2

74 29 10
                                    

Sinar mentari masuk di sela - sela ventilasi jendela kamar gue seakan menyambut gue di pagi hari ini. Gue pun bangun dari alam mimpi, kemudian meraba nakas di sebelah tempat tidur gue untuk mengambil handphone gue. Betapa terkejutnya gue, saat gue lihat handphone gue menunjukkan angka 07.20 yang berarti gue akan telat dalam waktu 10 menit.
Tanpa menunggu aba - aba gue langsung berlari ke kamar mandi. Setelah mandi, gue langsung memakai seragam sekolah. Tanpa berpikir bagaimana penampilan gue sekarang, gue langsung saja naik angkot menuju sekolah.

Sesampai di sekolah, untung saja gue belum terlambat. Namun, baru gue mau melangkah masuk ke dalam kelas bel sekolahpun berbunyi menandakan waktunya masuk kelas. Sebelum, guru masuk gue iseng - iseng dulu buka handphone gue buat ngechat Bima tapi gue malahan ke pencet kontak Kak Darma. Gue lihat dia udah tiga hari gak online, gue pun langsung kepo alasan mengapa ia tidak online.

Gue udah empat hari resmi sebagai siswi SMAN 1 BHENIKA TUNGGAL IKA dan gue duduk di posisi depan di dekat pojok jendela dan di depan meja guru pengajar. Lama sudah kelas kosong, gue pun merasa sangatlah bosan hingga bola mata gue menatap di balik luar jendela yaitu ia yang sedang asik bermain di pohon beringin. Saat itu gue langsung bingung mengapa disaat ia tersenyum, tertawa dalam bahagia gue langsung refleks juga ikut bahagia. Gue gak tau perjalanan apa yang gue tempuh sekarang mendapatkan big bang yang selalu mempercepat detak jantung yang gue miliki. Gue langsung saja bertanya kepada diri gue sendiri apakah benar kalau gue jatuh cinta sama Kak Darma tapi bagaimana nasib Bima kalau gue tinggal? Serentak, gue langsung membuang pikiran buruk itu.

Fix, hari ini tiga jam pelajaran kosong gue pun berencana makan bareng sama Rissa dan Mauli di kantin sekolah di dekat pohon beringin.

Tertangkap sedang berjalan berdua dengan Kak Lala, Kak Darmapun menghampiri kami yang lagi duduk santai sambil makan. Jujur, gue langsung cemburu melihat kedekatan mereka berdua.

" Ada yang mau masuk eskul Paskibra?" Tanya Kak Darma sambil memberikan selembaran kertas untuk menulis nama yang ingin masuk eskul paskibra.

" Aku Kak " Jawab Rissa sambil mengambil kertas dari tangan Kak Darma dan langsung menuliskan namanya di kertas itu.

" Kak PIK - R kapan sih pendaftarannya?" Tanyaku dengan nada pelan sedikit ketakutan.

" Hah? " Tanyanya seolah meminta agar gue kembali mengulangi pertanyaan yang gue berikan sambil menyondongkan wajahnya ke wajah gue yang hanya berjarak lima jari gue.

Gue langsung baper waktu itu, sekan - akan big bang langsung melanda jantung gue lagi. Gue pun langsung mengulangi pertanyaan gue tadi dengan nada yang keras sehingga ia bisa mendengar dan menjauh dari muka gue.

" Palingan besok kayaknya pendaftarannya tunggu aja "

" Oh iya Kak kenapa WA kakak gak online?"

" AMM, gini. Oh gini lo kakaknya gak pengen online aja " Jawabnya sedikit gugup.

" Ahg, dek. Dia itu di marahin pacarnya makanya gak online lagi " Jawab Kak Lala dengan nada bercanda.

Semua yang ada disanapun langsung tertawa terbahak - bahak menertawakan Kak Darma. Namun, tidak dengan gue. Gue langsung berasumsi bahwa Kak Lala menyukai Kak Darma, maka dari itu ia mengatakan itu semua karena gue tau pasti Kak Darma itu gak punya pacar sama sekali.

Kak Darma dan Kak Lala pun kembali bertugas menanyakan siapa yang ingin masuk paskibra ke tempat lain. Serentak Rissa dan Mauli langsung saja ber cie ria mengejek tingkah gue sama Kak Darma tadi.

" Apaaan sih?"

" Ciee yang tadi di landa big bang terus bermetamorfosis menjadi big ben jam di London tuh nyampe ke dengeran banget dag dig dug nya ke telinga gue " Goda Rissa sambil menampilkan senyumannya yang sok cantik gituh.

BIG BANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang