10

39 18 1
                                    

Dzul Darma

Dzul Darma,
Itu namamu...
Berbagai bakat kau miliki..
Kesibukan kau lakoni,
Seakan kau bertubuh besi...
Namun, apa kabar tentang kisah cinta ini?
Ku mengejarmu tanpa tuju...
Memilikimu adalah mimpiku...
Tingkah lakumu mencerminkan namamu...
Tak jarang banyak kaum hawa mengagumi mu...
Darma,
Akankah namamu sesakti maknamu,
Yang akan selalu mengisi hari - hariku...
Walau ku tau kau bukan milikku...
Dan mustahil akan semua itu...

🌹🌹🌹

Dorongan apa ini yang membuat gue bangkit untuk memperjuangkan dia lagi. Dia yang pernah menyakiti dan gue terlalu terobsesi ingin kembali mengejar pisau yang sudah pernah melukai. Gue hapuskan pikiran gue akan semua hal yang pernah ia lakukan ke gue. Dimana hari ini juga, gue mendapatkan kabar bahwa ia masih jomblo alias belum punya pacar atau kekasih hati yang setiap harinya akan selalu menghiasi hari - hari Kak Darma. Gue hapuskan air mata yang pernah jatuh karena Kak Darma, gue bulatkan tekad hanya untuk menemuinya hari ini.

Seusai upacara bendera, kami seluruh anggota PIK - R dan anggota Pramuka yang mengikuti lomba disuruh berbaris di tengah lapangan untuk memberikan piala ke Kepala Sekolah tanda pengabdian kami untuk menjunjung nama sekolah. Gue tatap dirinya yang sangatlah antusias untuk memberikan piala ke kepala sekolah, serta saat ia menampilkan yel yel bersama peserta lain yang mengikuti lomba pramuka. Sampai - sampai kami anggota PIK - R kalah keras dengan suara anggota Pramuka. Kesal bisa dibilang seperti itu, tapi apalah daya kami kalah suara dan kekurangan anggota untuk menyaingi anggota Pramuka. Namun, ditengah - tengah antusiasnya menampilkan yel yel dengan tiba - tiba gelang jam dan gelang - gelang lainnya yang Kak Darma pakai langsung copot dan adapula gelang - gelang lainnya yang putus. Melihat kejadian itu, gue langsung senyam - senyum tak karuan dibuatnya.

Karena kalah saing, kami anggota PIK - R memilih untuk bubar. Belum sampai gue berjalan beberapa langkah meninggalkan lapangan Kak Darmapun menyusul langkah gue dari belakang dan mensejajarkan langkah kakinya dengan langkah kaki gue. Saat itu, gue sangatlah senang sekali akhirnya gue bisa berjalan bersamaan dengan langkah kaki Kak Darma. Meskipun gue tau, dia tidaklah menyadari bahwa gue ada disampingnya kali ini. Tapi, hal ini sudahlah cukup untuk memberikan semangat buat gue untuk terus mengejar dirinya hanya untuk berjalan berdampingan dengannya.

Semangat Nadiella,- Batin gue memberi semangat

Yah, bantuan dari Kak Ratu yang berjanji membantu gue untuk dekat dengan Kak Darma sampai jadian. Membuat gue semakin yakin gue akan mengejar Kak Darma lagi. Bukan tidak teguh pendirian, sebelum itu gue juga gak langsung setuju dengan permintaan Kak Ratu untuk tidak lagi berusaha menyiksa diri gue sendiri untuk berusaha move on dari Kak Darma sampai mengucapkan sebuah janji yang masih nihil buat gue yakin akan Kak Ratu bisa menepatinya. Namun, yang membuat gue yakin karena motivasi yang diberikan Kak Ratu membuat gue bangkit kembali untuk berjuang mendapatkan hati Kak Darma.

Senyuman gue hari ini mengembang setiap detiknya. Seakan - akan mood gue sangatlah baik khusus untuk hari ini.

" Nad, lo kenapa sih senyum - senyum mulu dari tadi?" Tanya Mona sambil berjalan bersama gue menuju ruang bk.

Jangan berpikir gue dan Mona pergi ke ruang bk gara - gara kena masalah. Kami ke ruang BK hanyalah untuk memberikan beberapa map berwarna hijau yang berisi data siswa kepada petugas puskesmas yang datang ke sekolah dan sekarang sedang bertemu dengan guru BK kami, yaitu Ibu Risna.

BIG BANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang