Bab 16

91.7K 8.9K 193
                                    

16. Didatangi ?

Loading ...

Start !

***

Kamu tau enak'nya menjadi indigo? Berbeda dari yang lain? Kita jadi tau, mana teman yang tulus dan mana yang hanya datang saat butuh. Kita juga bisa menambah pengetahuan, dan bersabar atas segala ujian yang dihadapi.

Walau rasa'nya tidak terlalu enak, tapi beginilah kehidupan Vasilla. Tragis? Haha, memang. Mungkin gadis itu memang terlahir dengan nasib yang sangat buruk.

Kebahagiaan gadis hanya hanyalah keluarga. Namun papa dan mama'nya sudah pergi, kebahagiaan'nya sudah hancur. Namun gadis itu punya kebahagiaan baru, Vento Parcival Archer.

Laki-laki yang membuat hidup Vasilla jauh lebih berwarna. Walau pada akhir'nya Vasilla tersakiti karena dikhianati, tidak apa-apa. Selagi gadis itu masih kuat mempertahankan Vento, dia akan tetap menunggu Vento. Tapi sayang'nya, luka'nya sudah terlalu dalam.

Tidak ada yang mengerti Vasilla. Tidak ada yang tau perasaan Vasilla. Gadis itu benar-benar sendirian, seolah memang ditakdirkan kesepian seumur hidup oleh Tuhan.

***

Laura melangkah perlahan, gadis itu baru pulang sekolah.

"Ma ...?" sapa gadis itu lalu dia menutup pintu rumah'nya. Dia menatap seisi rumah'nya yang tampak kosong dan sepi.

"Ma ...? Mama ga ada dirumah?" tanya gadis itu, memastikan. Lagi-lagi tiada jawaban. "Oke ..." gumam Laura lalu dia menaruh tas'nya diatas sofa.

Gadis itu melangkah riang menuju dapur, membuka kulkas dan mengambil sekotak susu coklat yang kemudian dia tuang kegelas.

"Laura!"

Suara panggilan itu membuat Laura langsung menoleh keasal suara, namun tiada siapapun.

Laura mengernyitkan kedua alis'nya lalu bersikap acuh dan meminum susu coklat'nya. Gadis itu mengeluarkan selembar kertas dari saku rok sekolah'nya. "Dancing School, mama pasti seneng kalau aku ikut ini." gadis itu menatap lembaran putih itu sambil tersenyum lebar.

"Laura!"

Laura menghembuskan nafas kasar, menoleh kearah asal suara dengan kesal. "Apa sih ...?" gadis itu terdiam, menatap sosok diri'nya yang lain.

"Gue?" tanya gadis itu, bingung.

"Aku bukan kamu .." sahut sosok itu yang pasti'nya membuat Laura terkejut setengah mati.

Kertas ditangan Laura langsung jatuh menyentuh dingin'nya ubin. Gadis itu terdiam, menatap sosok yang sama persis seperti diri'nya, gadis itu bagai bercermin. "Vasilla ...?" tanya Laura memastikan, dengan nada lirih yang hampir tak terdengar.

Sosok Vasilla menatap tangan'nya sendiri lalu tersenyum tipis. "Kamu bisa lihat aku?" senyuman'nya kian melebar.

Laura mundur perlahan. "Lo ngapain kesini?" tanya'nya dengan nada takut-takut.

Vasilla maju selangkah. "Aku ga ganggu kok ..." ucap Vasilla.

"Lalu?! Ngapain lo kesini?!" tanya Laura dengan nada marah.

Senyuman Vasilla memudar, sosok gadis itu menatap Laura dari atas hingga kebawah. "Kamu kasar, Laura ..."

"K-Kasar?!"

"Vento ga suka perempuan kasar kaya kamu." Vasilla menatap Laura.

"Vento? Gue? Terus hubungan'nya sama gue apaan?"

"Aku datang karena aku takut, Vento suka sama kamu."

"Suka sama gue? Dia itu cuma suka sama lo, La. Lo gangguin gue cuma karena itu? Lo tau, jantung gue hampir copot tau ga? Gue kira gue lagi ngeliatin bayangan gue sendiri, ternyata malah lo." jelas Laura dengan nada kesal, gadis itu memegang dada'nya, jantung'nya sempat berdebar kencang tadi.

"Maaf sebelum'nya, tapi ada hal lain yang mau aku bicarain sama kamu, sebelum mama kamu pulang ..."

"Apa?"

"Aku .... boleh pinjam tubuh kamu?"

***

Loading ...

Finish !

Otak saya sedang tidak berjalan:'
Mianhae:'
Vote + Coment !

[✔] Sixth Sense 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang