Bab 12

98.4K 9.5K 725
                                        

12. Laura Menyebalkan.

Loading ...

Start !

***

"Kamu yakin mau pindah sekolah? Gara-gara mantan kamu si Nendra itu?" tanya Fita.

Laura mengangguk kecil, melirik Leo yang duduk dipinggir dan sedang menyantap sarapan'nya tanpa peduli dengan keadaan sang putri satu-satu'nya.

Fita dengan sengaja menyenggol Leo, membuat Leo menoleh dengan tatapan tanda tanya. "Gimana pa? Laura pindah?"

Leo mengangguk kecil tanpa melirik sang putri dan kembali menyantap sarapan'nya. Fita tersenyum kepada Laura.

"Papa bisu?" tanya Laura.

Pertanyaan itu sontak membuat Fita dan Leo menoleh, menatap Laura dengan tatapan terkejut.

"Hah?" tanya Leo tak paham.

"Papa bisu?"

"Laura, jaga bicara kamu." tegur Fita.

Laura tersenyum tipis. "Papa bisu? Ga bisa bicara? Sebentar lagi papa mau berangkat kerja? ga ada yang mau papa ucapin ke Laura? Sedikit pun engga? Kalau ga pernah dihargain dan dibutuhin, buat apa Laura lahir dan ada dikeluarga ini?" tanya gadis itu, sarkas.

"Laura, papa lagi makan."

"Habis makan? Raih kunci mobil, tas kerja, dan pergi tanpa pamit, kayak biasa'nya? Kapan ngomong? Papa bisu? Laura ada masalah sampai mau pindah sekolah, papa cuma ngangguk doang? Kalau ngangguk-ngangguk doang, boneka anjing dikamar Laura juga bisa!" gadis itu bangkit dan pergi dengan kesal, meninggalkan Leo dan Fita diruang makan.

***

Entahlah, hidup Laura tak secantik dan selurus harapan'nya. Awal'nya gadis itu berpikiran simple, liburan, sekolah, lulus, menikah, dan hidup bahagia. Tapi ternyata, tak semudah itu.

Sampai akhir'nya Laura bertemu dengan sosok Vento. Vento yang setidak'nya bisa membuat Laura tersenyum tulus tanpa berpura-pura. Vento, sosok teman yang baik, kan?

"Ga jadi liburan lu kemaren minggu?" Vento yang tiba-tiba datang langsung merangkul Laura dari belakang setelah mengucapkan pertanyaan yang baru saja dia tanyakan.

Laura menggeleng pelan. "Ga, batal ... Bokap gua sibuk, meeting lagi."

"Hm...."

"Kenapa?"

"Gue ngerti perasaan lo. Vasilla juga gitu, dia lebih menyedihkan daripada lo. Jangan pernah mikir bahwa lo orang yang paling menyedihkan didunia ini. Andai lo tau kisah hidup Vasilla ... Vasilla dibenci dua orang tua'nya sendiri? Lo, masih dapet kasih sayang walau cuma dari nyokap kan?"

Laura mengangguk. "Iya, ngerti ... Tapi gue ngerasa gue ga cocok temenan sama lu, Ven."

"Kenapa?"

"Gue benci cowok yang mutusin cewek'nya demi cewek lain. Lo tau? Gue takut ..."

"Lo pernah ngalamin?"

Laura mengangguk kecil. "Iya, sakit ..."

"Ga semua cowok begitu, Ra. Gua nyesel ninggalin Vasilla ... Gue masih berharap banget Vasilla bakalan muncul didepan gua, meluk gue dan janji bahwa dia ga akan pergi lagi, tapi ga mungkin kan?"

"Vento, Vento ... Lucu banget sih lo ... Nyesel saat semua'nya udah terjadi. Vento, sesuatu yang udah hilang, walau kembali lagi, tapi dia ga bakalan sama."

"Ngequotes?"

"Kenapa??"

"Beda'nya, Vasilla ga mungkin bisa balik lagi, kan? Lo tau, lo mirip banget sama Vasilla. Tapi tetep Vasilla seorang yang ada dihati gue."

"Siapa juga yang mau ada dihati lo?"

"Siapa tau lo mau?"

"Gue sih ogah!"

"Ogah? Kenapa? Gua kurang ganteng?"

"Ganteng kok jomblo? Percuma ganteng kalo cuma buat pajangan doang." Laura menyingkirkan tangan Vento yang tengah merangkul'nya, lalu gadis itu berjalan mendahului Vento yang terdiam dipijakan'nya.

"Ngeselin banget tuh cewek!"

***

Loading ...

Finish !

Vote + Coment !

[✔] Sixth Sense 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang