Apakah kebencian bisa membuat chanyeol hidup lebih lama?
Maka jawabannya adalah iya, dia hidup untuk kebencian itu dan dia mati untuk perasaan bencinya. Wanita yang memeluknya saat ini pun, tidak mampu membuat hati keras park chanyeol luluh. Perasaan benci itu sudah menjadi penyakit yang mengerogoti tubuhnya dan akan sembuh jika akar dari penyakit itu di bunuh.
Ditinggalkan, di acuhkan dan di buang. Itu mengerikan!!!
Dia tahu, seberapa menakutkan perasaan-perasaan itu dan chanyeol tidak bisa melupakannya, semudah dia di buang oleh satu-satunya wanita yang dia anggap 'ibu'. Perasaan terhianati yang berubah menjadi perasaan dendam yang tidak akan pernah terselesaikan walaupun dia mendapat cinta dari keluarga park dan juga istrinya. Wanita yang menjadi alasan adiknya untuk terluka. Dia bajingan? Kalian memang benar tapi bukankah kalian paham perasaanya.
"kamu sedang memikirkan apa?" Suara wanita itu membuat chanyeol tersenyum dan menaruh tangannya di pipi wanita yang menemani chanyeol selama ini. Dia kabur dari rumah dan terbang ke kanada karena kecemburuannya yang tidak tahu tempat.
"memikirkan masa lalu" Suara chanyeol nyaris terdengar berbisik tapi wendy hanya tersenyum. Menaruh dokumen yang harus di baca oleh chanyeol dan tidak bertanya lebih lanjut, dia hanya ingin chanyeol merasa nyaman di dekatnya.
"kamu tidak menelpon istrimu?" wendy kembali membuka percakapan, menatap chanyeol yang membaca dokumen dengan kaca mata bulat yang bertengger di hidung mancungnya sampai wendy tidak tahan untuk tidak menenggelamkan dirinya dipelukan chanyeol.
Dia ingin mengakhiri semuanya...
Sangat ingin...
"aku sudah mengirim pesan untuknya, olaf"
Chanyeol menaruh dagunya di atas kepala wendy dan tangannya yang lain memeluk pingang wendy. Nyaman sekali, dia merasa pulang ke rumah untuk kedua kalinya. Dia kacau akhir-akhir ini, sooyoung mempengaruhi rencananya dan membuat chanyeol kehilangan arah. Apakah sekarang dia mulai menaruh rasa pada sooyoung?.
Sialan, pemikiran bodoh. Lupakan!!
"Yeollie, harusnya kamu memilih salah satu di antara kami"
Wendy melepaskan pelukan chanyeol, mendongak untuk menatap pria yang jauh lebih tinggi darinya. Dia menyatukan tangannya dengan tangan chanyeol, tersenyum manis dengan tatapan mata memohon.
"Tidak!"
Tangan chanyeol terlepas dengan kasar, rahang yang mengeras dan tatapan mata yang tidak lagi melembut. Dia tidak mengerti, kenapa dia marah padahal wajar jika wendy memintanya memilih. Wanita bodoh mana yang mau bertahan dengan status yang tidak jelas dan wendy sudah mengorbankan banyak hal untuknya. Jarang sekali wendy mengeluh dan mengatakan sesuatu yang jahat apalagi mengusirnya menjauh.
"Dia atau aku, yeollie"
Bibir itu masih tersenyum walaupun terlihat putus asa. Lihatlah, tangan wendy masih meraih tangannya dengan gemetar dan pelan-pelan wanita berdarah korea-kanada tersebut menaruh tangan chanyeol di pipinya, ada titik bening yang menganggu penglihatan chanyeol. Dia sadar telah melukai malaikat yang mencintainya, begitu banyak.
"Hentikan son wendy!!" Chanyeol membentak wendy dan menariknya kepelukannya. Dia merasa terluka untuk wendy, merasa tersakiti dan tersiksa karena tidak sanggup lagi membiarkan wendy terluka.
"kamu yang hentikan park chanyeol!"
Wendy mendorong chanyeol menjauh, perasaan yang dia sembunyikan akhir-akhir ini, meledak tanpa bisa di cegah.
"berhenti, aku mohon. Kamu memelukku terlalu erat sampai aku kesulitan bernapas. Apa yang kamu cari yeol?.." Wendy menghapus air matanya kasar, tidak sekalipun dia goyah bahkan ketika melihat chanyeol berniat memeluknya kembali.
"jangan mendekati ku chanyeol, rasanya melihatmu saja membuat hatiku sakit. Aku sudah menahan semuanya dengan baik dan membiarkan mu terus berada di sampingku bahkan ketika aku tahu, jika setiap malam. Kamu memeluk wanita lain di kasurmu"
"seungwan-ie, Kita hentikan ya?" Chanyeol membujuk, menyentuh bahu wendy lembut dan tersenyum, seolah-olah tidak peduli dengan apa yang barusan dia dengar.
"kamu selalu bersikap seperti ini chanyeol, mau sampai kapan?"
"Aku mohon, jangan berlaku seperti bukan dirimu" Dia melembutkan suaranya, berusaha menahan sisi egois yang ingin memberontak. Wendy tidak akan luluh jika dia ikut marah dan membalas kata-katanya.
"aku lelah menghadapimu yeol. Kamu hanya melihat sisiku yang kamu bentuk seolah aku tidak punya hak atas diriku. Aku tahu kamu membenci keluargamu sangat banyak tapi bukankah itu sudah lama?, kamu sudah membunuh wanita itu di pikiranmu dan apa lagi yang kamu butuhkan?" Pertanyaan wendy membuat chanyeol terdiam cukup lama sebelum akhirnya dia kembali menyadarkan dirinya dan menatap wendy tajam.
"kamu lebih tahu dari orang lain"
"iya, aku tahu tapi sepertinya kamu tidak lagi fokus pada tujuan awalmu. kamu menikmati pernikahan itu bukan?"
Tepat sasaran!
wendy benar, dia menikmati semuanya apalagi ketika dia tahu jika sooyoung hamil. Perasaan senang dan frustasi yang menjadi satu. Perasaan menerima dan memaafkan yang terasa asing muncul membuat dia melarikan diri.
"maafkan aku" Suara yang terdengar lirih sudah mampu menjelaskan semuanya. Wendy melewati chanyeol begitu saja sebelum akhirnya mengatakan sesuatu tanpa berbalik kearah chanyeol sedikitpun.
"aku mengerti yeol. Mari berpisah"
####
Aku bingung mau lanjut atau mulai dari mana cerita ini karena merasa gak dpt feelnya lagi tp karena beberapa dari kalian minta lanjut dan aku tambahin hal baru dari versi aslinya (sebelum aku remake)
Dan tentu dengan ending berbeda
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding (Chanjoy|Remake)
Fanfiction"Jangan menyakitiku terus oppa" kata sooyoung sambil menatap mata chanyeol. "Bagaimana bisa aku berhenti menyakitimu kalo aku bahagia melihat kau menderita park sooyoung" balas chanyeol dengan wajah penuh senyum. Mereka berdua hanya dua orang yang d...