Bab 19

87.1K 8.6K 1.3K
                                        

19. Sorry ...

Loading ...

Start!

***

"Silla? Lo liat Silla?" tanya Vento, tidak mengerti.

Vasilla menggeleng pelan. "Nggak, Ven ..."

Gatha menatap Vasilla dengan tatapan aneh. "Lo yakin, Ra? I'm not really sure ..."

Vasilla menunduk, berusaha menahan air mata'nya lalu tersenyum canggung. "Kak Gatha, Vento ... Ini, Silla ... Aku, Vasilla ..."

"Hah ...?" Vento dan Gatha terkejut secara bersamaan.

Vasilla menatap Gatha takut-takut. "Kak, kak Gatha ga kenal sama Vasilla? Ini Silla, bukan Laura ..."

"Gimana maksud lo bukan Laura? Ra, jangan ngeprank deh, Silla udah meninggal, ga lucu tau ga?!" kesal Vento.

"Tapi Ven, aku bener-bener Vasilla ... Aku bukan Laura, Ven ..." nada lemah lembut itu membuat Vento langsung menatap jauh kedalam mata Vasilla.

Laura, tidak pernah bicara dengan bahasa aku-kamu. Gadis itu juga tidak pernah menggunakan nada yang terdengar lemah dan lembut.

Vasilla berganti menatap Gatha. "Kak, kakak percaya sama Silla kan? Kak Gatha, Silla kangen kakak ... Silla mau disini, mau sama kak Gatha ... Kak Gatha udah janji ga akan ninggalin Silla sendirian kan? Iya kan kak? Kak, disana dingin, Silla ga suka disana ..." mata gadis itu berkaca-kaca, untuk beberapa saat Gatha dan Vasilla saling menatap.

Gatha mengulurkan tangan'nya, mengusap pipi kanan Vasilla perlahan. "Are you sure, you're not kidding right? Ini beneran Silla hm?"

Vasilla mengangguk cepat. "Kak Gatha percaya sama Silla kan kak? Ini Silla, kak ..." Gadis itu tersenyum penuh arti.

Beberapa saat kemudian, Silla memeluk sosok Gatha dengan erat. Gatha membalas pelukan adiknya dan tersenyum lebar. "Silla, i miss you so bad, really ..."

"Silla juga kangen kak Gatha ..." Gadis itu meremas punggung kak Gatha, gemas.

Pandangan gadis itu teralih ke Vento yang masih berdiri terdiam sambil menatapnya.

Silla melepas pelukannya, disusul oleh kak Gatha yang ikut menatap Vento.

"Ven ...?" Sapa Vasilla.

Vento masih terdiam, dia masih menatap Vasilla dengan raut wajah yang sulit ditebak.

Vasilla meraih salah satu tangan Vento, meletakkan tangan laki-laki itu dipipi kirinya kemudian gadis itu tersenyum manis. "Ven, aku kangen kamu ..." Lirih gadis itu, lembut.

Vento masih terdiam, mereka bertatapan untuk beberapa saat. "Ven, don't you miss me..?"

"I miss you... So much, Vasilla Agatha..." Suara itu membuat Vasilla sontak langsung tersenyum lebar.

Vento memeluk Vasilla dengan erat. Vasilla membalas pelukan Vento sembari tersenyum lebar.

Pelukan hangat ini, Vasilla merindukannya.

"Ven, can i tell you something..?"

"What, baby?"

"I love you, and i miss you so bad."

"Too, baby..." Vento tersenyum, senyuman laki-laki itu berhasil melelehkan Vasilla.

"But wait... Vento, kamu suka sama Laura?"

Vento menggeleng cepat. "Nggak, kata siapa?"

"Aku bisa lihat itu, Ven ... Kamu lihat dia kayak lihat aku." Vasilla tersenyum tipis.

Vento melepas pelukannya kemudian menangkup wajah Vasilla. "Aku sayang kamu, Vasilla. Jangan pernah pergi lagi. Maafin semua kesalahan aku ya? Aku kembali buat kamu. Aku mau sama kamu. Aku tau kesalahan aku ga pantes dimaafin, tapi aku mohon kasih aku kesempatan untuk mencintai kamu dari awal. Mencintai kamu seperti dulu lagi. Lupain masa-masa dimana aku nyakitin kamu ya? Aku akan selalu berusaha bikin kamu bahagia sama aku. Sekarang, aku ga mau janji. Karena aku tau, Vasilla butuh bukti, bukan janji... Right?"

Lagi-lagi, Vento berhasil membuat Vasilla luluh. Gadis itu tersenyum manis kemudian mengangguk. "But, kalian harus siap kehilangan Laura ..."

***

Loading ...

Finish!

Vote+Coment!
Maaf kalau ada beberapa kesalahan dalam pengetikan:")
Enjoy!

[✔] Sixth Sense 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang