Sudah hampir sebulan chanyeol dan sooyoung saling menghindar satu sama lain. Mereka memang tinggal satu atap tapi untuk saling menyapa saja mereka tidak mau bahkan mereka memilih tidur terpisah. Semenjak pertengkaran mereka hubungan mereka yang awalnya baik-baik saja menjadi rengang. Sebenarnya, sudah berkali-kali chanyeol ingin meminta maaf pada sooyoung tapi ketika sudah dihadapan sooyoung mulutnya terasa terkunci. Dia bingung untuk memulai pembicaraan dengan sooyoung.
"aku pulang!" teriak chanyeol saat membuka pintu apertemennya. Sudah menjadi kebiasaannya mangatakan kalimat tersebut saat sampai di apertemen. Sepi, tidak ada jawaban sama sekali. Chanyeol melangkahkan kaki kedapur dan mengambil minuman untuk meredakan rasa hausnya. Dia tersenyum singkat saat melihat makanan yang masih hangat dimeja dengan note kecil.
"makanlah!" kurang lebih itu tulisan di note tersebut. Walaupun, dia dan sooyoung tidak saling bicara mereka masih tetap bisa berkomunikasi dengan note. Percayalah, itu ide chanyeol yang datang tiba- tiba saat dia ingin berangkat kerja dan bingung bagaimana cara mengatakannya pada istrinya.
Setelah selesai makan dan mencuci piring bekas makanannya chanyeol memasuki salah satu kamar di apertemen itu dan langsung mandi karna tubuhnya terasa lengket lalu, dia memasuki ruangan kerjanya dan bekerja lagi sampai dia lelah. Chanyeol sedang serius membaca dokumen-dokumen yang harus dia tanda-tangani saat sooyoung mengetuk pintu. Dia mengangkat kepalanya dan melihat sooyoung mendekat kearahnya dengan membawa secangkir kopi.
"ini kopimu" kata sooyoung singkat.
Chanyeol menatap istrinya dengan tatapan terkejut setelah, hampir sebulan lamanya dia tidak mendengar suara wanita ini dan akhirnya untuk pertama kalinya dia mendengar suaranya lagi. kenapa tiba-tiba sooyoung mau berbicara padanya. Apa dia juga merasa tidak nyaman dengan situasi mereka yang bisa dibilang aneh.
"terima kasih" kata chanyeol dengan wajah yang masih belum pulih dari keterkejutannya.
Bukannya keluar sooyoung malah mendudukkan dirinya disalah satu sofa yang berada diruangan kerja chanyeol. Seakan mengerti chanyeol langsung menyimpan dokumen yang berada ditangannya dan mendekat kesofa dimana sooyoung duduk dengan tenang. Dia pandangi wajah sooyoung. Wanita itu terlihat kurus mungkin, karna kebanyakan pikiran dan kelelahan mengurus cafenya. Dia sama seperti chanyeol yang menjadikan pekerjaan sebagai pelarian.
"ada yang ingin aku katakan oppa" kata sooyoung dengan intonasi bicara yang sangat tenang tapi wanita tersebut tidak menatap chanyeol sedikitpun malahan melihat kearah kakinya.
Chanyeol tidak mengatakan apapun dia menunggu sooyoung mengatakan apa yang ingin dia katakan. Dia ingin mengetahui apa yang ingin sooyoung utarakan padanya dan apa kalimat pembelaan dari wanita yang berstatus istrinya ini.
"aku tidak akan membantah semua kata-katamu waktu itu ataupun membenarkan yang kulakukan. Aku tahu aku bersalah karna tidak jujur padamu sebelumnya jadi biarkan aku mengatakan semuanya dengan jujur. Seperti yang kau katakan aku memang penghianat dan tidak sepantasnya masih menjalin hubungan dengan pria lain saat aku sudah menjadi seorang istri tapi biarkan aku memberitahu kebenarannya. Taehyung tidak memanfaatkanku opppa malahan aku yang menawarkan bantuan dan tentang balas dendam yang kau katakan. itu tidak ada urusannya dengan mu"
chanyeol menatap mata sooyoung berusaha mencari kebohongan tapi nihil. Masih saja wanita ini membela pria itu bahkan, dia tidak membela dirinya sama sekali dan entah kenapa perasaannya sedikit sakit saat mendengarnya dia bahkan berharap sooyoung lebih baik berbohong saja untuk saat ini daripada berkata jujur.
"apa kau mencintainya?" Tanya chanyeol. Sooyoung terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba chanyeol.
"apa dia seberharga itu di hidupmu?" belum juga sooyoung memikirkan jawaban apa yang harus dia berikan pria dihadapannya ini malah melontarkan lagi pertanyaan selanjutnya.
Sooyoung menghela napas dia bingung sekarang sudah lama dia tidak mendengar pertanyaan seperti ini dari orang lain. Apa dia mencintai taehyung? Tentu saja dia mencintainya tapi entah kenapa kalimat itu tertahan di ujung bibirnya saat melihat ekspresi chanyeol yang sekilas terlihat sedih. Dia tidak bisa mengatakan mencintai taehyung saat chanyeol yang menanyakan hal tersebut.
"Aku juga akan jujur padamu sooyoung-ah. aku juga mencintai wanita lain dan aku menikahimu agar hubunganku dengan wanita itu tetap berjalan seperti semestinya"
"Kenapa?" Tanya sooyoung. Chanyeol hanya menatap sooyoung. Apa nya yang kenapa? Itu maksud dari tatapannya.
"Kenapa kau mengatakannya padaku?" Tanya sooyoung dengan tatapan yang sulit diartikan oleh chanyeol.
"Karna aku ingin jujur padamu"
"Aku tidak butuh kejujuranmu" kata sooyoung yang kini sudah berdiri hendak pergi dari sana. Ada sedikit rasa sedih dihatinya saat mendengar penuturan chanyeol bahwa dia mencintai wanita lain.
Sooyoung bangkit dari tempat duduknya lalu berbalik pergi tapi chanyeol langsung memeluknya dari belakang dan berbisik lirih.
"Aku hanya ingin mengatakan semuanya sooyoung-ah makanya aku jujur padamu. Aku tidak masalah jika kau mencintai pria lain ataupun kau memanfaatkan aku tapi maukah kau memberikan sedikit saja hatimu padaku? Maukah kau memulai hubungan ini dan berlaku egois? Aku tahu kau tidak butuh cinta dariku tapi aku butuh kau dihidupku sooyoung. Aku tidak mengerti dengan perasaanku tapi aku membutuhkanmu sooyoung-ah" kata chanyeol dengan penuh perasaan. Dia memang gila karena ingin sooyoung memberikan perasaannya pada nya yang itu berarti tidak mungkin. Chanyeol paham bahwa dia tidak akan pernah mempunyai tempat dihati sooyoung tapi entah kenapa dia ingin sooyoung berlaku egois dan mau memberikan hatinya sedikit saja untuk chanyeol.
Sooyoung tidak mengatakan apapun dan melepas pelukan chanyeol lalu berjalan keluar tanpa berbalik sedikitpun. Sooyoung tidak tahu apakah dia harus menerima tawaran chanyeol atau tidak karena hatinya tentu saja masih milik taehyung. Sooyoung tidak ingin memulai hubungan apapun dengan chanyeol saat dia masih mencintai taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding (Chanjoy|Remake)
Fanfiction"Jangan menyakitiku terus oppa" kata sooyoung sambil menatap mata chanyeol. "Bagaimana bisa aku berhenti menyakitimu kalo aku bahagia melihat kau menderita park sooyoung" balas chanyeol dengan wajah penuh senyum. Mereka berdua hanya dua orang yang d...