Bab 20

87.6K 8.6K 1.2K
                                    

20. Kecewa?

Loading...

Start!

***

"Laura? Laura kenapa?" Tanya Vento, laki-laki itu mengerutkan dahinya.

"Ini tubuh dia.. Tapi jiwa dia ga disini." Vasilla menatap tubuhnya.

"Aku pinjam tubuhnya ..." Lanjut gadis itu.

Mata Gatha terbelalak. Laki-laki itu merubah posisi berdirinya, dia berdiri disamping Vento dan menghadap Vasilla. "Maksud kamu harus kehilangan Laura apa? Kamu mau ambil alih tubuh dia dan ga akan balikin tubuh ini kepada pemiliknya hm?"

"I-iya ... Kak, aku ga mau pulang, aku mau disini .. Gapapa kan, kak?"

"Tetep aja ga bisa begini, Sil."

"Vasilla ..." panggil Vento.

Vasilla menoleh. "Iya?" sahutnya.

"Bagaimanapun juga, kamu udah meninggal ... Kamu tetap harus kembali kealam kamu. Kalau kamu begini, sama aja kamu menentang keputusan yang diatas kan?"

"Aku mau sama kamu, Vento ... Susah ya buat kembali seperti dulu lagi? Bukannya tadi kamu bilang, aku jangan pergi? Sekarang bicara kamu seolah-olah ngusir aku. Kamu mau aku pergi? Lalu kata-kata sweet yang tadi kamu bilang ke aku itu apa? Buat apa? Buat Laura? Ya, aku tau ... Kamu mulai suka sama dia. Sepintar apapun kamu nyembunyiin rasa kamu kedia, aku tetap bisa lihat. Kamu lupa aku siapa? Jangan pernah lupa, aku ada dimanapun kamu berada. Aku mengawasi kamu, jadi aku tau apa aja yang kamu lakuin, Ven. Tapi terserah kalian berdua. Terserah kalau kalian emang ga mau aku menetap disini. Kalian berpihak sama Laura? Silahkan! Vasilla memang udah mati, dan posisi Vasilla diganti dan disingkirkan oleh seseorang bernama Laura ..."

"Silla, bukan begitu--"

"Bukan apa hah?! Aku pergi, aku akan pulang seperti yang kalian inginkan. Makasih atas waktunya. Usaha aku semua sia-sia. Benar-benar mengecewakan. Tidak ada satu orangpun yang menahan aku disini, terima kasih." Vasilla tertawa renyah lalu berbalik dan pergi.

Benar saja, tak ada yang menahan atau sekedar mencegah kepergian Vasilla dari rumah itu. Gatha dan Vento sama-sama terpaku. Diam dan hening menatap kepergian Vasilla. Menatap punggung gadis yang semakin lama semakin menghilang tertelan jarak.

***

Vasilla masuk kedalam kamarnya, tanpa menyapa Fita yang tengah didapur dan langsung masuk kedalam kamar Laura. Gadis itu duduk diatas kasur, menatap langit-langit kamar yang menenangkan.

"Udah?" tanya Laura yang tiba-tiba muncul.

Vasilla menoleh sekilas lalu mengangguk pelan.

"Lo kenapa, La?"

"Vento sama kak Gatha udah ikhlasin kepergian aku. Jadi mungkin dia ga suka liat aku pinjam tubuh kamu cuma buat ketemu mereka." gadis itu mengulum senyumannya.

"Jadi lo udah mau balikin tubuh gue?"

Vasilla mengangguk yakin.

"Caranya sama kayak tadi atau beda lagi?"

"Kamu langsung masuk aja. Saat arwah kamu menabrak aku, aku akan otomatis terdorong keluar dari tubuh kamu." sahut Vasilla, lesu.

Laura masuk ketubuhnya, membuat Vasilla langsung terodorong dan langsung melesat pergi entah kemana. Karena saat Laura berhasil masuk kembali ketubuhnya, dia sudah tidak bisa melihat sosok Vasilla lagi. Dia hanya merasakan angin yang berhembus kencang.

***

Laura berjalan lesu menelusuri lorong sekolahnya. Gadis itu berangkat lebih pagi, bahkan gadis itu tidak sarapan atau membawa bekalnya.

"Ini Laura atau Vasilla?" tanya Vento yang tiba-tiba muncul disamping Laura.

Laura memutar bola mata malas. "Laura lah, siapa lagi?!" sahut gadis itu, ketus.

Vento mengangguk pelan. "Balik lagi lo?" laki-laki itu merangkul Laura dan berjalan lebih cepat menuju kelas.

"Iyalah! Eh gue mau nanya sama lo, kemaren Vasilla nyamperin lo sama kak Gatha kan? Kalian berdua ngusir dia atau gimana sih? Dia keliatan sedih banget pas pulang, tega banget sih kalian berdua."

Vento menghembuskan nafas lelah. "Ga ngusir sih. Tapi kan dia emang udah meninggal, kalo dia balik lagi sama aja dia ngelawan takdir dong?"

Laura mengangguk pelan. "Iya juga sih ..."

Vento mengulum senyumannya. Masa iya gua suka sama Laura cuma gara-gara dia mirip Vasilla?

***

Loading ...

Finish!

Vote+Coment sangat diperlukan:")

[✔] Sixth Sense 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang