✒Part 26

1.5K 58 0
                                    

Special part buat para readers yang setia pada kisah gempi ini🎌

"Kau? " ujar lelaki berjas hitam yang tepat didepannya.

"Kenapa? " tanya gempi berusaha menetralisir rasa rindunya terhadap lelaki didepannya.

"Apa dari tadi kamu tidak melihatku? Apa memang kamu tidak mengingatku lagi?" tanya lelaki itu dengan ekspresi jauh dibawah sebuah kewibawaannya tadi.

"Tentu saja aku melihatmu, bagaimana mungkin aku melupakanmu" jawab gempi berusaha tidak terlihat senang melihat lelaki itu kembali.

"Kukira akan mudah melupakanku... "

"Bagaimana mungkin kamu pergi tapi tetep aja ada dipikiran ku" potong gempi kesal yang langsung menatap lelaki di depan nya dengan sangat jelas. Bertambah dewasa dengan kumis tipis miliknya dan bulu mata lentik lengkap dengan bibirnya yang pink.

Lelaki itu hanya tersenyum melihat perubahan gadis didepannya.

"Kenapa kalo kangen engga telepon? Bisa kan tinggal ketik nama GALANG" celetuk galang sambil tersenyum sangat hangatnya.

"Apa wanita duluan yang harus memulai. Setidaknya kau lah yang telepon duluan!" jawab gempi kesal karena rasa kangen yang selama ini ia simpan.

"Hmm.. Ya yaa yaaa sengaja mau lihat seberapa kangennya kamu sama sahabatmu ini" jawab galang ringan tanpa tau rasa kangen serta bayangannya yang terus menghantui gempi setiap harinya.

"Sengaja! Ohh tidak kenapa lelaki begitu mudah menyepelekan wanita" komen gempi.

"Gem? " ujar lelaki yang sangat dikenal gempi dan benar pemilik suara itu adalah bosnya.

"Kami permisi mr. Senang bekerja sama dengan anda" ujar bosnya pada galang yang hanya ditanggapi dengan anggukan dan senyum.

Gempi dan bosnya melenggang pergi dan baru berapa langkah gempi melirik kebelakang dan benar galang sedang memberikan kode untuk gempi menelfonnya nanti.

"Telepon aku jika sudah sampai hotel oke!" bisikan dari mulut galang yang terlihat jelas oleh gempi. Dan gempi hanya memutar bola matanya dan kembali fokus pada jalan.

*****

Sampainya dikamar hotel, gempi sibuk mondar mandir sambil menggenggam smartphone canggih miliknya itu. Ia bingung apa harus dia menelfon galang duluan.

"Telfon... Tidak.. Telfon.. Tidak.. tidak tidak biar dia saja! " seru gempi yang langsung memasuki kamar mandi dan mengganti bajunya dengan piayama bercorak keropi.

Setelah berganti baju dan mencuci muka gempi kembali duduk diatas kasur nya dan menatap samrtphone yang tergeletak di atas meja dan tidak terlihat satu pun panggilan dari galang.

"Dasar memang saja dia tidak merindukanku selama ini" ujar gempi sebelum menidurkan dirinya.

Suasana sangat mendukung sehingga gempi mudah terlelap diatas buayaan kasur empuk, bantal empuk, ac kamar yang tidak terlalu dingin serta dirinya yang sangat lelah.

Tinininggg tinininggg..

Suara panggilan itu berasal dari smartphone gempi yang tertera nama galang disana. Dan pemilik smartphone itu sudah terlelap diatas buayaan kasur yang memaksanya untuk tidak terbangun.

Hingga untuk ke tiga kali bunyi itu berdering dan tak ada satu pun dering keempat yang masuk.

Hingga fajar pun tiba..

Jam sudah menunjuk angka 8 dan gempi pun baru bisa membuka matanya.

Mata yang tadinya sayup berubah menjadi segar serta cahaya yang berusaha menerobos melalui tirai putih besar yang berusaha menutupi indahnya kota.

"Hmmmm... " gempi terbangun dengan semangat dengan senyum yang terlihat jelas.

Gempi mengikat rambutnya yang berantakan akibat ulahnya setiap tidur dan langsung bergegas memanjakan dirinya dikamar mandi.

*****

"Hello mr? " jawab lelaki yang ternyata adalah bosnya gempi yang sedang mengangkat telfon.

"Saya akan tiba dihotel anda!" ucap dari sebrang telfon.

"Baiklah kita akan bertemu di lobby hotel" ucap bosnya yang langsung mendapatkan respon.

"Baiklah" lelaki itu memutuskan telfon secara sepihak.

*****

Gempi baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk dikepalanya.

Gempi terkejut setelah mengecek smartphonenya yang sudah tertera 3 panggilan tak terjawab dari galang. Gempi melamun dan kembali terkejut dengan adanya panggilan masuk dari bosnya.

"Sedang apa kau? Cepat turun jika sudah selesai bersiap. Akan saya tunggu di lobby hotel" ujar bosnya di sebrang telfon.

"Baik pak! 20 menit saya akan turun" jawab gempi dan langsung mendapat sambungan terputus dari bosnya.

Gempi kembali bersiap tanpa dahulu mengeringkan rambutnya yang basah akibat air dan shampo.

Setelah 15 menit gempi bersiap kini dirinya sedang memakai make up dengan senatural mungkin agar tidak terkesan badut dengan memakaikan lipstik pink yang makin menambahkan kesan natural.

Ting!

Suara denting lift dan tak lama pintu itu terbuka, gempi memasuki lift dan menekan tombol yang menuju lobby hotel.

Dering telfon memecahkan kehentingan dan gempi dengan cepat mengangkat panggilan itu.

"Apa tidurmu menyenyak sehingga menolak 3 panggilanku? " ucap si pemilik suara yang selama ini ada dipikiran gempi.

Gempi langsung melepaskan smartphone yang tadinya tertempel pada telinganya dan membaca nama yang menelfonnya.

"Hmm.. " jawab gempi tanpa sadar mengembangkan senyumnya yang mahal itu.

"Kenapa hanya itu. Aku ingin mendengar suaramu dipagi hari" protes galang yang berhasil membuat gempi memutar bola matanya.

"Baiklah tidurku nyenyak,bagaimana dengan mu? " ujar gempi.

Ting!

Suara denting lift kembali terdengar kemudian pintu terbuka, dan diluar lift sudah banyak orang yang sedang menunggu dan membuat gempi berdesakan untuk keluar dari kerumunan manusia yang berkisaran ada 8orang.

Dan gempi tiba-tiba membeku dengan apa yang baru dilihat. Tanpa sadar memutuskan panggilan secara sepihak dan memasukkan smartphone miliknya kembali kedalam tas kecil punyanya.

Gempi berjalan gontai menuju bosnya dan lelaki yang barusan menelfonnya di lift.

Sampai sini dulu aja..

Next part

I'm Only Yours[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang