A

2.2K 147 9
                                    

Turut berduka cita untuk korban tsunami. Semoga di terima di sisi-Nya, kuatkan lah keluarga yang ditinggalkan. Mari kita anggap sebagai peringatan dari yang maha Kuasa. Kita yang selamat dari bencana harus bersyukur untuk itu. Karena kematian tidak menunggu persetujuan.

18
—— ○ ——

Rombongan Sasuke sampai di istana, disambut oleh puluhan perdana menteri yang menyiapkan pesta kemenangan Kerajaan Uchiha. Sebelum pesta dimulai Sasuke menguburkan prajuritnya yang mati sebagai pahlawan dan memberi satu kotak emas ke keluarga yang di tinggalkan. Sasuke mandi untuk menyegarkan diri dan bersiap untuk merayakan kemenangan besar ini.

Sakura juga sedang berendam air panas untuk merilekskan tubuhnya. Kandungannya juga sudah mulai membesar, dia bahkan sudah merasakan tendangan sang jabang bayi. Dia bahagia karena suaminya kembali dengan selamat, bahkan anaknya yang nekat juga kembali tanpa luka ke istana. Sakura sempat syok karena mendengar Daisuke datang ke tempat perang. Tapi mendengarnya pulang dengan selamat membuatnya bernafas lega.

Sakura selesai dengan berendamnya dia mengeringkan badan dan memakai baju kebesarannya untuk mendatangi pesta kemenangan Sasuke. Saat selesai berpakaian sakura mendapat pemberitahuan kalau Sasuke sudah menjemputnya. Sasuke tersenyum melihat Sakura, ia mengulurkan tangannya untuk Sakura, "Sakura berjanjilah untuk tetap disisiku."  Setelah melihat sakura mengangguk Sasuke mencium bibir ranum sakura, sakura membalas ciuman itu. Dikarenakan semua orang telah menunggu mereka di tempat pesta, maka ciuman itu menjadi ciuman yang singkat.

"Yang Mulia Raja dan Ratu telah tiba" semua orang yang berada di dalam pesta memberi hormat kepada mereka. Para menteri dan tamu undangan mengucapkan selamat kepada Sasuke atas kemenangannya.
Daisuke juga menerima banyak pujaan atas kehebatannya dalam menguasai Phoenix emas.

Pesta berjalan dengan meriah. Sakura merasa lelah dan mengundurkan diri bersama Sasuke, para tamu juga satu per satu meninggalkan istana dan menuju ke rumah masing-masing. Daisuke yang berada dikediamannya mengamati bintang-bintang yang berada di langit, rasa takjub muncul di hatinya.

'krek' suara itu menajamkan penglihatan Daisuke. Dia menatap dinding kediamannya dengan tajam, karena merasa penasaran Daisuke mendekati dinding itu. Saat memanjat dinding tangannya seperti memegang sesuatu yang hangat, ternyata itu adalah tangan seseorang. Daisuke mengikuti arah tangan itu.

"Arghhhhhhh" Daisuke berteriak diikuti teriakan sang pemilik tangan. Daisuke segera menyadarkan dirinya dan menangkap penyusup itu.

"Siapa kau!! Beraninya menyusup ke kediaman Putra Mahkota!" Penyusup itu melotot, "Penyusup? Siapa yang kau bilang penyusup?" Daisuke memiringkan kepalanya. "Siapa lagi kalau bukan kau! Kau memanjat dinding ini untuk apa?" "Aku kesini untuk melihat wajah Putra Mahkota! Aku hanya ingin memastikan perkataan teman-temanku! Mereka mengatakan kalau putra mahkota itu tampan" Daisuke tidak bisa melihat wajah penyusup itu karena terhalang cadar. Dengan satu gerakan Daisuke melepas cadar itu, dia adalah perempuan, matanya jernih sejernih air, hidungnya kecil tetapi mancung, bibirnya yang membentuk hati dan berwarna merah, kulitnya yang putih seputih salju membuat Daisuke susah melepaskan pandangannya dari gadis itu karena terjebak oleh pesonanya.

Setelah memperhatikan gadis itu lama, Daisuke tersadar. "Kau hanya ingin melihat wajah putra mahkota untuk membenarkan rumor yang dikatakan temanmu? Kau tahu betapa bahayanya menyusup ke kediaman Putra Mahkota? Bayarannya adalah nyawa!" Gadis itu hanya memutar matanya bosan. "Buat saja alasan yang masuk akal! Seperti menangkap ular yang masuk ke kediaman putra mahkota? Itu menunjukan kalau aku sedang menyelamatkan nyawanya! Dan bukan melakukan kejahatan!" Daisuke pusing mendengarkan ocehan gadis ini, "Kau! Kau siapa berada di kediaman putra mahkota!" Daisuke menatap sebentar gadis itu. "Aku menteri yang baru saja bertemu dengan putra mahkota! Kalau kau ingin melihatnya datang lah besok di paviliun Phoenix di kediaman ini!" Gadis itu senang karena dia akan melihat wajah putra mahkota besok dan memamerkan kepada teman-temannya.

Daisuke menyesap teh hijaunya sambil memakan beberapa manisan di paviliun Phoenix. Para dayang akan menuangkan tehnya saat habis. Entah apa yang ada di pikiran Daisuke, tapi wajahnya sangat datar sekarang.

Tempat lain.

"Jin Mi kau mau kemana? Memakai cadar seperti pencuri" Gadis yang di katakan pencuri itu melotot.

"Huh~ kau ini bicara apa? Aku ingin pergi ke istana hari ini" temannya ternganga tidak percaya dengannya, "kau sampai menyusup ke istana untuk menemui putra mahkota? Kau gila!"

"Sudahlah aku harus cepat ke istana sebelum putra mahkota meninggalkan paviliunnya" teman Jin mi khawatir dengannya, ia merasa bersalah sudah menceritakan tentang ketampanan putra mahkota.

Malam hari setelah menyusup istana.

"Tadi itu perdana menteri istana? Dia terlihat sangat muda, biasanya para perdana menteri itu memiliki jenggot putih! Harus kuakui perdana menteri tadi sangat tampan. Perdana menteri saja sudah tampan apalagi putra mahkotanya!" Jin Mi tersenyum seperti orang gila karena tidak sabar bertemu dengan putra mahkota.

Ok back again.

Di gerbang utama, Jin Mi di halangi prajurit yang sedang berjaga. "Siapa kau dan apa perlu apa masuk ke istana?" Jin Mi menatap tasnya dan menemukan alasan, "Aku adalah tabib, ada seorang menteri yang memanggilku untuk bertemu Putra Mahkota!" Prajurit itu mengizinkan Jin Mi masuk karena alasannya masuk akal.

Jin Mi bergegas menuju ke paviliun Phoenix dan menemukan perdana menteri itu berada di sana, Daisuke sengaja tidak mengunakan pakaian formalnya untuk mengerjai Jin ami. Jin Mi melihat pelayan di sekitar perdana menteri itu, karena tidak ingin dikatakan tidak sopan Jin Mi memberi hormat ke Daisuke.

"Ah kau sudah datang?" Daisuke menyuruh dayangnya untuk pergi dulu.

"Dimana Putra Mahkota! Kau bilang dia ada disini kenapa malah kau yang disini?"

Daisuke tersenyum, "kau terlambat Nona! Putra Mahkota sudah berangkat berburu" Jin Mi memasang wajah kecewa, "Padahal aku benar-benar ingin melihatnya sekarang!" Daisuke merasa agak bersalah, tapi dia harus menahannya untuk sementara, "Bagaimana kalau kita jalan-jalan ke pasar? Setidaknya kau tidak sia-sia datang kemari!" Jin Mi yang memang tidak ada kegiatan hari ini mengangguk setuju.

Daisuke yang tidak melihat pasar Konoha setelah sekian lama kagum dengan keramaiannya, "Kau kenapa perdana menteri? Apa kau baru melihat pasar" merasa kalau ekspresinya berlebihan Daisuke segera memperbaikinya. "Aku kira seorang menteri lebih sering keluar kerajaan, mereka terkadang melihat situasi pasar kan?" Daisuke gelagapan, "A,,Aku tidak bekerja di bagian itu, aku lebih ke sering pergi ke luar negeri membawa kuda untuk urusan kerjasama istana" Jin mi membuat mulutnya menjadi huruf O.

"Perdana menteri bukankah kalau seorang  pria mengajak pergi seorang wanita maka dia harus membayar semua yang dibeli wanitanya?" Daisuke tertawa mendengar hal itu, gadis ini sangat pintar memanfaatkan situasi. "Baiklah aku yang akan membayar semuanya." Jin mi tersenyum senang, "baiklah bagaimana kalau kita makan ramen dan gyoza? Aku tahu tempat ramen yang enak!" Daisuke hanya mengikuti Jin mi dari belakang, setelah makan Jin mi membeli beberapa aksesoris. Daisuke melihat kalung yang sangat identik dengan dirinya, "kau tunggu di sini aku ingin membeli sesuatu"

Daisuke mengajak Jin mi melihat matahari tenggelam di sungai yang ada di dekat pasar, "Aku belum tahu siapa namamu nona" Jin mi membenarkan ucapan Daisuke, "ah benar juga, namaku Jin mi. Choi Jin mi" Daisuke mengangguk-anggukan kepalanya, "kalau namamu?". "Cukup panggil aku perdana menteri, oh iya mungkin hari ini adalah hari terakhir kita bertemu, setelah ini mungkin akan berbeda. Aku memberimu kalung Phoenix ini. Anggap saja ini sebagai pengganti diriku kalau kau rindu" Jin mi menatap Daisuke dengan ekspresi wajah yang sulit di artikan.

Daisuke juga memakaikan kalung itu di leher putih Jin mi, "Terimakasih perdana menteri." Setelah itu mereka berpisah setelah melewati hari yang menyenangkan dimana kisah mereka baru akan dimulai dan bukan berakhir.

Oke udah 1000 kata 😂❤️


Beautiful Blue Moon [美しい青い月] 🌑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang