24

22 7 0
                                    

Tragedi - tragedi pahit belum selesai juga menimpa gue. Sepulang sekolah, gue merasa sangatlah lelah. Sebab, keliling sekolah mencari kakak ketua panitia class meeting yang tidak jadi - jadi untuk di wawancara. Sehingga, saat sepulang sekolah gue merengek minta anterkan pulang cepat kepada Pay.

" Pay, cepetan pulang gue laper. Gue juga ngantuk, badan gue gak enak. Kayaknya gue sakit deh "

" Ok, ok. Bentar gue mau ke rumah temen gue bentar aja abis ini yah, lo mau kan nemenin gue " Pinta Pay sambil menaiki motornya.

" Ok, ok tapi bentaran aja yah "

Gue pun menaiki motornya Pay. Di jalan, kami beriringan oleh motornya Tawar dan temannya. Pay yang suka menakuti Tawar supaya jatuh dari motornyapun melakukan aksi jahil, yaitu meraih tas tawar hingga ia ingin jatuh dari motor.

" Pay, jangan bercanda kalo jatuh nanti " Pinta gue dengan nada keras.

" Baaacot lo "

Tidak melihat ada motor di depan. Motor Pay dan motor yang didepanpun saling bertabrakan saat melintas di polisi tidur gerbang sekolah. Gue yang keburu pingsan di tempat tidak tau lagi akan kejadian seterusnya.

" Nad, lo gak apa - apa?"

" Nad, sadar "

" Lo tunggu disini, anggota PMR bentar lagi dateng "

Suara siapa itu, wajah siapa yang buram itu. Gue pun tidak tau. Namun, orang itu tidak asing lagi buat gue. Seakan mimpi buat gue ia berada disamping gue kala gue membutuhkan. Sekejap memang, langkahnya keburu pergi meninggalkan gue sendirian di ruang UKS. Tidak lama gue mendengar, segerombolan orang masuk ke ruang UKS. Tidak tau ada apa.

" Anggota PMR diharap ke ruang UKS sekarang " Umum orang itu yang tadi menyelamatkan gue.

Tidak lama, anggota PMR pun menolong gue dan Pay. Kepala, pelipis, pipi kanan gue dikomperes dengan es batu. Gue yang merasakan hal itu, langsung tersadar dari pingsan.

" Nad, lo gak apa - apa kan?" Tanya Kak Ade.

" Gak apa - apa kok kak, kepala Nadil cuman pusing sedikit " Jawab gue sambil memegangi pelipis gue.

" Muka Nadil kok rasanya sakit banget, muka Nadil gak apa - apakan kak? Kok rahang Nadil susah digerakin? Kenapa Nadil jadi susah gerakin mulut Nadil?" Tanya gue bertubi - tubi menahan sakit.

" Gak apa - apa. Pelipis kamu sedikit berdarah, tulang pipi kamu cuman nyeri kayaknya dan rahang kamu gak bisa digerakin cuman trauma dikit kayaknya" Jelas Kak Wiwi ketua PMR.

" Pay...???" Ucap gue penuh tanda tanya.

Gue pun melihat tempat tidur disebelah gue. Terlihat Pay digerumbungi oleh anggota PMR untuk diberi pertolongan pertama. Melihat itu, gue yakin kalau Pay lebih parah dari pada gue.

" Gimana sih kejadiannya, Nad?" Tanya Kak Ade.

Gue pun menceritakan kronologis kejadian kepada Kak Ade. Namun, tiba - tiba Ibu Mars dan Pak Edo datang meminta untuk gue menceritakan kronologis kejadian. Namun, energi gue yang sudah habis sehingga Kak Ade pun menceritakan yang ia dengar dari gue.

" Huuuh, makanya kalo naik motor bilangin sama temenmu suruh hati - hati jangan bercanda " Pinta Ibu Mars sambil mengelus - elus lengan gue.

" Itu mukanya bengkak, De?" Tanya Pak Edo membuat gue khawatir.

" Beneran Pak, Bu, Kak. Muka Nadil bengkak? Nadil gak cantik lagi " Tanya gue khawatir sambil menangis.

" Enggak kamu cuman luka dikit ajah nanti juga cepet sembuh, jangan lebay deh " Pinta Ibu Mars sambil memberikan senyuman yang sangatlah manis.

BIG BANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang