15. Pura-Pura Tidak Kenal?
Loading ...
Start !
***
Entahlah, jantung Laura berdebar keras saat dia melihat Nendra yang tiba-tiba muncul disekolah'nya.
Ah, lihat lah kedua bolongan disudut bibir Nendra. Beberapa tahun berlalu, bolongan menggemaskan itu tampak semakin dalam, dan Nendra tampak semakin ... manis.
Ya, manis. Laura mengakui itu.
"Laura?"
Suara pak Nizam membuat Laura tersadar dari lamunan'nya. Gadis itu menoleh dengan cepat, menatap Nendra dan pak Nizam secara bergantian.
Detik itu juga tatapan Nendra dan Laura bertemu, hening dan membuat bulu kuduk Laura meremang tanpa alasan.
"Caca?"
Mata Laura melebar sedikit, dia pikir Nendra sudah tidak mengenali'nya lagi. "Lo inget gue?"
"Laura Monica, Caca kan?" tanya Nendra, memastikan.
Belum sempat Laura menjawab, pak Nizam berdehem dan menatap kedua orang itu dengan tatapan tajam. "Kenapa kalian malah mengobrol? Laura duduk sana! Dan kamu si anak baru--"
"Nendra Aldebaron." Nendra memotong ucapan pak Nizam.
"Ya, terserah apapun itu namamu, kamu duduk sama Vento aja sana."
Laura mengangguk cepat dan langsung melesat ketempat duduk'nya, melirik sekilas kearah Vento yang tampak kaget dan kembali menatap Nendra yang masih betah dipijakan'nya.
"Kamu belum duduk?" tanya pak Nizam.
Nendra melipat tangan'nya didepan dada, menatap pak Nizam dengan tatapan yang aneh.
"Kenapa Nendra?"
"Kan saya ga tau siapa yang nama'nya Vento pak. Bapak suruh saya duduk dimana? Vento siapa? Orang'nya yang mana?"
Seketika anak kelas langsung tertawa, kecuali Vento dan Laura yang tetap diam.
"Ah, maaf pikiran bapak seperti sedang tidak disini. Vento tolong tunjuk tangan."
Vento mengangkat tangan kiri'nya, menatap Nendra dengan tatapan dingin seolah berkata 'Awas aja kalo lu duduk deket-deket sama gue'.
Nendra mengangkat sudut bibir'nya. "Makasih pak ..." lalu laki-laki itu melangkah, menarik sebuah bangku kosong dan meletakkan'nya disamping Vento. Kini 2 orang itu duduk bersebelahan dihadapan meja kayu yang panjang.
***
Vento meraih lengan Laura dan menarik gadis itu kedepan toilet. "Lo kenal si Nendra itu? Dia siapa lo? Akrab? Kok dia manggil lo Caca?"
"Dia mantan gue pas SMP. Dulu, gue emang lebih suka dipanggil Caca."
"SMP? Lo udah pernah pacaran sejak SMP?"
Laura mengangkat sebelah alis'nya. "Kenapa?"
"Mendadak keingat Vasilla ..."
"Vasilla?"
"Ga tau, gue udah biasa ngelarang Vasilla buat ngelakuin ini dan itu. Harus kayak gini dan kayak gitu. Gue tau gue bukan siapa-siapa lo Laura, dan lo itu bukan Vasilla." Vento memijat pelipis'nya.
***
"Maksud lo apa? Lo mau ngebunuh Laura dan ngambil alih tubuh'nya?" tanya Yaka, terkejut.
"Aku ga bilang begitu, Yaka .. Tapi, aku butuh tubuh dia, dia mirip banget sama aku. Aku cuma pinjam ..."
"Pinjam? Pinjam selama'nya?" Yaka menggeleng pelan. "Kamu mau kembali kedunia manusia biar bisa bersama Vento lagi? Jujur sama aku, Vasilla. Kita teman kan?"
"Aku ga bilang begitu, Yaka ... Aku memang mau kembali kedunia manusia, tapi aku masih punya hati buat nyingkirin Laura dan mengambil alih tubuh'nya. Laura mirip banget sama aku ... Aku takut, Vento bakalan jatuh cinta sama, Laura ..."
***
Loading ...
Finish !
Vote + Coment !
![](https://img.wattpad.com/cover/160568895-288-k409846.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Sixth Sense 2
Horror#3 in Horor [COMPLETED] Kelanjutan dari Sixth Sense sebelumnya. Yang belum baca season 1 nya, bisa dibaca dulu jika berkenan:) Kemunculan seorang gadis manis yang memiliki wajah mirip sekali dengan mendiang Vasilla, namun sifat'nya berbeda 180 dera...