O

3.3K 201 11
                                    

14
—— ○ ——

Empat orang pria bercadar menyelinap ke kediaman Putra Mahkota, dan menyusup ke dalam, mereka melihat Putra Mahkota bersama Sakura. Mereka satu persatu membius pelayan yang ada diluar. "Apakah ada orang di luar?" Sakura bertanya pada pelayan Putra Mahkota dari dalam. Karena merasa tidak ada jawaban Sakura menidurkan Daisuke di futonnya dan melihat ke luar, anehnya tidak ada pelayan di luar dan saat Sakura berniat masuk ke kamar mengambil Daisuke sudah ada seorang lelaki bercadar di depannya. Di tendang Sakura sampai membentur tembok dan batuk darah, ia melihat pria itu membawa Daisuke.

"KEMBALIKAN ANAKKU KEPARAT!!" Sakura mengejar pria itu, saat menemukan pria itu dia melihat pria itu mengasah pedangnya dan di ayunkan ke Daisuke, sebelum itu terjadi Sakura meloncat dan memeluk Daisuke. Pedang yang tajam merobek punggungnya darah bercucuran di mana-mana. Pria itu kaget dan berniat untuk pergi bersama teman-temannya. Tapi tidak semudah itu Ferguso. Sasuke sudah mengepung mereka dengan wajah memerah tanda dia sedang marah, dia dengan mudah menangkap pria itu. Saat tertangkap ia mencoba bunuh diri, tetapi Sasuke menendang lehernya sampai patah.

"KATAKAN SIAPA YANG MENYURUHMU ATAU AYAH DAN IBUMU HABIS DI TANGANKU!" penjahat itu bergetar.

"Yang menyuruh saya adalah Suk Won Mama" Sasuke membeku.

"Suk Won?" Pria itu berteriak, "Benar, yang menyuruh saya Sukwon Mama Yang Mulia" Sasuke tidak percaya, dengan apa yang ia dengar. Sosok yang ingin mencelakai kekasihnya adalah seseorang yang ia bawa sendiri ke istana ini. Sakura ambruk lemas karena darah terus keluar, Daisuke menangis di pelukannya. Sasuke langsung membawa Sakura sambil menangis memanggil tabib. Sakura terbaring di kamarnya, dia terbangun mencari anaknya, ia menangis dengan keras memeluk anaknya. "Daisuke terimakasih kau masih hidup, terimakasih. Ibu berjanji akan melindungimu" Daisuke ikut menangis merasakan kesedihan ibunya.

Shion diseret untuk menghadap Sasuke.

"Yang mulia saya tidak melakukannya! Saya bersumpah untuk hal itu!" Shion tetap tidak mengakui kesalahannya.

"Diam!!" Sasuke mengebrak mejanya.

"Kau tahu! Aku mengangkatmu menjadi selir ku karena aku hatiku tulus padamu dan dengan bodohnya kau menodai posisimu dengan ingin membunuh Putra Mahkota? Kau juga membuat Permaisuri terluka! Aku mencintainya dan kau ingin membunuhnya?" Sasuke melontarkan kata-kata terpanjangnya. "Saya mengaku Yang Mulia... Saya mengaku mengutus anak buah saya untuk membunuh Putra Mahkota. Tapi semua itu ada sebabnya, anda tidak pernah lagi mengunjungi saya, anda hanya memperhatikan Permaisuri dan Suk Yeong saja, saya akan menerima hukuman, tapi saya minta anda untuk menjaga putri saya dan menyayanginya tolong jangan bunuh dia Yang Mulia kumohon" Shion menangis dengan keras dihadapan Sasuke. "Baiklah aku akan menjaganya, dia akan di urus oleh Deonwa sebagai ibu angkatnya" Shion menunduk, dia dijatuhi hukuman meminum racun besok.

Sakura mendengar kabar itu, dia menangis menyadari kalau Shion yang menjadi otak kejahatan ini. Kejam sekali dia ingin membunuh Daisuke padahal dia mempunyai anak yang seharusnya dia merasakan bagaimana kalau anaknya di bunuh. Sakura menuju kediaman Shion dengan marah.

"Jungjeon Mama telah tiba!" Shion membuka matanya, Sakura masuk dan melihat Shion memberi hormat kepadanya. Mereka berdua duduk, hening. "Suk Won, kau tahu kan rasanya kehilangan? Bagaimana kalau Daisuke benar benar terbunuh? Bisa membayangkan bagaimana sakitnya diriku? Melihat anakku yang dengan susah payah ku lahirkan terbunuh di tanganmu?" Makian Sakura membuat Shion meneteskan air mata. Shion bersujud "Maafkan saya Mama, saya sudah di kuasai iri dan dengki." "Bangun Suk Won!" Sakura menatap mata Shion tajam, "Suk Won, ibumu akan merasakan hal yang sama kalau kau akan dibunuh! Aku yakin dia menyayangimu daripada nyawanya sendiri. Mungkin ini bisa menjadi pelajaran untuk hidupmu selanjutnya." Sakura keluar dari kediaman Shion menangis sementara Shion ambruk tidak berdaya dan menangis dengan tersedu.

"Di kehidupan selanjutnya, aku harap hubungan kita tidak seperti ini Suk Won."

***

Hari ini adalah hari dimana Shion dieksekusi. Tepat pada pukul 2 siang hukuman akan dilaksanakan. Sakura dan Deonwa mendengar ini, karena Sakura adalah ratu disini dia akan menyaksikan hukuman itu. Sementara Deonwa tidak tau kenapa dia menangis karena kasihan dengan anak Shion yang tengah ia gendong. Shion bersila dan memejamkan mata di kamarnya, dia berusaha mengingat kenangan masa kecilnya, dimana ayahnya yang mengendongnya dari sawah bersama ibunya yang mengikuti di belakang. Tanpa sadar air matanya mengalir. Seluruh abdi Shion menangis karena sang nyonya akan meninggalkan mereka. Detik demi detik berlalu, matahari menunjukkan kalau sekarang ini adalah pukul 2 siang. Menteri yang diutus mengeksekusi memanggil Shion untuk keluar melaksanakan hukuman. Dengan gontai Shion keluar, Sakura dan para menteri sudah berkumpul di sana, di sana terdapat meja yang diatasnya terdapat mangkuk berisi racun. Shion menghormat ke Sakura, setelah itu dia melakukan penghormatan terakhir ke Sasuke yang berada di ruangannya. Shion duduk, dia mengambil mangkuk itu, tangannya bergetar. Menteri membacakan keputusan raja, Shion mengangkat mangkuknya dan meminumnya. Tenggorokannya seperti di cekik, panas dan penglihatannya berat. Shion mengingat kembali kehidupannya dari awal sampai akhir. "Yang Mulia, Yume selamat tinggal" Shion menghembuskan nafas terakhirnya dan ambruk di tanah.

Sakura menangis, Shion tetaplah teman baginya. Sasuke yang mendengar kematian Shion mengebrak meja dan menangis, Shion tetaplah seorang istri baginya. Entah apapun itu rasa iri dan dengki akan menjerumuskan mu ke dalam lubang yang dalam.

TBC

Beautiful Blue Moon [美しい青い月] 🌑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang