mama dan mbul!" Ucap Lesti pada dirinya sendiri.

"Kak, mau pesan apa?" Tanya Putri sambil menggenggam tangan Lesti.

"Ap... Apa dek?" Jawab Lesti kaget.

"Kakak melamun? Ngelamunin apa sih kak? Adek tu tanya, kakak mau pesan apa? Kasian tu mbanya nungguin dari tadi!" Ucap Putri sambil memperhatikan Lesti.

"Samain aja dek dengan kamu, tapi saya minumnya air putih hangat ya." Jawab Lesti.

"Kakak baik-baik aja kan nak? Mama perhatikan, sejak datang tadi sampai sekarang kakak banyak diem dan melamun. Apa ada yg mengganggu fikiran kakak?" Tanya Erie dengan nada kecemasan.

"Kakak gak apa-apa ma! Gak ada yg perlu mama cemaskan. Kakak baik-baik aja kok." Jawab Lesti mencoba meyakinkan mamanya dan adiknya.

"Kak, kalau ada masalah bilang aja ke Putri dan mama. Berbagilah sama kami berdua, jangan di pendam sendiri. Kami selalu ada untuk kakak." Ucap Putri sambil mengelus bahu Lesti.

Mendengar kata-kata adiknya, Lesti langsung memeluk Putri dengan erat dan tak lupa juga mencium kening Putri dengan penuh kasih sayang. Mendapat perlakuan seperti itu dari sang kakak, Putri tersenyum dan merasa sangat bahagia.

"Kita makan dulu, pelukannya di sambung nanti lagi. Ini makanannya udah dateng." Ucap Erie sambil meletakkan makanan di depan Lesti dan Putri.

"Mariiii kita makan!!! Adek udah laper banget." Kata Putri dengan semangat.

"Berdo'a dulu sayang. Kalau gak berdo'a nanti setan yg makan." Ujar Erie pada Putri.

"Hehehehe..." Putri nyengir kepada Erie lalu dia mulai membaca do'a untuk makan.

Disela-sela makan mereka, tiba-tiba Lesti membuka suaranya. Lesti memberi tahukan kepada mama dan adiknya siapa yg dia temui sebelum menyusul mama dan adiknya.

"Ma, kakak tadi ketemu sama papa. Sebelum kakak ketempat mama dan mbul, kakak nabrak papa. Kakak kaget pas lihat orang yg kakak tabrak, ternyata itu papa." Ucap Lesti kepada mama dan adiknya.

"Kakak gak salah orang? Mungkin aja itu orang lain yg mirip sama papa." Erie masih menolak apa yg dia dengar.

"Kakak gak salah orang kok ma, itu memang papa. Karena dia sempat nanya ke kakak apa pernah bertemu sebelumnya? Kakak jawab aja kalau belum pernah ketemu dan semoga gak akan ketemu lagi." Jawab Lesti atas pertanyaan Erie.

Mimpi TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang