Bab 11

105K 9.7K 1.2K
                                    

11. Masa Lalu Adalah Masa Lalu.

Loading ...

Start !

***

"Maaf ya, Laura. Liburan'nya gak jadi, papa ada meeting, dan malam ini papa juga lembur. Bulan depan aja ya sayang?"

Kalimat yang membuat semangat Laura langsung menghilang seketika. Gadis itu melangkah dengan wajah murung'nya, masuk kekamar dan menjatuhkan tubuh'nya kekasur'nya yang empuk.

Tanpa ia sadari, setetes air mata jatuh membasahi pipi'nya. "Batal lagi ...? Janji palsu lagi ...?"

Kemudian gadis itu tersenyum kecut. "Untung udah kebal." lalu dia menyeka air mata'nya dengan kasar.

"Susah ya luangin waktu sedikit aja buat anak'nya? Uang bukan segala'nya, tolong ..."

***

Gadis kecil yang tak pernah bahagia, namun selalu berpura-pura bahagia. Sejak kecil papa Laura selalu tidak punya waktu sedikitpun, sama seperti Vasilla ...

Beda'nya, Laura mendapatkan kasih sayang dari mama'nya. Hingga gadis itu sering kali merasa bahwa dia hanya memiliki seorang ibu, tanpa ayah.

Gadis kecil berusia 14 tahun itu memeluk papa'nya dari belakang, sambil tertawa ria karena hari ini papa'nya sudah berjanji akan membawa'nya naik puncak gunung. "Papa, Laura udah siap!! Ayo berangkat sekarang!!" seru gadis manis itu dengan semangat dan ceria.

Namun papa'nya berbalik dan memeluk tubuh mungil Laura dengan wajah sedih. "Maaf ya? Lain kali aja." lalu pria bertubuh tinggi serta tegap itu melirik kearah Fita.

Fita mengangguk kecil sambil tersenyum, mengerti dari maksud sang suami (Leo).

"Papa pergi lagi? Kerja lagi?" lirih gadis kecil itu.

Leo melepas pelukan'nya lalu menangkup kedua pipi putri'nya. Gadis itu tampak sedih dan sebentar lagi akan menangis. Leo mengusap puncak kepala putri'nya dengan lembut. "Kali ini pekerjaan'nya benar-benar gak bisa ditinggal. Maafin papa ya? Papa janji minggu depan pasti kita jalan-jalan ya?"

Laura kecil mengangguk pasrah, membiarkan Leo meraih tas kerja'nya dan langsung pergi begitu saja. Gadis itu tersenyum untuk menghibur diri'nya sendiri.

Namun... Bulan depan itu tidak pernah datang.

Waktu liburan itu tidak pernah tiba ...

Membuat Laura sudah tidak percaya pada setiap janji yang diucapkan oleh Leo. Gadis itu kalang kabut, merubah penampilan'nya yang tampak polos menjadi layak'nya preman saat hendak kesekolah.

Seragam'nya sengaja ia ketatkan, lengan seragam yang digulung, rambut panjang yang terurai, membuat'nya tampak cantik namun nakal.

"Caca, lo kerasukan apa? Serius deh!" laki-laki yang saat itu merupakan pacar Laura langsung tampak terkejut dengan penampilan pacar'nya yang berubah drastis.

Ya, Laura memang pernah dipanggil dengan sebutan 'Caca' dari nama'nya 'Monica' saat dia masih SMP.

Laura mengangkat sebelah alis'nya. "Kenapa?"

"Beda banget. Cantik sih, tapi aneh ..." laki-laki itu mengusap tengkuk'nya.

"Nendra, boleh gue tanya sesuatu?"

Laki-laki bernama Nendra itu mengangguk meng-iyakan.

"Apa semua janji dan ucapan dari cowok itu emang ga bisa dipercaya ya? Kaum cowok ga bisa ngomong sesuatu yang ga cuma Bullshit?"

Nendra tertawa pelan. "Caca, ga semua cowok itu bajingan. Kenapa sih lo?"

"Lo tau Leo?"

"Bokap lo? Kok lo nyebut'nya pake nama?"

"Ga, bukan bokap gue ..."

"Hah?" Nendra mengangkat sebelah alis'nya.

"Dia pulang kerumah, makan, tidur, lalu pergi lagi? Dia bukan bokap gue, bagi gue dia cuma benalu ..."

"Gitu-gitu dia bokap lo, Ca."

"Leo ... Ribuan janji yang Leo ucapin, semua'nya Leo ingkarin. Lo juga bakalan gitu gak, Nendra?"

Nendra menggeleng kecil sambil tersenyum tulus. "Nggak kok ..."

"Lo ga bakal selingkuh? Ga bakal bosen?"

Nendra menggeleng lagi. "Nggak, gue cuma sayang sama lu doang."

***

Dari semua kebohongan yang keluar dari mulut Nendra, "Gue cuma sayang sama lu doang" adalah favorite Laura.

Kenapa? Karena beberapa hari setelah mengucapkan itu, Nendra dan Laura putus. Alasan'nya? Menyebalkan dan konyol memang.

Mantan pacar'nya Nendra, Milka mengajak Nendra balikan. Tentu saja Nendra tidak bisa menolak. Milka adalah seorang model cilik, berparas cantik, kulit putih mulus, mancung, dan kaya raya. Akhir'nya, Nendra memutuskan Laura demi Milka.

Sakit memang, namun Laura tersenyum. Tersenyum sampai dia melupakan sakit yang dia rasakan. Lucu? Ya, lucu sekali. Hidup ini memang seperti rubik yang warna'nya selalu teracak-acak satu sama lain. Namun saat bersatu, akan lebih enak dipandang.

Beberapa bulan setelah Nendra dan Milka balikan. Nendra putus dengan Milka. Dan lagi-lagi, orang yang pertama Nendra cari adalah Laura.

Dengan segala rayuan dan janji manis, Nendra mengajak Laura balikan. Laura tertawa manis, membuat Nendra merasa memiliki harapan. "HAHAHA!! EH TOLOL! OTAK LO DIMANA? DENGKUL ATAU TELAPAK KAKI? LO ITU CUMA COWOK YANG PERNAH BUANG GUE LAYAK'NYA SAMPAH, SEKARANG NGAPAIN LO PUNGUT GUE LAGI? KARENA UDAH DIBUANG SAMA MAJIKAN BARU? MAKAN TUH KARMA! MAKAN! GA USAH MAKAN NASI LAGI LU, MAKAN AJA ITU KARMA, KENYANG DUNIA AKHIRAT LU KAMBING!"

"Caca, please ..." Nendra menunjukkan puppy eyes'nya, berharap Laura luluh untuk kesekian kali'nya.

"Hell no! Nendra, beberapa minggu yang lalu, saat gue butuh temen curhat dan ngechat elu, lo cuma ngeread chattan dari gue kan? MUKA UDAH RONGSOKAN, SOK JUAL MAHAL LAGI. BELAGU BANGET HIDUP LO?!"

"Ca ... Gue nyesel, kali ini gue ga akan ninggalin lo lagi kok, trust me?"

"GA AKAN NINGGALIN GUE LAGI? LO SIAPA BRO? LO GA AKAN NINGGALIN GUE, TAPI GUE YANG AKAN NINGGALIN LO. MINGGIR SANA, SAMPAH KAYAK LO ITU BAGUS'NYA GUE TENDANG, GUE INJEK SAMPE ANCUR, GUE BUKAN PEMULUNG YANG MAU MUNGUT LO. SO ... SORRY-SORRY AJA, TUNGGU AJA KARMA YANG MUNGUT LU! MAKAN TUH MILKA!" gadis itu mendorong tubuh Nendra dengan kasar lalu pergi tanpa rasa bersalah setelah mengucapkan kata-kata menyakitkan itu begitu saja.

Semua'nya adalah omong kosong, tak ada yang dapat Laura percaya lagi. Kecuali omongan dan nasihat Fita.

"Mama, Caca mau pindah sekolah ... Kesekolah, dimana ga ada orang yang bakal nyakitin Caca ..."

***

Loading ...

Finish !

Vote + Coment !

[✔] Sixth Sense 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang