21

18 6 0
                                    

Janji yang Kak Darma ucapkan, sumpah hingga kepastian yang ia berikan sekarang hanya berupa omong kosong belaka buat gue. Tak tau mengapa hari demi hari hingga berganti bulan perasaan itu mulai hilang. Big bang yang sering kali melanda jantung gue kala berhadapan langsung dengan Kak Darma mulai hilang. Detak jantung gue selalu berdetak normal seolah tidak ada dentuman apapun lagi kala berhadapan langsung dengan dirinya.

Perasaan itu mulai hilang tak tau kemana. Larut dalam perih yang pernah melanda. Gue yakinkan sekarang gue sudah berhasil move on dari Kak Darma. Rasa suka, kagum, cinta maupun rindu secara berangsur - ansur hilang menepi mengosongkan isi hati hingga tidak seorangpun yang mengisinya lagi. Kak Darma sekarang sudah pergi, tanpa harus kembali dihati gue maupun dunia gue. Dia hanyalah biang masalah bagi gue. Mengingat hal itu, gue merasa sangatlah bersalah hal bodoh yang gue lakukan untuk Kak Darma.

Pertama, gue mutusin Bima hanya untuk dekat dengan Kak Darma.

Kedua, gue rela ngelakuin apa aja untuk mendapatkan hati Kak Darma. Dari cari informasi apapun tentang dia dari teman - temannya hingga turun ke lapangan langsung melihat apa yang ia kerjakan maupun tempat tinggalnya dimana.

Ketiga, kesalahan fatal yang pernah gue lakuin adalah meminta bantuan kepada Jo untuk mendekatkan gue dengan Kak Darma hingga terjadi pertengkaran antara gue dengan Jo and the genk. Serta, mendengar penolakan Kak Darma langsung di lorong sekolah bersama dengan Jo.

Keempat, gue dihina sama fans - fans Kak Darma sebagai cewek murahan, keganjenan, kegilaan dan mimpi gue ketinggian untuk sekedar ingin mendapatkan hati Kak Darma. Sampai gue depresi hingga nangis empat hari tiga malam hanya karena itu semua.

Kelima, gue berusaha menahan rasa rindu gue yang berlebihan untuk Kak Darma dan berusaha mencari kesibukan untuk bisa melupakan Kak Darma.

Dan semua itu sudah cukup bagi gue. Gue gak mau lagi berjuang dan berkorban banyak untuk dia. Sekarang gue hanya ingin membuang janji, sumpah hingga kepastian yang pernah ia katakan maupun ia berikan.

Terakhir ia pernah berjanji bakalan ngasih gue lilin kesayangan dia dari orangtuanya dari luar kota. Tapi sudah cukup sampai disini saja perjuangan dan pengorbanan Nadiella untuk Dzul Darma. Gue sudah lelah akan semua itu. Jujur, gue enek banget dengan kisah cinta gue bersama Kak Darma.

Kk Osis    : Ok, kk bakalan ngasih kamu lilin itu diwaktu yang tepat.
Nadiella_ : Yaudah pas entar latdas pramuka aja, Kak.
Kk Osis     : Insyaallah
Nadiella_  : Kalo inget, sebenarnya Nadil gak suka sifat kk yang lupa sama janjinya sendiri.
Kk Osis      : Yaudah nanti kamu ingetin
Nadiella_   : Kenapa harus Nadil terus yang ngingetin?

Mengeluh memang, inilah gue yang sebenarnya merasa perasaan gue sudah mentah untuk memperjuangkan Kak Darma. Hanya gue yang berusaha dan cuman gue tanpa ada respon yang dia berikan.

-

-

-

-

-

Langkah kaki gue semakin cepat mengikuti langkah kaki Aul untuk masuk ke dalam perpustakaan untuk meminjam buku Sejarah untuk belajar sekilas sebelum bel berbunyi menandakan jam ulangan Sejarah dimulai.

" Lo minjem buku juga?" Tanya Aul ketus seperti biasanya.

" Menurut lo?" Tanya gue balik tak kalah ketusnya.

" Gue boleh minta tolong ambilin gue juga buku Sejarah. So, lo bisa liat sendirikan tangan gue penuh banget sama buku - buku lainnya " Pinta Aul sambil menunjukkan yang ia bawa.

BIG BANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang