B

10.2K 435 17
                                    

1

——— *** ———

Kereta upeti memasuki gerbang utama istana. Tidak hanya makanan dan perhiasan saja, tetapi juga lima ratus gadis perawan yang diserahkan. Para gadis itu akan di jadikan pelayan istana, namun jika salah satu dari mereka beruntung maka bisa naik pangkat menjadi selir istana.

"Upeti dari Konoha, hn?"

Pemuda tampan dengan rambut hitam sedikit berantakan di bagian belakang, juga matanya yang cemerlang menatap tajam ke depan. Pesonanya begitu luar biasa. Siapa lagi kalau bukan Sasuke Uchiha.

"Kenapa, apakah kau tertarik dengan upeti itu?" Suara bariton itu melesak masuk menggetarkan hati.

"Tidak, hanya saja aku tidak mengerti kenapa mereka meminta upeti lima ratus gadis."

"Kau calon kaisar negeri ini, tapi hal ini belum juga kau ketahui."

"Kalau begitu kenapa tidak kau saja yang jadi kaisar?" Tanya Sasuke ketus.

"Karena itu memang tidak mungkin."

Mendengar jawaban Itachi, Sasuke jadi terdiam. Ia lupa kakaknya tidak bisa menjadi kaisar karena terlahir dari seorang selir rendahan.

Sasuke mendengus, "Tch, merepotkan."

Itachi menghela napas, walaupun dia dan Sasuke tidak terlahir dari ibu yang sama tapi ia sudah menganggap Sasuke seperti adik kandungnya.

"Para gadis itu akan menjadi pelayan di istana, itu karena banyaknya pelayan yang sudah tua dan harus digantikan. Mungkin juga jika salah satu dari mereka beruntung akan di angkat jadi selir Tou-sama." Itachi menjelaskan semuanya dengan sempurna.

Sasuke melepaskan anak panahnya dan mengenai titik pusat.

"Begitu ya..."

Para gadis itu melewati tempat Sasuke memanah. Satu di antaranya tidak menunduk seperti yang diperintahkan oleh kepala dayang. Surai merah muda itu terlihat mencolok, permata hijau yang menjadi matanya sangat indah. Wajahnya mengeluarkan aura dingin yang pekat. Matanya bertemu dengan Sasuke. Tetapi keduanya hanya diam membisu.

"Menarik."

Kata itu spontan keluar dari mulut Sasuke. Membuat Itachi menoleh dan tersenyum.

***

"Buka baju kalian!" Seru Kepala Dayang galak.

Buru-buru para gadis itu melepaskan pakaian mereka. Setelah semuanya terlepaskan dan hanya menyisakan satu lapisan tipis terakhir Kepala Dayang bersama antek-anteknya segera memeriksa tubuh mereka. Mulai dari rambut, mata, hidung, telinga sampai ujung kaki. Selesai. Para gadis itu pergi mandi.

Di pemandian terdapat satu kolam besar untuk berendam, mencuci, dan mandi. Kolam itu selain besar juga panjang.

"Huh, Kepala Dayang benar-benar menyeramkan." Celetuk salah satu di antara mereka.

"Benar, tidak bisakah dia bicara dengan baik? Bisanya hanya berteriak saja."

"Kalian tahu? Itu karena Kepala Dayang  punya tugas penting."

Beautiful Blue Moon [美しい青い月] 🌑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang