Saya tidak pernah berani membayangkan kalau ada banyak orang yang menyukai cerita yang ku buat. Setelah mencoba ada beberapa orang yang memberi suara ke cerita ini, saya sangat bahagia :) semakin semangat untuk melanjutkan sampai ke titik ini. Tapi ini belum berakhir, saya akan meningkatkan kualitas cerita di setiap waktu.
Jin mi mandi untuk menyegarkan pikirannya kembali, sakura sempat khawatir karena insiden ini. "Ino, apakah anak itu baik-baik saja?" Ino sempat bingung siapa yang di maksud oleh sakura dan setelah menerka-nerka kejadian apa yang baru saja terjadi ia mengetahui siapa yang dimaksud. "Ya yang mulia, nona Jin mi sudah mulai membaik. "Aku tidak pernah mengira kalau anak itu memiliki masalah yang cukup serius di masalalunya. Ku pikir dia anak yang ceria, ternyata dibalik senyumnya itu menyembunyikan banyak goresan yang belum terobati" sakura menatap sendu buku di hadapannya itu. Ino mengerti yang dirasakan sakura, karena Ino tahu sakura dulu juga merasakan hal yang sama. "Yang mulia mohon jangan terlalu khawatir, nona Jin mi akan segera membaik dan beraktivitas seperti biasa." Sakura mengangguk dia selesai menulis titahnya untuk Lie Ji. "Sampaikan ke tabib Lie Ji !" Ino langsung menerima titah itu dan membawanya ke kediaman Lie Ji.
Ino masuk ke kediaman tabib Lie Ji yang baru saja gempar akan insiden Jin mi. "Ino apa yang kau lakukan disini?" Ino bertemu dengan salah satu temannya, Qiu. Dia ditugaskan di kediaman Lie Ji saat ini. "Sampaikan ini ke tabib Lie Ji ya!" Qiu menerima surat itu, "baik akan ku sampaikan" Ino memeluk Qiu dan segera pulang ke kediaman ratu. Qiu segera pergi ke ruang kerja Lie Ji, "tuan ada surat" ia tidak berani masuk ke ruang kerja tuannya sebelum di izinkan. "Masuk pintunya tidak dikunci" Qiu masuk dan memberi hormat ke Lie Ji. "Tuan ini ada surat dari kediaman ratu." Lie Ji mengangguk dan membaca surat dari sakura. Wajahnya pucat setelah membaca surat sakura.
Jin mi lelah setelah berjalan-jalan tadi, "Jin mi! Kemarilah ada yang ingin ayah bicarakan!" Jin mi menoleh dan menemukan ayahnya sedang duduk di bangku kediaman ini. "Ada apa ayah" Jin mi duduk disebelah ayahnya sambil menatap wajah sang ayah. "Ratu memerintahkan untuk memberimu pendidikan. Apa kau mau belajar tentang politik, ayah kira kau selalu membaca buku novel dan buku berat berisi politik" Jin mi senang karena ratu ingin memberinya pendidikan, "ayah! Aku selalu membaca buku politik, aku sudah lama bosan dengan novel dan karena sudah terbiasa membaca aku memilih belajar tentang politik istana dan aturan-aturan seorang ratu maupun selir" Lie Ji tak habis pikir putrinya mampu memakan hal berbau politik sekaligus. "Kau memang putriku Jin mi. Ayah bangga. andaikan ibumu masih hidup pasti dia akan bangga memiliki anak seperti dirimu" raut wajah Jin mi kembali sedih dan memeluk ayahnya. Andaikan ada orang yang melihat dan mendengarkan percakapan ayah anak ini pasti akan merasa kasihan dan ikut merasa kehilangan.
( Sekarang ini musim hujan, jangan lupa bawa payung atau jas hujan agar tidak sakit, jangan hujan hujanan ya!)
Keesokan harinya Jin mi bersiap-siap untuk berangkat menemui guru yang akan mengajarnya. Jin mi belajar di paviliun Xi yang berada tidak jauh dari kediaman putra mahkota. Sesampainya di paviliun Xi Jin mi disambut oleh beberapa pelayan yang membantu persiapan belajar Jin mi, disana gurunya sudah menunggu, Jin mi menundukkan sedikit kepalanya dan segera duduk di depan meja guru barunya. Rambutnya kuning di ikat dua di bawah, "selamat datang nona Jin mi, namaku Tsunade dulu aku pernah mengajar Ratu sakura sebelum diangkat menjadi ratu" Jin mi sempat kaget karena wanita ini adalah guru ratu juga.
"Tsunade-sensei kita bisa memulai belajarnya" Jin mi belajar dari aturan dasar istana, walaupun ia sudah mengetahui apa isi aturan dasar istana tapi ada beberapa hal yang tidak ia mengerti. "Tsunade-sensei apakah semua selir yang mati tetap ditulis dalam sejarah?" Gurunya tampak berpikir dan mencoba mengingat-ingat selir terdahulu. "Sesuai dengan kelakuan dirinya di akhir hidupnya, apa karena umur atau kejahatan, kalau dia memiliki perilaku baik dan tidak berbuat suatu kejahatan maka dia akan di hormati dan tetap di kubur di tempat selir, jika dia melakukan kejahatan seperti membunuh atau lainnya pangkatnya sebagai selir akan di cabut dan diturunkan sebagai rakyat biasa" Jin mi mengerti, ia pernah membaca tentang sejarah selir di kerajaan uchiha tetapi kuburannya ada yang tidak jelas dimana. Setelah selesai belajar dengan Tsunade, Jin mi pamit untuk pulang. Jin mi melewati kediaman Daisuke dan kebetulan Daisuke sedang membaca buku di paviliun Phoenix.
"Jin mi..."
[Maaf ya agak lama up terus agak pendek juga, author nggak punya banyak waktu TT author banyak kegiatan juga. Jangan lupa jaga kesehatan ya :')"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Blue Moon [美しい青い月] 🌑
Historical Fiction[S A S U S A K U O N T H E P A S S A D O ] Abad ke-12 kerajaan uchiha yang dipimpin oleh Uchiha Fugaku, memiliki satu orang anak bernama Sasuke Uchiha bersama Permaisuri Mikoto. Sedangkan anak pertama yaitu Itachi Uchiha dilahirkan oleh sang seli...