Bab 22

91.7K 11.6K 1.3K
                                        

22. Akhir Dari Drama.

Loading...

Start!

***

Suara dering telepon membangunkan Vento dan Laura yang semulanya sedang tertidur di UKS karna lelah.

Laura membuka sedikit matanya, "Ven, hape lo bunyi tuh." Laura yang masih setengah sadar itu kembali memejamkan mata saat Vento sudah bangun dan mengangkat teleponnya.

"Halo..?" suara khas orang baru bangun tidur itu milik Vento. Laki-laki itu menguap kecil kemudian menatap jam tangannya, sudah jam 9.

"Ven?! Lo cepetan ketempat gue sekarang juga! Gue gamau tau caranya gimana, intinya lo harus ada dirumah gue sebelum jam 10 sama Laura! Hurry the fucking shit up!"

Telepon dari Gatha hanya memperdengarkan suara Gatha yang terdengar kesal. "Apa-apaan sih kak Gatha ini..?"

Vento memasukkan hapenya kedalam saku celananya, mengambil jaketnya kemudian membangunkan Laura.

Gadis itu menatap Vento dengan tatapan kesal, gadis itu masih mengantuk namun tidurnya sedari tadi tidak tenang. "Apaan sih?!"

"Bangun. Kak Gatha nyuruh kita ketempatnya, kayanya mau ngomong penting."

Gadis itu bangun dengan malas kemudian mengusap wajahnya dengan kasar, mengambil tasnya kemudian pergi bersama Vento.

***

Gatha duduk terdiam, dihadapannya sudah ada Vento dan Laura namun Gatha justru tak tau bagaimana caranya mengatakan hal yang sedari tadi mengganggu pikirannya.

Gatha menunduk terdiam, dia benar-benar tidak bisa tenang bahkan sedetik pun. "Yaka kesini, tadi.." suara lemah itu tentu saja membuat Vento terkejut.

Gatha tak pernah terdengar selemah itu.

"Dia hampir bikin gue jatuh pingsan karena kaget. Untungnya, nggak .." lanjutnya.

"Dia ngapain, kak?" Vento memberanikan diri untuk bertanya.

Gatha menatap Vento dengan tatapan lemah bercampur sedih. "Selama ini, bahkan yang kemaren datengin kita itu, bukan Vasilla .."

Vento dan Laura melotot kaget. Mereka terdiam, berusaha mencerna maksud dari perkataan Gatha.

"Maksud kakak gimana sih? Yang kemaren-kemaren sama kita itu..? Vasilla kan?"

Gatha menggeleng pelan. "Sejak awal. Vasilla ga sama kita. Terakhir kali Vasilla muncul, itu pas dia ngasih gue surat dan bikin gue nangis waktu itu. Selebihnya, bukan Vasilla.. Yaka juga baru sadar dan dia ngasih tau gue, semuanya..."

Kali ini, Vento benar-benar bungkam. "Terus, Vasilla dimana?"

"Sejak awal, kita yang bego ga menyadari perbedaan Vasilla yang asli sama arwah yang nyamar jadi Vasilla. Gue sebagai abangnya Vasilla, bener-bener bego. Gue ga pantes jadi abangnya Vasilla.." laki-laki itu menangis tanpa suara. Matanya memancarkan kepedihan.

Laura dan Vento saling menatap. "Kak Gatha ga bego.. Kita semua juga ga ada yang tau, kak.."

"Kalian juga ga nyadar? Kenapa gue ga nyadar dan malah Yaka yang nyadar...?" Gatha memukul kepalanya sendiri dan semakin terisak.

"Sejak awal, Vasilla selalu bicara aku-kamu, tapi yang kemarin dan sebelumnya, dia bicara pake gue-lo kan? Bahkan Yaka juga sempet heran. Dan juga lo inget, sebelum Vasilla bunuh diri, dia motong rambutnya jadi pendek, model rambut cowok, dan juga dia pake baju cowok, nyamar jadi cowok lalu donorin darahnya buat lo sampe akhirnya bunuh diri. Tapi yang sebelumnya, kita liat ketemu sosok Vasilla yang rambutnya panjang kan? Vasilla udah tenang, dia ga pernah muncul lagi, selain dirumah ini. Kita bego, ga pernah nyadar akan hal senyata itu.."

Laura dan Vento semakin terdiam. Mereka berdua juga tidak menyadarinya. Vasilla yang kemarin hendak mencuri tubuh Laura, ternyata bukan Vasilla yang sebenarnya. Vasilla ada 2. Yang satu, menetap dirumah ini, dan yang 1 nya lagi justru malah berulah.

Vasilla tidak pernah bicara dengan bahasa gue-lo. Terakhir kali terlihat hidup, Vasilla juga telah memotong rambutnya hingga seperti anak laki-laki, dan juga terakhir kali terlihat hidup, Vasilla memakai hoodie, dengan pakaian laki-laki sebelum akhirnya bunuh diri didepan mata Yaka.

Bahkan selama ini, Yaka tidak menyadari bahwa yang disampingnya selama ini bukan Vasilla. Laki-laki itu meninggalkan Vasilla dirumah Gatha sendirian. Yaka seolah menghilang bagi Vasilla.

Namun untungnya Vasilla segera sadar bahwa ada sosok hantu jahat yang menyamar menjadi dirinya dan berusaha membawa Vento pergi. Vasilla palsu hampir saja berhasil membawa Vento pergi. Untungnya Vasilla segera sampai dan memperingati, sebelum akhirnya ia dilukai oleh iblis itu hingga tubuhnya terlempar keluar dari alam bawah sadar yang dibuat iblis itu khusus untuk Vento.

Vasilla, tidak sejahat itu untuk mengambil alih tubuh Laura. Vasilla tidak sejahat itu untuk berusaha kembali hidup dan menentang keputusan Tuhan. Karena sejak awal, Vasilla meninggal karena ulahnya sendiri.

Vasilla juga bukan sosok yang iri hati yang tidak suka jika Vento didekati perempuan lain. Lantas, siapa sosok yang menyamar menjadi Vasilla dan membuat keluarga serta orang terdekat Vasilla menjadi kacau seperti ini?

Hingga membuat Vasilla mungkin saja tampak buruk dimata Gatha dan Vento.

Vasilla berteriak sekencang-kencangnya. Gadis itu marah pada dirinya sendiri, dia sudah janji akan menjaga Gatha. Tapi apa yang terjadi?

Teriakan gadis itu hanya terdengar oleh Yaka. Yaka menatap Vasilla dengan tatapan bersalah. Laki-laki itu bahkan sudah meminta maaf berkali-kali pada Vasilla karena dia telah meninggalkan Vasilla dalam jangka waktu yang cukup lama.

Sosok gadis itu berteriak, diiringi tangisannya yang mulai deras. Siapa? Siapa yang begitu tega? Dan siapa gadis yang duduk disamping Vento? Kenapa dia begitu mirip dengan Vasilla? Vasilla tidak tau...

***

Bintangnya jangan dikantongin doang kakak~ T_T
Thankyou~^^

[✔] Sixth Sense 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang