U

5K 338 10
                                    

4
——— o ———

Sakura berjalan terseok-seok, seluruh badannya terasa remuk. Ia meraih kursi taman dan duduk di sana, sembari menunggu tugas dari Kurenai. Sakura menghela napas ketika melihat Sasuke dan Karin yang tengah menyapa tamu. Pasti melelahkan. Puk! Sesuatu mencengkram bahunya dengan kuat, ternyata seekor burung elang. Terdapat  kertas terikat di kakinya. Sakura meraih kertas itu dan terdapat tulisan:

Siapkan arak.

Sakura langsung tahu kalau itu burung elang milik Sasuke. Entah apa yang saat ini Sasuke rencanakan. Tapi daripada dia di curigai lebih baik kali ini Sakura menurut saja. Ia ke dapur menyiapkan lima arak berkualitas tinggi. Ia tidak lupa mengambil satu gelas besar juga.

"Apapun itu, aku harus bertahan lebih lama di sini." Gumam Sakura.

Sasuke kembali sendiri, menurut tradisi pengantin wanita akan di kirim nanti saat malam hari ke Istana suaminya. Sasuke menemui Sakura dan bertanya apakah dia sudah menyiapkan barang yang ia minta. Sakura menunjuk arak yang telah ia siapkan di meja.

"Hn, bagus." Sasuke melepas baju yang menurutnya sangat berat dan merepotkan itu.

Sakura menggerutu kesal karena Sasuke sama sekali tidak bilang-bilang jika akan melepas bajunya. Ia bergegas pergi keluar. Sakura bertemu dengan Kurenai.

"Kau darimana Sakura?" Tanya Kurenai heran.

"Sasuke-sama meminta saya untuk menyiapkan arak. Jadi saya membawa araknya ke kamar Sasuke-sama."

Kurenai terkejut, namun segera ia mengendalikan ekspresinya.

"Kalau sudah tidak ada pekerjaan, pergi ke dapur dan bantulah Ino. Dia tengah membuat hidangan untuk Karin-sama." Pinta Kurenai yang di tanggapi dengan anggukan Sakura.

Kurenai mengetuk pintu kamar Sasuke dan meminta izin bertemu. "Masuklah, Kepala Dayang."

"Ada apa?" Sasuke tengah meminum araknya.

"Sasuke-sama, anda bisa benar-benar mabuk dan tidak bisa melanjutkan tradisi pernikahan."

"Itu adalah tujuan utamaku, biarkan saja nanti Karin kemari. Ini adalah tugas untukmu. Buat seolah-oleh kami telah menyelesaikan semua ritualnya. Buat dia mengakui itu. Apapun caranya kau harus membuatnya terpojok." Sasuke kembali meneguk araknya.

Ino menata makanan tradisional khas Konoha. Ia menatanya di sebuah piring emas yang indah. Sakura sadar, bakat Ino dalam menghias sesuatu sangat menakjubkan. Jadi semua rangkaian bunga untuk hantaran pernikahan tadi semuanya hasil karya Ino. Dia memiliki bakat alami.

"Sakura, nanti kau yang mengantarkan hidangannya ya? Aku akan pergi ke pasar bersama Kurenai-san." Sakura mengangguk.

Kurenai berjalan tergesa-gesa ke dapur. Ia menarik tangan Sakura menjauh dari keramaian.

"Ada apa Kurenai-san?" Tanya Sakura bingung.

"Ino dan aku harus pergi membeli bahan makanan, tanpa diriku Ino tidak bisa pergi. Tetapi Kaisar memberiku tugas penting. Bisakah kau saja yang mengerjakannya?" Kurenai menatap Sakura dengan tatapan serius.

"Tugas apa?" Tanya Sakura penasaran.

Kurenai memberi beberapa arahan, dan Sakura memanglah gadis yang pintar jadi tidak perlu waktu lama untuk Kurenai menjelaskan. Tapi tetap saja ini sangat beresiko bagi Sakura. Jika dia ketahuan, dia akan kehilangan nyawanya.

Keesokan Harinya Sasuke terbangun lebih dulu dari pada Karin. Sasuke bersiap untuk bertugas, dia menyuruh sakura membantunya. Sasuke langsung pergi. Tak lama kemudian Karin bangun.

"Hei kau!! Apakah kau tau dimana Yang Mulia Kaisar sekarang!?" Tanya Karin ke sakura.

"Beliau sudah berangkat ke kantor pusat Permaisuri" jawab sakura

Karin dengan kesal langsung pergi ke Istana Ratu. Sakura melanjutkan tugasnya di dapur.

Malam harinya...

"Ino aku ingin ke taman,mencari udara segar" sakura berencana mencari angin agar pikirannya tenang.

Sasuke yang lelah setelah mengurus pindahnya ayah ibu dan kakaknya ke Istana Musim Panas, karena anggota keluarga kerajaan tidak boleh ikut campur urusan kerajaan. Sasuke berencana untuk ke taman istana daripada harus diganggu istrinya itu.

Sakura merenung di jembatan taman. Sasuke yang diikuti Kasimnya melihat Sakura, dia memberi kode kasimnya agar menunggunya disini. Sakura tidak menyadari kehadiran sang raja.

"Apakah pantas untuk seorang gadis berada diluar malam-malam begini?" Tanya Sasuke

Sakura kaget melihat Sasuke ia segera menunduk memberi hormat.

"Maafkan hamba yang mulia tidak menyadari kehadiran anda" Ucap Sakura.

"Tak apa, sedang apa kau disini?" Tanya Sasuke.

"Saya hanya mencari udara segar agar lelah saya sedikit hilang" jelas sakura.

"Menjadi pelayan adalah tugas yang melelahkan, nanti aku akan membuatmu tidak lelah lagi, aku janji." setelah mengatakan itu Sasuke meninggalkan taman.

Sakura yang bingung dengan omongan Sasuke kembali ke kamar untuk tidur.

Esok paginya

Para dayang ramai membicarakan berita yang menarik. Sakura yang penasaran bertanya pada Ino.

"Ada apa Ino?" Tanya sakura

"Yang mulia akan memilih calon selirnya sakura!!" Ucap Ino heboh

"Apa? Yang mulia baru saja menikah!! Kenapa cepat sekali?" Tanya sakura kaget dengan apa yang terjadi.

"Memang kenapa? Terserah dia! Hidup-hidup dia!!" Omel Ino.

Sakura yang tak percaya termenung dan teringat omongan Sasuke tadi malam.

Para dayang dikumpulkan untuk dipilih siapa yang pantas menjadi selir ,tapi ada beberapa syarat untuk menjadi selir, yaitu;

1. Memiliki postur tubuh yang bagus
2. Cantik dan anggun

Sebenarnya jika raja tertarik dengan salah satu dayang, dia akan langsung masuk ke daftar.

Sakura kaget karena dia lolos dan juga Ino. Mereka yang terpilih akan diseleksi besok pagi.

[Kediaman ratu]

Karin yang mendengar suaminya memilih selir mengamuk habis-habisan. Dia membanting semua barang yang ada. Dayangnya menenangkannya.

"Permaisuri tenanglah. Para selir itu tidak ada yang cantik, Yang Mulia Kaisar memilih selir hanya karena urusan politik." Jelas sang dayang agar Karin tenang.

"Benarkah?" Tanya Karin yang berubah senang ( emang dia nggak nyadar ya kalau dia juga dipilih karena politik saja :v)

Setelah tenang Karin kembali melanjutkan aktivitasnya sebagai ratu.

TBC

Beautiful Blue Moon [美しい青い月] 🌑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang