23

22 8 0
                                    

Langkah kaki yang cepat menuju lapangan seolah telah lupa akan rasa dingin yang menusuk kulit didinginnya dini hari. Langit yang tidak ada bintang maupun bulan yang menghiasi seakan langit berasa seusai hujan. Lapangan yang diinjakpun lembab oleh embun dini hari. Sepoi - sepoi angin menerpa sesekali membuat rerumputan dan ranting - ranting pohon bergoyang. Namun, ditengah - tengah lapangan ada seorang cowok berteriak - teriak tanpa sebab yang gue tau.

" SIAPA YANG GAK KUAT MUNDUR DARI BARISAN " Teriak  cowok itu yang tidak pernah asing lagi ditelinga gue.

Gue yang di barisan belakang mengepalkan kedua tangan gue keras merasa geram akan perbuatan Darma kali ini.

" KALO NANTI PINGSAN TANGGUNG SENDIRI "

" BOPONG DIRI SENDIRI "

" JANGAN NYUSAHIN ORANG "

" LO LO PADA UDAH GEDE "

" NGERTI "

" Siap... Mengerti... " Jawab semua siswa maupun siswi yang mengikuti latdas tak terkecuali gue.

Satu per satu siswa maupun siswi mundur dari barisan merasa sangatlah tidak kuat untuk jurit malam kali ini. Gue berpikir awalnya gue bakalan tidak kuat kali ini. Energi gue sudah habis disini, tapi gue tidak mau dia cap sebagai cewek manja. Gue pun bangkit dan menyakinkan bahwa gue masih kuat untuk jurit malam kali ini.

" Ok, ada lagi yang gak kuat?" Tanya salah satu dewan ambalan perempuan, " Yaudah berarti yang disini siap untuk melaksanakan tugas "

Entah, tugas apa yang mereka berikan yang pasti ini bukan jurit malam itulah yang terlintas di kepala gue pertama kali. Terlihat ditengah - tengah lapangan sudah berbaris dewan ambalan lainnya. Membuat semua yang ada disana masih bertanya - tanya tugas apakah yang akan mereka beri.

" Lihat baik - baik kakak - kakak yang berdiri disini " Pinta Darma membuka suara kembali.

Serentak, kamipun langsung melihat maupun menganalisis satu per satu dewan ambalan yang berdiri tegap ditengah lapangan.

" Tugasnya adalah setiap sangga harus menemukan salah satu kakak - kakak yang berdiri disini. Satu sangga tidak boleh terpisah untuk melaksanakan tugas yang akan diberikan oleh kakak - kakak yang berdiri disini " Jelas Darma panjang lebar.

" Apakah ada pertanyaan?" Tanya rekan cewek Darma.

" Siap... Tidak... " Jawab kami serempak.

" Sangga yang tidak bisa menemukan kakak - kakak yang disini, maupun tidak bisa melaksanakan tugas kemungkinan besar akan mengulang latdas tahun depan " Ancam Darma hingga membuat semua terkejut tanpa ampun.

Siapa yang tidak terkejut dan siapa yang tidak takut dengan ancaman yang Darma berikan. Semua yang kami lakukan sangatlah lelah di lapangan sampai kami mengulang tahun depan itu artinya kami adalah pecundang.

Persetan dengan Darma, lo pikir kami pecundang. No Darma, big no buat gue,- Batin gue berkata sangatlah kesal dibuatnya.

" Ok " Ucap Kak Darma sambil menatap rekan - rekannya.

" PIMPINAN SAYA AMBIL ALIH. SIAP GERAK "

" BALIK KANAN BUBAR JALAN "

Seusai aba - aba dari Kak Darma kamipun pergi untuk mulai melaksanakan tugas.

Semua anggota Sangga Perintis Putri 1 selaku tidak terkecuali guepun mulai berjalan dan menemui salah satu kakak dewan ambalan laki - laki.

" Kak, kami dari Sangga Perintis Putri 1 siap melaksanakan tugas " Lapor Ita sebagai ketua sangga.

BIG BANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang